KOMPAS.com - Selain identik dengan saling memaafkan, Lebaran menjadi momen yang tepat untuk merekatkan tali silaturahmi bersama sanak saudara.
Di tengah momen kumpul keluarga sering kali muncul pertanyaan-pertanyaan sensitif dan personal, seperti "kapan menikah?" atau "kapan punya anak?".
Baca juga: Tak Usah Tanya Kapan Nikah?, 4 Topik Lain Hangatkan Momen Lebaran
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini kerap kali dilontarkan oleh sebagian orang ketika kembali bertemu dengan saudara yang jauh.
Lantas, wajarkah menanyakan hal tersebut saat momen Lebaran?
Psikolog Klinis Maria Fionna Callista menilai, dalam budaya Timur, termasuk di Indonesia, pertanyaan tersebut seringkali dianggap sebagai hal yang wajar.
“Kalau wajar atau enggak, sebenarnya itu subjektif banget ya. Tapi di budaya Timur sih, seperti Indonesia, terkesan sangat wajar karena pertanyaan tersebut sebagai bentuk basa-basi,” ujar Fionna saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/3/2025).
Baca juga: Ditanya Kapan Nikah? Saat Lebaran, Begini Menjawabnya Sesuai Kondisi
Ia menjelaskan, sering kali orang yang melontarkan pertanyaan tersebut sebenarnya tidak bermaksud menyinggung.
Banyak dari mereka hanya ingin mencari topik untuk memulai pembicaraan dengan sanak saudara yang sudah lama tidak bertemu.
“Mungkin mereka bingung atau tidak tahu topik apa untuk memulai pembicaraan dengan sanak saudara yang lama tidak bertemu,” katanya.
Sayangnya, niat awal untuk menanyakan kabar dan mengakrabkan diri, sering kali berujung pada pertanyaan yang bersifat lebih personal dan sensitif bagi sebagian orang.
“Niatnya untuk menanyakan tentang kabar terkini dari saudara, tapi secara tidak disadari malah melontarkan pertanyaan yang sifatnya personal dan sensitif,” jelas Fionna.
Baca juga: 5 Cara Menjawab Pertanyaan ‘Kapan Nikah?’ Saat Lebaran
Menurut Fionna, fenomena ini terjadi karena di Indonesia, pertanyaan-pertanyaan pribadi seperti itu telah dinormalisasi sebagai bagian dari budaya dalam pergaulan keluarga.
Meski begitu, ia menyarankan untuk lebih berhati-hati dalam memilih topik pembicaraan saat Lebaran. Tujuannya agar suasana tetap hangat dan tidak menyinggung salah satu pihak.
Sebagai alternatif, pilihlah topik yang lebih netral dan menyenangkan, seperti menanyakan hobi, informasi terkini, atau rencana liburan.
“Tapi karena di Indonesia sudah dinormalisasikan dan budayanya begitu, akhirnya sering muncullah pertanyaan personal saat momen kumpul keluarga,” tandas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang