Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemadam Kebakaran yang Bekerja Tanpa Pamrih...

“Semua yang kami kerjakan karena jiwa sosial kami sebagai manusia merasa terpanggil," kata Ati, Komandan Badan Pemadam Kebakaran Bhakti Raya (BPKBR), Jumat (2/3/2018).

Ati (42) dan timnya memang memiliki dedikasi yang tinggi pada tugasnya sebagai pemadam kebakaran, walau mereka bukanlah petugas milik pemerintah daerah.

Dengan perlengkapan seadanya, bahkan sebelumnya mereka tidak berpakaian standar petugas pemadam kebakaran, mereka tetap bersemangat memadamkan api yang mengamuk di daerahnya.

Berbekal baju dan celana panjang, sepatu boots tebal, dan helm—mereka menjadi tumpuan para masyarakat Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Meskipun serba terbatas, mereka konsisten membantu masyarakat sejak tahun 2004, tiga tahun sebelum Kabupaten Kubu Raya dibentuk.

Pembentukan yang diinisiasi oleh mantan Anggota DPRD Heri Effendi dilatari keprihatinan mendalam dengan kondisi daerah yang masuk dalam Kabupaten Mempawah.

Di daerah ini, kejadian kebakaran cukup tinggi, namun tak dibarengi dengan petugas dan armada pemadam kebakaran cukup. Seringkali kebakaran tak tertangani dengan cepat dan membawa korban materil atau jiwa tak sedikit.

Berbekal mesin damkar, tanpa truk khusus—20 petugas mulai berjibaku memadamkan api saat pertama-tama dibentuk. Karena tak memiliki kendaraan, mereka pun sempat meminjam mobil L300 milik Heri untuk menarik mesin sampai ke lokasi kebakaran.

“Sampai akhirnya mobil itu diberikan ke kami dan dimodifikasi menjadi mobil damkar,” cerita Ati.

Bekerja sebagai pemadam kebakaran tidak lah mudah. Apalagi di daerah yang memang rawan terjadi kebakaran. Di daerah Kubu Raya dan sekitar, kata Ati, jika dihitung rata-rata bisa mencapai dua kali kebakaran dalam sebulan.

“Kami harus masuk ke dalam hutan, berhari-hari dan semua dilakukan dengan perlengkapan seadanya,” kata Ati.

Jika merasa lelah, mereka memilih untuk keluar dari hutan sejenak dan bergantian tugas dengan damkar lain, entah dari pemda atau swasta lain. 

Salah satu hal yang membanggakan bagi Ati dan BPKBR adalah berhasil memadamkan sebuah ruko ketika petugas damkar dari pemerintah atau yayasan lain tak bisa menembus tembok bangunan yang tebal. Alhasil air hanya disemprotkan ke atas bangunan dan tak membuahkan hasil.

Ati berpikir keras dan membuat tekanan air lebih kencang hingga akhirnya menembus penahan besi dan membuat air dapat langsung memadamkan api seketika.

“Kami diapresiasi oleh kepala daerah setempat yang datang langsung ke lokasi kebakaran,” kisah Ati.

Tanpa gaji

Ati dan kawan-kawan berprinsip bahwa semua dilakukan tanpa pamrih. Mereka tidak memiliki gaji tetap, tetapi kadang-kadang mendapat sumbangan uang dari donatur atau pemerintah untuk keperluan perbaikan 4 mobil damkar, 1 ambulans dan makan setelah bertugas.

Karena mereka pekerja sosial, rata-rata dari punya pekerjaan di tempat lain, seperti membantu di toko dan lain-lain. Tapi, saat informasi kebakaran tersiar lewat HT, mereka akan segera bergegas berganti pakaian dan meluncur ke lokasi kebakaran.

Salah satu sumbangan mereka dapatkan dari Wismilak Foundation yang memberikan perhatian untuk keselamatan mereka bekerja. 

Beberapa helm diberikan untuk melengkapi perlengkapan keselamatan dan keamanan mereka sebagai petugas damkar.

Semua itu semata-mata agar mereka selamat, dan berkumpul dengan keluarga usai api dijinakkan.

“Kami paham betul kondisi di Kalimantan Barat rawan kebakaran, dan keberadaan para petugas damkar—seperti dari swasta sangat dibutuhkan. Karena itu, kami berusaha memenuhi kebutuhan mereka, terutama pada sisi keselamatan saat bertugas,” ungkap Regional Manager Wismilak area Kalimantan, Agus Widodo.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/05/083500520/pemadam-kebakaran-yang-bekerja-tanpa-pamrih-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke