Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tidak Hanya Gaya Hidup, 9 Hal Ini Juga Bisa Menyebabkan Obesitas

KOMPAS.com - Banyak orang menyalahkan gaya hidup sebagai penyebab obesitas. Padahal, banyak hal lain yang juga memicu kondisi ini.

Obesitas bukanlah sekadar kelebihan berat badan, dan merupakan kondisi medis yang memerlukan penanganan secara tepat.

Mengenali penyebab obesitas yang dialami, merupakan langkah awal untuk menentukan cara menurunkan berat badan yang paling tepat, sesuai kondisi tiap orang.

Semakin cepat obesitas diatasi, maka risiko kemunculan penyakit berbahaya lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung pun akan berkurang.

Makan berlebihan dan jarang olahraga adalah penyebab obesitas yang sudah umum diketahui. Tapi tahukah kamu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain berikut ini?

1. Kurang tidur

Kurang tidur bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas. Tidak hanya pada orang dewasa, dampak ini juga bisa dirasakan oleh anak-anak, sejak usia lima tahun.

Saat kurang tidur, akan terjadi perubahan cara kerja hormon di dalam tubuh. Perubahan tersebut membuat nafsu makan menjadi bertambah.

2. Faktor genetik atau keturunan

Individu yang memiliki orangtua maupun kakek dan nenek dengan kondisi obesitas, berisiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa.

Selain itu, ibu yang saat mengandung mengalami kenaikan berat badan berlebihan, juga berisiko lebih tinggi memiliki anak obesitas.

3. Gangguan hormon

Rasa lapar dapat muncul karena adanya aktivitas dari hormon ghrelin. Pada orang yang obesitas, hormon ini tidak bisa bekerja secara sempurna, sehingga keinginan untuk makan, menjadi lebih besar.

Selain hormon lapar, di tubuh kita juga terdapat hormon yang mengatur rasa kenyang. Hormon ini disebut dengan leptin. Orang yang obesitas, dapat mengalami suatu kelainan, yang mengakibatkan hormon leptin tidak bisa bekerja secara baik.

Kelainan tersebut membuat otak tidak bisa membaca hormon leptin yang dihasilkan, sehingga membuat kamu terus menerus merasa lapar dan mendorong untuk makan lebih banyak. Inilah yang membuat gangguan hormon bisa menjadi penyebab obesitas.

4. Kebiasaan masa kecil

Beberapa faktor dari masa kecil, ternyata juga berpengaruh terhadap risiko obesitas seseorang. Anak yang lahir melalui persalinan Caesar, berisiko lebih tinggi mengalami obesitas.

Selain itu, bayi yang lebih banyak minum susu formula juga lebih berisiko mengalami obesitas, dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI. Sebab, kedua hal tersebut akan memengaruhi pembentukan bakteri di usus, yang kemudian akan berpengaruh pada proses penyimpanan lemak di tubuh.

5. Konsumsi obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan, dapat menjadi penyebab obesitas. Jenis obat tersebut antara lain:

  • Obat antidepresan, untuk mengatasi depresi
  • Obat antikonvulsan, untuk mengatasi kejang
  • Obat diabetes
  • Obat yang mengandung hormon, seperti pil kontrasepsi
  • Obat penurun tekanan darah
  • Obat steroid

6. Bakteri di usus

Pada organ pencernaan di tubuh, terdapat beragam jenis bakteri yang bisa membantu proses pencernaan. Namun, pada orang dengan obesitas, jenis bakteri ini berbeda dari orang lain, yang memiliki berat badan normal.

Bakteri pada individu yang obesitas, bekerja lebih cepat dalam mengambil energi dari makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, kadar kalori dari makanan tersebut menjadi meningkat, sehingga tubuh akan menyimpan lebih banyak lemak.

7. Faktor psikologis

Bagi beberapa orang, kondisi emosional bisa memengaruhi pola makan. Tidak jarang, seseorang menjadi banyak makan ketika stres, sedih, bosan, atau marah.

Sekitar 30% penderita obesitas bermasalah dengan kondisi psikologis, dan menjadi makan secara berlebihan.

8. Menderita penyakit tertentu

Beberapa penyakit bisa meningkatkan risiko seseorang menjadi obesitas, seperti:

  • Hipotiroidisme
  • Resistensi insulin
  • Polycystic ovary syndrome (PCOS)
  • Cushing syndrome
  • Prader-willy syndrome

9. Faktor lingkungan dan sosial

Lingkungan juga bisa menjadi faktor yang memengaruhi seseorang menjadi obesitas. Pada individu yang kekurangan uang untuk membeli makanan sehat atau tidak memiliki tempat yang aman untuk berolahraga, risiko obesitasnya bisa meningkat.

Bagaimana caranya mengetahui jika kita obesitas?

Untuk menentukan seseorang obesitas atau tidak, ada banyak hal yang harus diukur dan dipertimbangkan. Artinya berat badan yang berlebih bukanlah satu-satunya faktor yang dinilai.

Jika kita memeriksakan diri ke dokter, dokter juga akan mengukur lingkar pinggang kita, karena tumpukan lemak di perut berisiko menimbulkan berbagai penyakit.

Selain itu, kondisi obesitas juga ditentukan oleh indeks massa tubuh (IMT) yang kita miliki. IMT diukur dengan menggunakan rumus berat badan (dalam kilogram), dibagi dengan tinggi badan kuadrat (dalam meter).

Untuk orang Indonesia, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan rentang IMT untuk perempuan, sebagai berikut.

  • Kurus: < 17 kg/m²
  • Normal: 17-23 kg/m²
  • Kegemukan: 23-27 kg/m²
  • Obesitas: >27 kg/m²

Sementara itu untuk pria, berikut ini ukuran rentang IMT-nya.

  • Kurus: < 18 kg/m²
  • Normal: 18-25 kg/m²
  • Kegemukan: 25-27 kg/m²
  • Obesitas: >27 kg/m²

Langkah awal untuk keluar dari lingkaran obesitas

Menurunkan berat badan memang bukanlah hal yang mudah. Namun, selama kamu memiliki tekad yang kuat, maka akan ada metode diet untuk menurunkan berat badan yang cocok.

Selain mengenali penyebab obesitas, salah satu langkah menurunkan berat badan yang tingkat keberhasilannya cukup tinggi, adalah melalui konsultasi dengan dokter.

Dokter juga dapat merujuk pada ahli gizi, yang dapat membantu mengatur pola makan yang sesuai, untuk menurunkan berat badan.

Sebelum menjalani perubahan tersebut, kamu dapat menuliskan makanan maupun minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini dapat membantu melihat lebih jelas mana kebiasaan yang perlu diubah.

Mulai lebih aktif bergerak, juga merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan. Kamu tidak perlu pergi ke pusat kebugaran untuk berolahraga. Kamu bisa mulai dengan melakukan hal-hal sederhana, seperti lebih banyak berjalan kaki.

Jika merasa kesulitan menurunkan berat badan, kamu dapat berkonsultasi ke dokter mengenai kondisi ini. Ada beberapa jenis obat yang memang dapat digunakan untuk membantu menurunkan berat badan.

Obat tersebut bekerja dengan cara menekan nafsu makan, atau mencegah penyerapan lemak di tubuh. Namun, penggunaan obat tersebut juga tetap harus disertai dengan pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/25/133935020/tidak-hanya-gaya-hidup-9-hal-ini-juga-bisa-menyebabkan-obesitas

Terkini Lainnya

Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com