Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masak Sendiri, Polisi Ini Turunkan Berat Badan hingga 45 Kilogram

KOMPAS.com - Stephen Griffin adalah satu dari banyak pria yang bermasalah dengan berat badannya.

Meski kenaikan berat badannya terbilang lambat, berat badan Griffin memuncak hingga 155 kilogram pada pertengahan usia 20an.

Bobot tubuh yang terlampau berat tentu menjadi masalah dalam hidupnya, apalagi Griffin berprofesi sebagai anggota kepolisian di Irlandia Utara.

Ia kerap menjadi bahan lelucon, dan mendapat ucapan sinis dari banyak orang.

Inilah yang membuatnya sadar, dan terus berjuang menurunkan berat badannya hingga 45 kilogram.

"Saya menjadi sangat malas. Saya tahu berat badan saya akan naik setinggi itu. Tapi, saya tidak punya keinginan atau dorongan untuk berusaha dan mengubahnya," ucapnya.

Sebagai anggota kepolisian, Griffin memiliki sistem kerja shift. Jadi, saat menunggu pergantian shift, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur, menelepon dan makan.

Griffin juga seorang pecinta olahraga. Sayangnya, berat badan yang terus meninggi mengalahkan niatnya untuk aktif bergerak.

Dia selalu menemukan alasan untuk menghindari olahraga, dan lebih memilih menontonnya daripada mempraktikannya.

“Saya lebih memilih menonton olahraga. Saya akan memesan pizza atau masakan China untuk dibawa pulang. Saya membenarkan kebiasaan makan yang buruk dengan cara ini," katanya.

Dengan menggunakan televisi kabel, ia bisa mengakses berbagai pertandingan olahraga yang membuatnya semakin malas bergerak.

Entah bagaimana, Griffin membiarkan semuanya terjadi hingga berat badannya meningkat drastis tanpa disadarinya.

Namun, orang-orang disekitarnya dan semua pakaian lamanya yang semakin sesak seolah menyadarkan dirinya.

Griffin mulai berniat menurunkan berat badan ketika dia harus memakai setelan jas yang tak lagi muat untuknya.

Sang penjahit pun kala itu berkomentar, tubuh Griffin terlalu besar untuk pakaiannya.

Niat Griffin untuk menurunkan berat badan semakin tajam ketika ia berlibur di kepulauan Canary pada bulan Agustus 2018.

“Saya pergi mencari foto liburan, hanya untuk melihat sesuatu yang mengejutkan saya,” kata Griffin.

Saat itu, Griffin tanpa sengaja berfoto dengan memakai kaus biru. Ketika ia melihat hasil fotonya, ia sangat terkejut karena kaus hijau yang dipakainya nampak sangat ketat.

"Melihat itu, saya berpikir ‘apakah itu yang dilihat orang ketika mereka melihat saya?’" tambahnya.

Pada minggu yang sama, Griffin kembali menjadi objek lelucon oleh seorang rekan kerja karena berat badannya dan pola makannya.

“Itu sangat mengganggu saya pada saat itu, dan saya tak lagi menganggap itu bercanda," ucapnya.

Bagi Griffin, semua komentar negatif itu menjadi semacam rutinitas kecil yang menggugah hatinya untuk segera melakukan aksi nyata.

Griffin mulai berusaha menurunkan berat badan dengan berfokus pada hasil akhir yang positif.

Ia berhasil menurunkan berat badan hingga 45 kilogram dan memiliki pandangan baru tentang hidup.

Setelah mendengar berbagai lelucon tentang berat badannya dan melihat foto liburannya, Griffin menghubungi seorang temannya, Paul Dermody, yang berprofesi sebagai pelatih pribadi.

"Saya mengirim pesan padanya yang merupakan tanda jika saya tak bisa memperbaiki diri sendiri namun tetap menunjukan jika ia ingin berubah," ucapnya.

"Banyak yang mengatakan mereka 'ingin' menurunkan berat badan — bagi saya, saya 'perlu' menurunkannya," tambahnya.

Dermody dengan sigap membantu Griffin dengan memintanya mencatat semua yang dia konsumsi lewat aplikasi.

Cara ini pun berhasil menunjukkan kepada Griffin jika semua makanan favoritnya sangat tak sehat.

Dermody berusaha membantu Griffin untuk menerapkan pola makan yang lebih seimbang dan mencapai defisit kalori setiap hari.

Untuk olahraga, Demrody meminta Griffin untuk berjalan setidaknya 10.000 langkah setiap hari, tak ada lagi duduk berjam-jam di depan televisi atau saat pergantian shift kerja.

Perubahan sederhana yang membawa pengaruh signifikan bagi Griffin terjadi, ketika ia mulai membawa bekal makanan sendiri.

Dia memasak dan menyiapkan sendiri apa yang ia makan.

"Cara ini sangat membantu karena saya mengetahui apa saja yang saya masak, dan jika saya sudah meluangkan waktu untuk memasaknya, saya akan lebih merasa ingin memakannya sendiri," ungkap dia.

Dalam beberapa minggu pertama, Griffin melihat adanya penurunan berat badan.

Ia berhasil membuat perubahan signifikan hanya dengan lebih banyak bergerak dan berolahraga, disertai dengan pengurangan kalori yang baik.

Kebahagiaan Griffin semakin bertambah ketika ia melihat semua pakaian yang sempit kini bisa ia kenakan kembali.

“Saya melihat perbedaan pada diri saya setelah sekitar satu bulan, rekan kerja mulai berkomentar setelah dua bulan," ucapnya.

Grififn menambahkan, ia memiliki banyak momen bahagia saat menjalani proses penurunan berat badan.

"Bagi saya, momen 'wow' pertama saya ada saat Natal, sekitar empat bulan ketika saya memesan pakaian, dan tiba-tiba menyadari pakaian itu sekarang terlalu besar," ungkapnya.

hanya dalam empat bulan menjalani proses penurunan berat badan, Griffin bisa kembali memakai pakaian lamanya tanpa perlu memodifikasinya kembali.

Perubahan yang dialaminya ini tentu menimbulkan kebanggaan dalam dirinya.

Setelah tujuh bulan berlalu dengan semua usaha dan dukungan orang-orang di sekitarnya, kini berat badan Griffin hanya berkisar 110 kilogram.

Ia terus ingin mempertahankan komitmen yang ia buat hingga berat badannya mencapai 89 kilogram.

"Ini tentang perbaikan — menjadi lebih baik dari saya kemarin, atau minggu lalu, atau bahkan enam bulan yang lalu, yang untungnya, ini bukan hal sulit," ucap Griffin.

Griffin berniat untuk menurunkan berat badan demi masa depannya. Sejak berat badannya mulai turun, kepercayaan diri Griffin pun semakin bertambah.

Ia merasa kembali seperti sedia kala. Menurutnya, siapa pun bisa merasakan apa yang dirasakannya. Yang perlu dilakukan hanyalah segera memulai aksi nyata.

"Susun tujuan. Tidak harus spesifik, tetapi fokus pada sesuatu," sarannya.

Griffin menambahkan, pada hari-hari tertentu pasti muncul rasa malas untuk berolahraga, atau tak ingin menikmati makanan sehat. Namun, semua itu bukan masalah besar.

“Kalian tak bisa hidup selama 60 atau 70 tahun tanpa mengidam makanan tertentu," ucapnya.

Namun, Griffin menyarankan untuk menanyakan kepada diri sendiri alasan kita mulai berkomitmen, bagaimana rasanya saat pertama kali melihat perubahan, dan apakah ini akan mendekatkan kita pada tujuan.

“Bersabarlah. Itu tidak akan terjadi dalam semalam. Temukan cara untuk menikmati prosesnya, apakah itu diet aktual yang cocok untukmu, atau olahraga," tambahnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/28/194710520/masak-sendiri-polisi-ini-turunkan-berat-badan-hingga-45-kilogram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke