Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Sebaiknya Menjelaskan Perceraian Pada Anak?

KOMPAS.com— Rumah tangga yang mungkin tak lagi sehat membuat pasangan memutuskan untuk bercerai. Sayangnya keputusan cerai ini kebanyakan menjadikan anak sebagai korban.

Lalu bagaimana sebenarnya orangtua harus menjelaskan perceraian pada anak? Psikolog Mario Manuhutu, M. Si., dari Rumah Dandelion mengungkapkan pendapatnya.

Menurutnya ada beberapa poin yang harus dilakukan orangtua untuk memberi pengertian pada anak soal perceraian, yaitu:

1. Keterbukaan

Orangtua yang memutuskan untuk bercerai diharapkan bersikap terbuka pada anak terkait keputusan itu.

Orangtua bisa saja mengungkapkan alasan mengapa mereka harus berpisah namun dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak.

Orangtua yang tak jujur dan cenderung menutupi perceraian atau tak mengajak anak-anak berbicara dengan terbuka justru ditakutkan akan berdampak pada psikologi anak.

“Ini anak akan bingung. Anak akan mengambil kesimpulan sendiri. Bila Papa yang pergi dan tak ada penjelasan yang baik, di pikiran anak ‘papa enggak sayang lagi sama aku’,” ujar Mario.

2. Jelaskan dengan bahasa yang sesuai dengan usia anak

Menjelaskan pada anak tentang keputusan bercerai yang diambil orangtua harus sesuai dengan usia anak agar mudah dipahami.

Untuk anak balita hingga usia SD kelas 1-2, orangtua bisa menggunakan ilustrasi, misalnya ‘kalau berteman kan suka berselisih paham, kalau papa-mama berselisih paham terus kan enggak enak, terus adik kan jadi sedih, mungkin untuk saat ini papa sama mama enggak sama-sama dulu’.

Untuk anak remaja tentu akan lebih kompleks karena pemahaman dan sumber informasi yang bisa diakses akan lebih luas.

Cara orangtua menyampaikan keputusan pun berbeda dengan anak balita.

“Tetap bicarakan faktanya, kalau mama-papa berselisih paham, intinya sama tapi intonasi dan pemilihan kata berbeda,” ujar Mario. “Sehingga anak SD kelas 6 atau remaja, mereka akan paham,” imbuhnya.

3. Meminta maaf

Keputusan orangtua untuk bercerai pasti berat untuk anak-anak. Mereka berpikir akan kehilangan salah satu orangtuanya, apakah itu Ayah atau Ibu nya yang mungkin akan meninggalkan rumah.

Untuk itu, setelah menjelaskan dan jujur, orangtua juga dihimbau untuk meminta maaf pada anak.

“Misalnya salah satu orangtua melakukan kesalahan, misalnya ada masalah perselingkuhan atau financial, masalah kan banyak, itu harus diceritakan, harus jujur dan ada keterbukaan. jadi mesti minta maaf sama anak,” ujar Mario.

Meminta maaf memang tak serta merta menyembuhkan luka yang dirasakan oleh anak. Namun dengan meminta maaf dan menjelaskan, anak akan memahami bahwa perceraian ini terjadi karena konflik antara kedua orangtua bukan karena kehadiran atau kesalahan anak.

4. Beri jaminan

Langkah terakhir yang harus dilakukan orangtua adalah memberi jaminan bahwa tak akan ada yang berubah dari hubungan anak dan orangtua meski sudah bercerai.

Jaminan itu akan membuat anak tak kehilangan salah satu figur orangtua, entah itu Ayah atau Ibu.

Selain itu, jaminan ini akan mengembangkan pikiran bahwa orangtua akan selalu ada untuk anak dan diandalkan.

Bahkan beban orangtua yang sudah berpisah justru menjadi lebih berat. Pasalnya orangtua harus tetap meluangkan waktu ekstra untuk anak dan selalu hadur, bukan hanya ketika orangtua punya waktu saja, tapi kapanpun anak membutuhkan.

“Ketika berpisah ya sudah aku menyesuaikan hidupku dengan yang sekarang tapi perlakukan yang sama pada anak,” ujar Mario.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/08/213714320/bagaimana-sebaiknya-menjelaskan-perceraian-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke