Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesaksian Mereka yang Pulih dari Virus Corona, Apa yang Sempat Dirasa?

Kekhawatiran atas pandemi ini terus meningkat, namun seberapa buruk sebenarnya virus corona ini?

Tingkat keparahan gejala bisa bervariasi secara dramatis, dari ringan hingga sangat berat seperti tercekik.

Namun, sebaiknya kita tidak melupakan bahwa ada pula banyak orang di luar sana yang berhasil sembuh dari infeksi virus corona.

Beberapa di antaranya menceritakan bagaimana gejala yang mereka rasakan saat mengalami penyakit yang diwaspadai secara global itu:

1. Jaimuay Sae-ung (73)

Jaimuay Sae-ung adalah warga negara Thailand pertama yang terjangkit virus corona. Ia mengalami sakit pada Desember lalu.

Jaimuay mengalami demam dan batuk parah, kemudian menderita pneumonia saat berada di karantina. Ia baru tahu menderita virus corona setelah datang ke rumah sakit.

"(Saat tahu) saya sedikit terkejut, lelah, dan tidak bisa makan," ungkapnya.

Setelah 10 hari, kondisi Jaimuay telah membaik, dan perawatannya diberhentikan setelah dua hasil tes negatif.

2. Carl Goldman (67)

Carl Goldman dari Santa Clarita, California berada di kapal pesiar Diamond Princess dan kemudian dinyatakan positif memiliki virus corona.

Dia mengatakan, virusnya tidak seburuk yang dikhawatirkan banyak orang.

Saat itu, Goldman mengalami demam dan sedikit batuk selama penerbangan kembali ke Amerika Serikat, dan dikarantina saat tiba.

Namun, menurut dia, rasa sakit yang pernah dialaminya dan masih teringat adalah ketika menderita bronkitis beberapa tahun lalu.

"Ini jauh lebih mudah. Saya tidak kedinginan, tidak ada tubuh yang sakit. Saya bernapas dengan mudah dan tidak mengalami hidung tersumbat," kata dia.

Saat itu, lanjut Goldman, dadanya terasa kencang dan ia menderita batuk.

Namun, jika berada di rumah dengan gejala seperti itu, ia merasa tetap bisa beraktivitas ke luar rumah seperti biasa.

Setelah mengalami sakit selama satu bulan, Carl sekarang tidak lagi memiliki gejala, tetapi masih dinyatakan positif.

"Saya harus diuji tiga hari berturut-turut negatif agar bisa dinyatakan bebas. Tapi, saya tidak akan memiliki virus ini selamanya," ujar Goldman.

3. Marc Thibault (48)

Marc, warga Rhode Island, AS yang berprofesi sebagai guru sekaligus wakil kepala sekolah, memimpin kunjungan lapangan sekolah ke Italia, Prancis dan Spanyol bulan lalu.

Ia kemudian dirawat di rumah sakit pada 27 Februari, lima hari setelah dia kembali ke rumah.

Seminggu kemudian dia didiagnosis menderita virus corona. Marc mengatakan penyakit itu telah menimpanya seperti badai.

"Kamu merasa seperti sesak napas dan panik karena tidak bisa bernapas. Rasanya seperti satu inci dari kematian," ungkap dia.

4. Liz Schnedier (37)

Liz terkena virus corona setelah menghadiri pesta rumah rekannya di Seattle.

Menurut dia, di sana tidak ada yang batuk atau bersin tetapi 40 persen tamu menjadi sakit dalam tiga hari setelahnya.

Dalam sebuah unggahan Instagram pada hari Senin, Liz menggambarkan gejala-gejala yang dialaminya, seperti sakit kepala, demam, sakit tubuh parah, nyeri sendi, dan kelelahan parah.

“Saya mengalami demam yang melonjak pada malam pertama ke 39 derajat Celcius dan akhirnya turun ke 37 derajat Celcius," ungkap dia.

Suatu hari Liz merasa perutnya mual. Setelah demam hilang, ia masih merasakan hidung tersumbat dan sakit tenggorokan.

Total durasi penyakit yang dialaminya adalah 10-16 hari. Meski begitu, Liz hanya merawat dirinya sendiri di rumah.

"Saya tidak dirawat di rumah sakit. Saya bahkan tidak pergi ke dokter karena saya sembuh sendiri."

"Dan saya rasa itu hanya jenis flu yang berbeda dari yang saya telah lindungi dengan vaksin flu," kata dia.

5. Bridget Wilkins (29)

Bridget terbang ke Australia melalui Singapura untuk pernikahan seorang teman pekan lalu.

Dia sekarang dikarantina di rumah sakit di Brisbane setelah dinyatakan positif Covid-19.

Bridget menderita sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kelelahan, yang semuanya dia anggap merupakan gejala jetlag.

"Saya pikir kita harus tenang, karena bagi kebanyakan orang, seperti saya, yang dirasakan hanya demam jangka panjang yang bisa kita atasi," ungkapnya.

6. David Abel (73)

David dan Sally Abel dari Woodford Halse di Northamptonshire merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-50 ketika mereka terkena Covid-19 di kapal pesiar Diamond Princess, yang dikarantina di Jepang.

David mengatakan, ketika berada di luar rumah sakit ia merasa agak aneh dan hampir pingsan.

David merasa setiap pori di tubuhnya terbuka, dan ia bahkan dibawa menggunakan kursi roda ke kamarnya.

Mereka berdua belakangan didiagnosis dengan pneumonia serta virus corona.

Sejak itu Sally melewati masa sakitnya. Tapi David mendapatkan hasil tes negatif dua kali dan satu kali positif, jadi dia belum bisa pergi.

7. Connor Reed (25)

Connor Reed berasal dari Llandudno, Wales Utara. Ia tengah mengajar bahasa Inggris di Wuhan, China ketika mulai mengalami seperti pilek pada 25 November.

Tujuh hari kemudian dia merasa jauh lebih buruk.

Dalam buku hariannya, Connor menulis, penyakitnya bukan sekadar flu. Saat itu ia merasa sakit di seluruh tubuh, kepala berdetak, dan tenggorokan terasa menyempit.

Dua hari kemudian nafasnya menjadi lebih sulit. Bahkan, merasa terengah-engah hanya untuk pergi ke toilet.

Ia kemudian naik taksi ke Rumah Sakit Universitas Zhongnan karena dia tahu akan ada dokter Inggris.

Connor diuji dan diberi antibiotik. Pada hari ke 21 ia merasa sakit seperti ditabrak steamroller dan merasa gendang telinganya seperti mau pecah.

Meski begitu, ia merasa tubuhnya lebih baik dan terus membaik pada 24 Desember, tepat satu hari sebelum Natal.

8. Andrew O’Dwyer

Andrew O'Dwyer merasakan flu yang berbeda dari biasanya setelah ia didiagnosis menderita virus corona.

Ayah satu anak itu menderita Covid-19 setelah melakukan perjalanan ski di Italia bulan lalu.

Meskipun dia menderita diabetes tipe 1, O'Dwyer merasakan virus corona baginya pribadi tidak membuat khawatir.

Dari gejala, saat itu ia mengalami batuk yang diakuinya cukup melemahkan dan suhu tubuh yang tinggi.

“Yang terburuk adalah batuk yang tidak terkendali," kata O'Dwyer.

"Saya tidak khawatir karena demamnya terasa tidak berbeda dengan gejala tipe flu biasa."

O'Dwyer yang tinggal di London, pada awalnya menyendiri sebagai tindakan pencegahan.

Setelah teman-temannya jatuh sakit, dia menghubungi NHS11 dan diuji. Tiga hari kemudian ia baru dikonfirmasi terinfeksi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/14/133021920/kesaksian-mereka-yang-pulih-dari-virus-corona-apa-yang-sempat-dirasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke