Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perempuan Menolak Stereotipe Lama

KOMPAS.com - Stereotipe bahwa tugas utama perempuan adalah di rumah dan mengurus anak, atau tidak perlu berkarier tinggi, ditolak oleh sebagian besar perempuan. Apalagi saat ini perempuan semakin berdaya dan menjadi pemimpin. 

Sebanyak 81 persen responden yang terlibat dalam survei yang dilakukan Bank BTPN, Jenius menyatakan tidak setuju dengan stereotipe lama tentang perempuan.

Survei yang dilakukan lewat akun Instagram @JeniusConnect tersebut melibatkan sebanyak 4.354 responden perempuan berusia 20-40 tahun.

 "Mereka tidak setuju stereotype seperti, perempuan yang terlalu fokus karier, kalau enggak lajang terus, atau keluarganya tidak terurus," kata Anita Ekasari, digital banking acquisition, service, & marketing head Bank BTPN dalam acara konferensi Month of Women yang diadakan virtual pada Selasa (27/4/2021).

 "Responden juga tidak setuju dengan anggapan perempuan suka enggak pikir panjang soal pengeluaran, boros atau anggapan mengurus keluarga tidak butuh ijazah perguruan tinggi," sambungnya.

Temuan lainnya adalah, sebanyak 93 persen responden setuju pentingnya perempuan  memiliki penghasilan sendiri, dan 94 persen responden ingin meneruskan karier setelah menikah.

 "Ada lima tujuan finansial yang ingin dicapai perempuan, yaitu membeli aset (30 persen), financial freedom (26 persen), menyiapkan dana pensiun (18 persen), investasi (17 persen), dan tujuan lain seperti berbisnis dan melanjutkan pendidikan (9 persen)."

"Bagi perempuan yang sudah menikah, sebanyak 60 persen setuju jika perempuan yang mengatur keuangan rumah tangga," tutur Anita.

Program Month of Women

Jajak pendapat ini adalah bagian dari program yang dirilis Jenius, "Month of Women" untuk merayakan International Women's Day dan Hari Kartini.

Program Month of Women merupakan upaya yang dilakukan Jenius untuk mendukung perempuan dalam hal pengembangan diri dan beradaptasi di masa pandemi.

Jenius juga melakukan studi berjudul "Adaptasi Masyarakat Digital Savvy Selama Pandemi" di bulan Februari hingga Maret 2021  melibatkan 278 responden perempuan yang berusia 26-40 tahun.

Terungkap beberapa fakta menarik dari studi tersebut. Pertama, topik yang paling banyak dicari oleh perempuan selama pandemi adalah investasi (26 persen), Covid-19 (22 persen), dan perencanaan keuangan (12 persen).

Sementara untuk hal yang paling disyukuri dari pandemi, responden studi mengaku senang bisa memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga.

"Untuk hal paling disyukuri dari pandemi, responden menjawab waktu bersama keluarga (26 persen), lebih banyak 'me time' (23 persen), work from home atau WFH (20 persen), dan lebih banyak menabung (18 persen)," ujarnya.

Studi juga mengungkap cara yang dilakukan perempuan untuk beradaptasi dan tetap bahagia di masa yang tidak pasti ini.

Ada responden yang memilih menonton atau mencari hiburan (18 persen), bersyukur (16 persen), berpikir positif (16 persen), menekuni hobi (11 persen) dan berolahraga (9 persen).

"Kesimpulannya, sebagian besar digital savvy perempuan mempunyai keinginan kuat untuk mewujudkan cita-citanya. Perempuan juga berperan penting dalam mengelola finansial keluarga," jelas Anita.

Lebih lanjut menurut Anita, perempuan yang melek digital memiliki berbagai cara untuk beradaptasi dan bahagia di tengah pandemi.

"Dan terakhir yang tidak kalah pentingnya, digital savvy perempuan memerhatikan keuangannya dengan lebih banyak mencari informasi seputar investasi dan pengelolaan keuangan," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/27/150757120/perempuan-menolak-stereotipe-lama

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com