Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inilah Alasan Mengapa Uban Tak Perlu Dicabut

KOMPAS.com - Munculnya rambut putih atau uban sering kali membuat kita panik dan merasa penampilan terganggu, sehingga kita pun berkeinginan untuk mencabutnya.

Sayangnya, mencabutnya bukanlah solusi yang tepat untuk menghilangkan uban, namun justru dapat memberikan efek yang lebih buruk lagi yakni kebotakan.

Dokter spesialis kulit dari Eileen Tan Skin Clinic & Associates di Mount Elizabeth Novena Hospital, Dr Eileen Tan mengatakan bahwa mencabut uban terus-menerus dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen.

"Faktanya, folikel (kantung kecil di kulit kepala tempat tumbuhnya rambut) yang menghasilkan uban yang kita cabut mungkin akan menghasilkan helaian uban lain di tempatnya walaupun tidak banyak," terangnya.

"Tetapi, yang lebih buruk adalah jika kita sering mencabut folikel yang sama, pabrik pembuat rambut ini akan mogok dan berhenti memproduksi rambut selamanya," sambung dia.

Di sisi lain, penata rambut dan direktur kreatif pendidikan di Sachajuan, Trey Gillen menuturkan bahwa mencabut uban dalam jangka panjang dapat menimbulkan lebih banyak kerugian.

"Mencabutnya bisa membuat folikel rambut trauma dan kita bisa merusak folikel sampai tidak ada lagi rambut yang tumbuh," kata Gillen.

"Jika dilakukan secara berulang, mencabut uban bahkan dapat menyebabkan infeksi, pembentukan bekas luka, dan kebotakan. Pada akhirnya, ini akan membuat rambut yang lebih tipis," lanjut dia.

Menurutnya, hal ini juga berdampak pada lebih sedikitnya melanin yang dihasilkan oleh folikel dan menyebabkan lebih sedikit pula sebum yang dihasilkan, sehingga uban memiliki tekstur yang berbeda dari helai berpigmen lainnya.

"Dalam beberapa kasus, uban yang tumbuh kembali di tempatnya akan menjadi lebih, kasar, lebih tebal, dan lebih terlihat daripada rambut yang kita miliki sebelumnya," jelas Gillen.

Jadi, hal terbaik yang harus dilakukan jika kita melihat uban adalah mengabaikannya atau mewarnainya kembali.

Namun, apabila ada helai uban yang benar-benar harus disingkirkan, Gillen menyarankan agar kita memotongnya dengan sangat hati-hati.

Sementara itu, menurut Healthline, tidak ada jumlah suplemen vitamin, tonik rambut, dan penghilang stres yang akan mengembalikan produksi melanin atau pigmentasi folikel.

Setelah folikel mematikan produksi melaninnya, rambut yang dihasilkannya selanjutnya akan terus berbuah menjadi uban dan kita tidak dapat mengaktifkan kembali melanin.

Tapi itu bukan berarti kita tidak dapat membantu sisa folikel untuk menahan melanin lebih lama.

Dokter Tan pun merekomendasikan kita untuk lebih banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B6, B12 yang keduanya dapat ditemukan dalam daging, ikan, dan produk susu.

Lalu mengonsumsi vitamin D dalam bayam, kangkung, sarden, dan salmon yang membantu rambut kita untuk mempertahankan pigmentasi dan mampu menunda munculnya uban secara keseluruhan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/08/164326320/inilah-alasan-mengapa-uban-tak-perlu-dicabut

Terkini Lainnya

Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com