Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wangi Paledang, Parfum Murah yang Dikenal Hingga Malaysia

Di era modern saat ini parfum seakan menjadi barang penting. Namun, untuk mendapatkan parfum yang berkualitas terkadang kita perlu merogoh kocek uang yang tidak sedikit.

Tapi, jangan khawatir, bagi Anda yang ingin mendapatkan parfum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, di Kota Bandung Anda bisa mendapatkannya.

Di sebuah jalan kecil yang dikenal dengan nama Jalan Paledang, terdapat beberapa toko parfum, salah satunya sebuah toko yang sudah terkenal dengan racikan parfumnya sejak tahun 1970.

Toko itu dikenal dengan nama 'Collector Parfum'. Tak sedikit warga luar Kota Bandung seperti, Jakarta, hingga Kalimantan datang ke lokasi ini untuk mendapatkan karakter wewangian parfum yang diinginkan.

Kurang lebih ada sekira 700 jenis wewangian parfum hasil racikan peracik terlatih yang ditawarkan toko itu. Ketika datang ke toko yang kini dikelola generasi ketiga tersebut, Anda bisa langsung meminta wangi parfum yang diinginkan ataupun memilih menu jenis parfum yang ditawarkan dalam menu yang disediakan.

Harganya pun variatif dan terjangkau, mulai dari harga Rp. 35.000 - Rp.100.000 Anda bisa mendapatkan sebotol parfum yang diinginkan.

"Untuk harga tergantung besar kecil botolnya. Untuk botol kecil 35 mili harganya Rp.35.000, botol 50 mili Rp.50.000, dan botol 100 mili Rp.100.000," kata pemilik Parfum Collector yang enggan disebutkan namanya itu.

"Racikannya memang ada khusus, dan itu racikan rahasia. Kalo untuk wanginya variatif, dan memang tak persis sama dengan parfum aslinya, tapi kami jamin mendekati yang asli. Ya cocok-cocokan saja," bebernya.

Untuk wewangian, pemilik toko mengaku terus mengikuti perkembangan parfum, karena setiap tahunnya selalu ada saja wangi baru yang dikeluarkan. Meski begitu, ia tak bisa memprediksi tren parfum karena setiap orang memiliki selera wangi yang berbeda. "Kita tidak bisa prediksi trennya, tapi apabila ada merek parfum baru kami selalu update," ujarnya.

Untuk produk biang yang didapatkannya pun, diakui, merupakan produk berkualitas yang dikirim dari agen yang enggan ia sebutkan. "Biangnya katanya dikirim dari agen, katanya dari luar kota, biasanya dari Jakarta," tuturnya.

Toko Parfum Collector memang telah hadir di Jalan Paledang sudah sejak lama, awalnya toko ini berdiri di Jalan Kolektor dan pindah ke Jalan Paledang pada tahun 1988. Setelah puluhan tahun merintis bisnis keluarga, mulai dari bangunan rumah dengan pelanggan seadanya sampai berbentuk toko dengan pelanggan hingga mancanegara.

Menurut pemilik, toko ini mulai dikenal sejak tahun 1994-1995. Saat itu krisis moneter, harga barang-barang komoditas termasuk parfum pun melonjak naik. Melihat peluang itu, pemilik toko malah menetapkan harga parfumnya di bawah harga jual pasaran.

Dari situlah, toko ini mulai diburu lantaran murah dan dibicarakan masyarakat. Promosi dari mulut ke mulut membuat toko parfum ini terkenal, seiring dengan dikenalnya Jalan Paledang sebagai tempat Collector Parfum.

Buka dari pukul 09.00 - pukul 19.00 WIB, toko ini tak pernah sepi setiap harinya. Selain lokal, pelanggannya pun berasal dari mancanegara. "Ya dari mana-mana, dari singapura, Malaysia juga ada, tapi memang warga Jakarta yang banyak kesini," ungkapnya.

Bagir (28) Superviser parfuMart mengatakan sudah sejak tahun 2000-an Parfumart berdiri dan kini membuka tokonya di Jalan Paledang. Berbeda dengan dengan toko peracik parfum lainnya, Parfumart memiliki larutan khusus dalam meracik parfumnya. "Itu resep rahasia kami," katanya.

Ada sekitar 600-an lebih jenis wewangian yang disediakannya. Harga yang ditawarkan di Parfumart sendiri bervariatif mulai dari Rp. 21.000 - Rp. 196.000 tergantung dari besaran botol yang disediakan. "Kalo kita bahannya dari kantor pusat Jakarta. Bibitnya ada yang dari Paris, Swiss, sama Indonesia, bahkan Timur Tengah juga ada," ungkapnya.

Ia mengaku terus mengikuti perkembangan parfum dan tren pasar yang saat ini sedang diminati. "Pria dan wanita punya selera yang berbeda, kalau wanita sukanya bau yang manis, lembut dan feminim, kalo pria sukanya rempah-rempah, baunya kuat, maskulin," jelasnya.

Bagir mengungkapkan dari 70 persen pelanggannya kebanyakan perempuan dengan usia 16 tahun - 30 tahunan, sedang 30 persennya para pria.

"Biasanya pegawai bank, wanita karier, tapi yang anak SMA juga suka ada," jelasnya.

Pelanggan perempuan lebih banyak menggunakan parfum, karena hal tersebut dapat meningkatkan percaya diri mereka serta membuat nyaman dan menarik perhatian orang lain. "Karakter yang disukai wanita itu kurang lebih berbau buah-buahan atau bunga. Kalau untuk pria rempah memang yang disuka," ujarnya.

Namun, persaingan bisnisnya semakin ketat, karena toko-toko parfum sepertinya kini sudah menjamur di beberapa tempat di Kota Bandung "Kalau di Bandung, parfum sudah menjadi kebutuhan pokok," ujarnya.

Agus (45) warga dayeuh Kolot, Kota Bandung ini merupakan salah seorang langganan setia toko Colector Parfum, setiap habis parfumnya, Agus selalu datang untuk mengisi ulang. "Biasanya sebulan atau dua bulan sekali datang kesini, saya biasa isi ulang disini," katanya.

Menurut Agus, selain murah, kualitas karakter wanginya pun hampir mendekati wangi parfum yang disukainya. "Beda saja sih kalo disini harga terjangkau, lebih awet dan baunya juga hampir sama dengan aslinya," ujarnya.

Ia mencontohkan merek parfum Belagio yang menjadi favoritnya. Lantaran harga aslinya mahal, Agus memilih parfum racikan yang bisa memberi aroma mirip dengan parfum aslinya.

Begitu pula dengan Anindia (17) mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Kota Bandung ini mengaku pelayanan cepat dengan kualitas yang memuaskan menjadi pilihannya memilih tempat toko parfum itu.

Wangi yang manis dan segar menjadi karakter parfum yang disukai Anindia. "Ya seperti mrek victoria secret gitu," kata perempuan asal Leuwi Panjang, Kota Bandung ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/12/05/210000220/wangi-paledang-parfum-murah-yang-dikenal-hingga-malaysia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke