Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Energi Kebebasan dalam Koleksi Terbaru Onitsuka Tiger

BANGKOK, KOMPAS.com - Sore itu, di akhir bulan Juni, kota Bangkok diselimuti awan gelap. Menjelang senja, angin yang membawa butir-butir air mulai berhembus di sekitar bangunan tempat kami berada, sekitar 5 menit jalan kaki dari Sungai Chao Praya.

Namun suasana sendu itu bertolak belakang dengan hingar bingar dalam ruangan bernama Warehouse yang berbentuk seperti gudang besar yang dipakai untuk party.

Orang-orang dengan pakaian keren dan modis berkumpul di situ, menanti pesta dimulai. Hampir semua memakai sepatu Onitsuka Tiger berbagai rupa.

Lampu kerlap-kerlip bermacam warna sudah disorotkan, dan suara musik berdentum-dentum sudah terdengar. Lagu Light My Fire dari The Doors seakan mengundang kami untuk makin mendekat.

Ya, sore itu memang ada fashion show untuk memperkenalkan koleksi terbaru Autumn Winter 2019 dari Onitsuka Tiger. Sesuai tema koleksi tersebut, yakni Downtown Rave, maka pagelaran juga dibuat mirip pesta underground tahun 90-an.

Semua orang tampil maksimal dengan gaya yang bebas. Tak ada yang mengolok atau menganggap lucu. Dan energi kebebasan itu terasa sesuai dengan koleksi baru yang dihadirkan brand asal Jepang tersebut.

Menurut Andrea Pompilio, desainer Onitsuka Tiger, koleksi ini memang terinspirasi dari rave, semacam pesta ilegal jaman itu.

"Saat muda saya suka mengikutinya di tempat asal saya di dekat Riccione, Italia. Riccione itu seperti Ibiza-nya Italia. Banyak club disko, pesta, undergorund culture. Saat itu saya berusia 16 tahunan dan menjadi momen paling gila, di mana saya ikut banyak rave party, mengecat rambut, memakai celana warna emas dan lainnya.

Ketika para model muncul, maka tampaklah bahwa koleksi kali ini didominasi paduan bahan glossy dan dof atau matte untuk busana. Warna-warna cerah digabung rona yang padam. Hasilnya unik.

Kami sempat menanyakan soal sepatu-sepatu bersol tebal yang mirip dengan tren kekinian yang diusung brand lain. Apakah itu sesuai dengan gaya Onitsuka yang kental dengan model sederhana gaya Jepang?

Menurut Ryoji Shoda, senior general manager Onitsuka Tiger, sepatu-sepatu ber-sol tebal itu memang sesuatu yang baru, walau Onitsuka sendiri memiliki ribuan koleksi yang tak banyak diketahui orang.

"Kami sebenarnya memiliki lebih banyak koleksi sepatu daripada yang dikira orang, dan kebanyakan memang model (sol)nya tipis. Jadi sepatu yang chunky memang termasuk baru bagi kita. Bahkan beberapa orang di perusahaan kami bertanya apakah ini benar sepatu Onitsuka Tiger? Tapi kami rasa kami bisa membawa aksen tebal itu dalam koleksi yang akan muncul ini," ujarnya.

Shoda menyebutkan, setiap kali Onitsuka meluncurkan koleksi, maka ada dua style yang berbeda, yakni heritage line dan new/tren collection.

Koleksi heritage adalah koleksi yang diambil dari seri-seri awal saat Onitsuka berdiri. Koleksi ini dihadirkan kembali dengan teknologi, bahan, atau warna baru, namun tetap menjaga gaya aslinya.

Yang termasuk di dalamnya antara lain seri Mexico 66 yang terkenal, seri Tiger Corsair, GSM, California dan lainnya.

Sedangkan yang dilakukan Andrea Pompilio adalah menciptakan dan mendesain koleksi baru, yang akan dijadikan koleksi musiman atau seasonal. Nah koleksi yang akan dihadirkan ini adalah koleksi musim gugur dan dingin 2019.

Walau memiliki kebebasan dalam merancang, namun Andrea sendiri mengaku ia selalu mengabungkan inspirasi yang datang dari dirinya dengan desain-desain lama Onitsuka yang pernah ada.

"Tapi sepatu chunky dan tinggi ini juga terinspirasi dari koleksi lama Onitsuka Tiger boots, tapi kami memadukan boots dengan sneakers," jelasnya.

"Yang penting bagi saya dari koleksi ini adalah selalu bergerak bersama Onitsuka Tiger. Setiap musim kita bisa memunculkan ide baru, konsep baru, inspirasi baru, tapi kata yang dipakai selalu sama," ujarnya

"Selain itu, kita juga memiliki banyak koleksi heritage pada setiap musim yang hadir sebagai koleksi ikonik, namun konsepnya selalu sama," lanjut pria asal Italia itu.

Memang, dalam koleksi ini terlihat seri-seri yang mengingatkan kita pada sepatu lama Onitsuka, seperti Rebilac Runner yang dibikin kekinian dengan sol tebal.

Salah satu yang masih terlihat seperti aslinya adalah seri Tai Chi, dengan sol tipis, sepatu kuning yang pernah dipakai Bruce Lee dalam film Enter The Dragon. Sepatu ini mirip seri Mexico 66 yang dikenakan Uma Thurman dalam Kill Bill.

Mengenai hal ini, Ryoji Shoda mengatakan bahwa kenyamanan adalah pertimbangan utama.

"Kami selalu memikirkan sepatu kami sebagai sepatu yang sangat nyaman dipakai. Ketika kita berbicara tentang sepatu untuk jalan, biasanya orang berpikir soal desain yang tidak terlalu fashionable. Tapi yang ingin kita lakukan adalah menghasilkan sepatu yang tidak hanya nyaman namun juga desain yang bagus dan keren. Itulah yang membuat Onitsuka Tiger berbeda."

Menurut Shoda, beberapa sepatu memang terlihat sangat slim atau terlihat sempit, tapi ketika orang memakainya, ternyata rasanya sangat nyaman. Sedangkan seri lain barangkali terlihat chunky dan berat. Tapi saat dipakai, ternyata nyaman dan ringan. Jadi apa yang terlihat dan rasa saat memakainya bisa sangat berbeda.

Nah bila kamu ingin mencobanya, koleksi Autumn Winter 2019 ini tersedia mulai Juli 2019. Salah satu yang sudah muncul adalah Rebillac Runner. Tertarik?

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/30/182315520/energi-kebebasan-dalam-koleksi-terbaru-onitsuka-tiger

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke