Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pria Ini Mengalami Infeksi Parah di Leher Setelah Akupunktur

Dalam kasus yang dilaporkan di jurnal BMJ Case Reports, pria itu berobat ke akupuntur untuk menghilangkan rasa sakit dan kekakuan sendi di lehernya atau sakit spondylosis serviks. Setelah lima minggu menjalani akupuntur, pria itu mengalami demam dan nyeri lehernya justru semakin memburuk.

Ia pun dilarikan ke rumah sakit di Australia Barat karena kondisinya terus menurun. Saat dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan leher pria itu telah mengalami selulitis, yaitu infeksi bakteri serius dari kulit yang dapat menyebar dengan cepat hingga ke bagian lain di tubuh jika tidak segera diobati.

Setelah dilakukan tes darah, pria yang tidak disebutkan namanya itu ternyata terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus. Hasil MRI menunjukkan, ia juga menderita septic arthritis, suatu infeksi yang menyerang sendi dan sangat menyakitkan.

Dokter Mark Fisher mengungkapkan, infeksi bakteri bisa berbahaya jika masuk ke aliran darah dan menyebar.

Menurut Fisher, jika infeksi tidak ditemukan lebih awal, bisa menggerogoti tulang di leher, menyebabkan tekanan pada sumsum tulang belakang.

"Infeksi seperti ini memang dapat menyebar dengan cepat," kata Fisher.

Pria itu pun langsung diberikan antibiotik hingga bersih dari infeksi bakteri. Menurut Fisher, sebuah infeksi di kulit memang dapat berasal dari jarum akupuntur. Namun, kasus ini sangat jarang terjadi. Fisher sendiri tak pernah menyarankan seseorang yang menderita spondylosis serviks menjalani akupuntur.

Sementara itu, pejabat kesehatan telah melakukan penyelidikan dengan mendatangi tempat akupuntur pria tersebut. Namun, hasil penyelidikan menunjukkan, ahli akupuntur tersebut telah melakukan terapi sesuai prosedur.

https://lifestyle.kompas.com/read/2016/01/12/140046123/pria-ini-mengalami-infeksi-parah-di-leher-setelah-akupunktur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke