Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nurman, Pria Putus Kuliah yang Bikin Sepatu Ceker Ayam Mendunia...

KOMPAS.com – Nama Nurman Farieka Ramdhani (24) menjadi perbincangan, baik di antara pelaku industri fesyen Tanah Air, maupun para netizen di dunia maya.

Mudah diterka. Mereka -umumnya, membahas material yang dipakai Nurman untuk membuat sepatu, yakni kulit ceker ayam.

Bahan yang selama ini menjadi limbah, diubah menjadi sepatu yang bernilai tinggi. Kepada Kompas.com, Nurman menceritakan awal mula bisnisnya.

“Dulu saya kuliah di Universitas Widyatama, tapi saya nakal. Berbagai hal negatif pernah saya coba.”

Begitu kata Nurman di sela-sela Pelatihan dan Workshop UMKM Benua Niaga-PT Angkasa Pura II di Bandung, akhir pekan lalu.

Kondisi itu mamaksa dia berhenti kuliah di semester II. Keputusanitu tentu saja ditentang orangtua, terutama sang ayah.

Bahkan, Nurman sempat mengalami perang dingin dengan sang ayah. Mereka sama sekali tidak saling menyapa. Uang jajan pun diputus.

“Enggak sampai kabur dari rumah. Tetap pulang karena harus makan,” kata Nurman sambil tersenyum mengingat masa lalunya.

Suatu hari, ia bermain ke rumah teman dan diberi dompet. Begitu pulang, ia memerhatikan dompet tersebut.

“Untuk apa dompet, kalau tidak ada isinya. Akhirnya saya menjual paksa dompet tersebut ke teman saya Rp 150.000,” imbuhnya.

Uang tersebut ia belikan bahan untuk membuat gelang dan berbagai aksesoris, dan kemudian menjualnya. Modal itu terus ia putar, namun pada akhirnya dia bangkrut.

Dalam setahun, setidaknya empat usaha yang dirintisnya bangkrut. Kerugiannya bukan main, mencapai ratusan juta.

“Agar produk ini menempel, jadi teman hidup (orang yang memilikinya),” tuturnya.

Sambil menjalankan sepatu kanvas, ia tertarik dengan hasil penelitian sang ayah 20 tahun lalu.

Saat itu ayahnya yang berkuliah di Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta mengembangkan kulit ceker ayam sebagai raw material.

Kala itu penelitian dilakukan diBalai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, Yogyakarta.

Selama satu tahun Nurman melakukan penelitian, dan akhirnya menjadikan bahan tersebut untuk material sepatu.

Ia meminjam uang dari ayahnya, dan pada 2017 baru meluncurkan produk ke pasaran.

Sesuai dugaan, sepatu tersebut diterima pasar. Apalagi penampilan kulit ceker ayam dan teksturnya mirip dengan kulit ular.

Malah bisa dibilang, kulit ular lebih rawan terkelupas dibanding ceker ayam.

Tak hanya itu, penggunaan ceker ayam diharapkan bisa mengurangi penjualan kulit ular dan buaya, demi kelestarian fauna, dan menjaga ekosistem.

Tentu saja, kulit ceker ayam tersedia berlimpah. Ia mengambil kulit ceker ayam dari pengepul di Pasar Kembar, dan tukang sayur yang lewat di depan rumahnya.

Bahkan, di warung-warung ayam goreng, kulit ceker ayam kerap menjadi limbah dan dibuang begitu saja. Artinya, bahan baku ini berada di banyak tempat.

Kulit ceker ayam yang digunakan berukuran lebar dan besar untuk memudahkan pengerjaan. Untuk itu dibutuhkan bobot ayam seberat -minimal, dua kilogram.

Kulit tersebut dibersihkan kemudian melalui proses penyamakan sekitar 14 hari untuk mengubah kulit mentah menjadi kulit tersamak.

Proses ini membutuhkan campuran tujuh bahan kimia. Untuk satu sepatu, dibutuhkan 20-80 kulit ceker ayam.

Harganya sepatunya sendiri dipasarkan antara Rp 400.000 hingga Rp 6 juta per pasang.

Selain Indonesia, sepatu ceker ayam ini bisa membawa Indonesia mendunia.

Buktinya, sepatu ini sudah menembus banyak negara seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong, Brazil, Perancis, Inggris, dan Turki.

“Kemampuan produksi saat ini 40 pasang per bulan. Permintaannya lebih tinggi dari itu,” cetus dia.

Ke depan, Nurman berniat meningkatkan produksi menjadi 500 pasang per bulan. Untuk mendapatkan jumlah itu, ia bakal melibatkan banyak vendor.

Misal, ada yang bagian insole, upper, dan lainnya. Untuk pemasaran, ia akan tetap menggunakan mekanisme online.

“Sekarang Hirka fokus pada sepatu kulit ceker ayam ini. Kami terus mengembangkan artikelnya,” imbuh dia.

Lantas, demi meningkatkan usahanya, ia bergabung dengan Komunitas Benua Niaga yang menaungi berbagai UMKM di Bandung.

Nurman berharap langkah ini ini bisa membiuat bisnisnya lebih cepat berkembang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/06/163328220/nurman-pria-putus-kuliah-yang-bikin-sepatu-ceker-ayam-mendunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke