Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bermodal Rp 30.000, Rima Bangun Bisnis Kaus Kaki Beromzet Rp 200 Juta

Ia mendirikan "Your Socks" pada 2013, saat duduk di bangku kuliah, jurusan manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung.

“Dulu, uang saku dari orangtua hanya Rp 200.000 seminggu atau sekitar Rp 15.000 sehari."

"Itu dah sama bensin, uang jajan, dan lain-lain,” ujar Rima kepada Kompas.com di Bandung, Senin (14/10/2019) kemarin.

Padahal, jadwal perkuliahan sering kali berlangsung seharian penuh, Akibatnya, uang saku Rima kerap tidak cukup.

Ada kalanya, demi berhemat, saat bermain dengan teman-temannya ia hanya memesan teh manis atau nasi goreng.

Dari sana, ia kemudian berpikir untuk menambah uang jajan dengan berbisnis di bidang fesyen. Beberapa produk terlintas di benaknya, mulai dari baju, sepatu, hingga sejumlah aksesoris.

Akhirnya, pilihan jatuh pada kaus kaki. Sebab, dia berpikir, kaus kaki adalah salah satu item yang biasa dikenakan sepanjang hari.

“Aku buka PO, kemudian nyari kaus kaki ke pasar kaget selama dua tahun. Orang-orang di pasar kaget sampai dah kenal gitu sama aku,” tutur dia.

Hari demi hari, pemesanan kaus kakinya bertambah. Dari yang awalnya bermodal Rp 30.000, ia bisa menambahnya menjadi lebih besar. Uang jajan pun bisa bertambah beberapa kali lipat.

Perjuangan keras

Untuk menghindari biaya kuliah, Rima kemudian memacu pengerjaan skripsi. Dalam dua pekan, tanpa tidur, ia menyelesaikan skripsinya, hingga dinyatakan lulus.

“Saat wisuda gak kebeli sepatu. Akhirnya heels yang lama pake double tape, terus aku siram pake gliter biar warnanya matching dengan kebaya aku,” tutur lulusan SMAN 5 Bandung ini.

Selepas lulus tahun 2015, ia langsung bekerja di sebuah perusahaan sambil menjalankan bisnis kaus kaki.

Dia mulai mengubah sistem PO menjadi ready stock, dan dari perorangan menjadi sistem reseller.

Saat itu, statusnya pun berubah menjadi tulang punggung keluarga yang harus menghidupi orangtua dan membiayai kuliah sang adik.

Ia bekerja dari pukul 8.00 hingga 17.00, dan tiba di rumah sekitar pukul 19.00 WIB. Setelah istirahat satu jam, ia membungkus kaus kaki hingga pukul satu dini hari.

Sekitar pukul dua biasanya ia sudah sampai di jasa pengiriman, dan baru rampung pukul tiga pagi.

Setelah semuanya beres, ia pulang, dan kemudian beristirahat hingga pukul enam pagi. Dia lalu bersiap pergi bekerja. Mega menjalankan rutinitas itu setiap hari selama setahun.

“Aku anak broken home. Ayah ibuku pisah sejak lama. Saat itu yang ada dalam pikiranku, aku harus berjuang keras agar rumah papa tidak terjual, agar adikku bisa kuliah,” imbuh Rima.

Omzet Rp 200 juta

Ia kemudian menggunakan tabungannya untuk mengubah sistem, mempercepat pengiriman, memproduksi sendiri, lalu menggenjot bisnisnya.

Salah satunya dengan penggunakan hashtag di Instagram, dan mengendorse selebgram.

Rupanya postingan dan hashtag ini mengundang selebgram lain untuk menggunakan produknya.

“Mereka (selebgram) mau beli. Aku bilang ga usah, tapi aku minta tolong story-in. Jadi dapat promosi gratis, dipake selebgram, alhamdulillah omzet melesat,” katanya.

Saat ini produksi kaus kakinya sekitar 3.000-4.000 lusin per bulan. Itu artinya, rata-rata omzet per bulan Rp 130 juta-150 juta.

Bahkan untuk bulan-bulan tertentu, seperti pergantian tahun ajaran, Rima mengantongi omzet hingga Rp 200 juta per bulan.

“Kalau bisnis kaus kaki, saat musim sekolah tinggi, tapi saat musim lebaran anjlok sampai 50 persen."

"Aku nyiasatinnya, Januari-Maret saving. April sampai Lebaran aku kasih promo. Lumayan buat naikin penjualan, meski profitnya turun,” ungkap dia.

Dari hasil kerja kerasnya itu, ia berhasil melanjutkan kuliah di Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Insitut Teknologi Bandung (ITB).

Ia pun menghadiahkan sebuah rumah untuk ibunya dan menyekolahkan adiknya.

Charity dan London

Hasil penjualan Your Socks, salah satunya adalah untuk charity. Rima kerap mendatangi lokasi bencana alam untuk memberikan bantuan.

Ia juga membiayai anak-anak putus sekolah agar bisa melanjutkan sekolahnya. Seperti anak-anak di daerah Kedung Dawa, Indramayu.

Anak-anak di daerah yang belum teraliri listrik itu, biasanya hanya sekolah hingga SD. Setelah lulus mereka akan bekerja di sawah membantu orangtuanya.

Dengan cara social enterprise ini pula, ia akan masuk ke pasar London tahun ini. Ia bekerjasama dengan temannya di London untuk mengambil pasar London.

“Saat ini Yous Socks baru dijual di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam,” ungkapnya.

Ketika ditanya darimana Rima belajar bisnis, ia menjawab sejak SMA sudah senang berjualan. Salah satunya, dia berjualan pakaian bekas di pasar kaget Gasibu Bandung.

“Seneng aja jualan. Daripada ngabisin uang, mending hasilin uang. Uang itu bisa digunakan untuk jalan-jalan sama temen malam hari, atau keesokan harinya setelah jualan,” kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/15/162027020/bermodal-rp-30000-rima-bangun-bisnis-kaus-kaki-beromzet-rp-200-juta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke