Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

14 Penyebab Rambut Sering Rontok

KOMPAS.com - Rambut sering rontok bisa disebabkan sejumlah hal, termasuk tanda adanya masalah kesehatan tertentu.

Rambut rontok sebetulnya adalah hal normal. Menurut American Acadeny of Dermatology Association (AAD), rambut rontok 50-100 helai per hari masih dikategorikan normal.

Kerontokan rambut dianggap sudah sangat signifikan jika jumlah per harinya lebih dari itu. Secara medis, kondisi ini disebut telogen effluvium.

Menurut Healthline, untuk mengetahuinya, kita bisa melakukan pulling test atau tes tarik di rumah.

Mulailah pada sebagian kecil rambut yang bersih dan kering, kemudian sisir menggunakan jari. Tarik secara perlahan.

Jika lebih dari dua atau tiga helai rambut tertinggal di tangan pada setiap tarikan, Anda mungkin mengalami telogen atau anagen effluvium.

Penyebab rambut sering rontok

Rambut sering rontok banyak terjadi pada orang-orang dengan kondisi berikut:

Penyebab rambut sering rontok bisa jadi karena kondisi stres berat yang sedang dialami.

Dokter kulit dari New York, Michelle Henry, MD menjelaskan kepada Health bahwa tubuh merasakan stres mental dengan cara yang sama seperti merasakan stres fisik.

Ketika mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang kemudian dapat memengaruhi folikel rambut dan menyebabkan kerontokan rambut.

Menurut dokter kulit dari Washington DC, Angelo Landriscina, MD, kondisi rambut sering rontok itu biasanya terjadi setidaknya tiga bulan setelah peristiwa yang memicu stres.

Jika penyebab rambut sering rontok adalah faktor stres, cara mengatasinya adalah dengan mengelola stres, meskipun itu tentu tidak mudah.

Kehamilan juga merupakan salah satu jenis stres fisik yang bisa menjadi penyebab rambut sering rontok.

Kerontokan rambut terkait kehamilan lebih umum terjadi setelah bayi lahir daripada selama kehamilan.

Namun, jika proses kehamilan dan melahirkan adalah penyebab rambut sering rontok, yakinlah bahwa rambut akan tumbuh kembali dalam beberapa bulan setelahnya.

Sama seperti perubahan hormon ketika kehamilan yang dapat menyebabkan rambut sering rontok, begitu juga dengan mengganti atau menghentikan konsumsi pil KB.

Ini juga dapat menyebabkan telogen effluvium dan rambut sering rontok kemungkinan besar juga terjadi jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengalami kerontokan rambut.

Perubahan keseimbangan hormonal yang terjadi saat menopause mungkin juga menyebabkan rambut rontok.

Dokter kulit dari Scott & White Clinic di Round Rock, Texas, Mark Hammonds, MD menjelaskan, hal itu dikarenakan reseptor androgen atau hormon pria di kulit kepala yang menjadi aktif.

Pada kondisi tersebut, folikel rambut akan mengecil dan mulai menyebabkan kehilangan lebih banyak rambut.

Menghentikan kontrasepsi oral terkadang memang dapat menyebabkan kerontokan rambut, tetapi sifatnya hanya sementara.

Menurut AAD, terlalu sedikit mengonsumsi protein juga berpotensi menjadi penyebab rambut sering rontok.

Jika ini penyebabnya, cobalah mengevaluasi asupan protein harian dan menambah jumlahnya dengan mengonsumsi sumber protein, seperti telur, ayam, kacang-kacangan, dan yogurt.

AAD mengatakan, gangguan tiroid, seperti hipertiroidisme dan hipotiroidisme, juga dapat menyebabkan berbagai masalah rambut.

Beberapa tandanya seperti alis yang menipis atau hilang, terutama di tepi luar alis, rambut yang lembut dan halus dengan banyak kerontokan, rambut yang menipis, dan sedikit rambut di bagian tubuh lainnya.

Jika penyebab rambut sering rontok adalah karena masalah tiroid, berkonsultasilah dengan dokter untuk menemukan pengobatan yang tepat, termasuk mengatasi kondisi yang mendasari.

Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan sehat tubuh secara tidak sengaja, seperti persendian, kulit, ginjal, jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan otak.

Menurut Lupus Foundation of America (LFA), rambut sering rontok adalah efek samping umum dari lupus dan obat yang digunakan untuk mengobatinya.

Terkadang, pada penderita lupus, jaringan parut pada kulit kepala di area kerontokan rambut dapat menghambat pertumbuhan rambut kembali.

Rambut sering rontok sering kali disebabkan oleh pengobatan lupus sehingga rambut bisa tumbuh kembali ketika pengobatan selesai dan dihentikan.

Penurunan berat badan secara tiba-tiba adalah bentuk trauma fisik yang bisa menjadi penyebab rambut sering rontok dan berujung pada penipisan rambut.

Mungkin saja penurunan berat badan itu membuat tubuh stres atau kita tidak mendapatkan cukup nutrisi.

Menurut AAD, kondisi ini bisa terjadi pada individu yang berat badannya turun lebih dari 9 kilogram.

Rambut rontok yang terjadi bersama dengan penurunan berat badan yang nyata juga bisa menjadi tanda gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.

Jenis kerontokan rambut ini juga akan pulih dengan sendirinya setelah beberapa saat.

Menurut AAD, defisiensi zat besi juga bisa menjadi penyebab rambut sering rontok.

Menurut Institut Jantung, Paru, dan Darah Nasional (NHLBI), gejala defisiensi zat besi meliputi kelelahan, kelelahan, sesak napas, atau nyeri dada.

Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan menyarankan suplemen zat besi atau melakukan perubahan gaya hidup, seperti meningkatkan asupan makanan kaya zat besi dan vitamin C.

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah ketidakseimbangan hormon seks pria dan wanita, yang juga dapat menjadi penyebab rambut sering rontok.

Kelebihan androgen dapat menyebabkan kista ovarium, penambahan berat badan, risiko diabetes yang lebih tinggi, perubahan periode menstruasi, infertilitas, serta penipisan rambut.

Karena hormon pria terlalu banyak pada penderita PCOS, seorang wanita juga mungkin mengalami lebih banyak rambut di wajah dan tubuh.

PCOS dapat diobati dengan memperbaiki ketidakseimbangan hormon dan membantu membalikkan beberapa perubahan.

Perawatannya dapat termasuk perubahan pola makan, olahraga, serta perawatan khusus untuk mengatasi infertilitas atau risiko diabetes.

Konsumsi obat juga bisa menjadi penyebab rambut sering rontok.

Namun, ini lebih umum terjadi pada individu yang mengonsumsi obat pengencer darah tertentu dan obat tekanan darah yang dikenal sebagai beta-blocker.

Obat lain yang juga dapat menyebabkan rambut rontok termasuk metotreksat atau obat digunakan untuk mengobati rematik dan beberapa kondisi kulit, litium atau obat untuk gangguan bipolar, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) termasuk ibuprofen, dan mungkin antidepresan.

Jika dokter menentukan bahwa satu atau lebih obat yang kita konsumsi menyebabkan rambut rontok, bicarakan tentang menurunkan dosis atau beralih ke obat lain.

Penataan dan perawatan rambut yang kuat selama bertahun-tahun juga dapat menjadi penyebab rambut sering rontok.

Contoh gaya rambut ekstrem yang bisa memicu kerontokan rambut termasuk kepang ketat, anyaman rambut atau cornrow, penggunaan bahan kimia untuk meluruskan rambut, perawatan minyak panas atau segala jenis bahan kimia keras atau panas tinggi.

Praktik ini bisa benar-benar memengaruhi akar rambut. Oleh karena itu, rambut sering rontok yang disebabkan faktor ini mungkin tidak akan tumbuh kembali.

Jadi, kurangi gaya rambut tersebut dan menghindari perawatan dengan bahan kimia keras.

AAD juga merekomendasikan penggunaan kondisioner setelah setiap keramas, membiarkan rambut kering sempurna, serta membatasi durasi penggunaan dan menghindari sentuhan langsung alat pengeriting rambut. Kemudian, kurangi penggunaan produk dengan panas tidak lebih dari sekali seminggu.

Rambut sering rontok juga bisa disebabkan karena faktor usia, misalnya ketika memasuki usia 50 dan 60 tahunan.

Para ahli tidak yakin mengapa kondisi ini terjadi.

Para ahli tidak merekomendasikan kondisi ini untuk diobati. Namun, pendekatan kosmetik bisa dilakukan, seperti menggunakan syal, rambut palsu, dan rambut ditata untuk menutupi area kulit kepala yang kosong.

Alopecia areata adalah penyakit kulit autoimun yang umum terjadi.

Menurut National Alopecia Areata Foundation (NAAF), kondisi ini dapat menjadi penyebab rambut sering rontok, termasuk di tempat lain di tubuh.

Ada beberapa jenis alopecia areata, yang semuanya dapat menghasilkan bentuk kerontokan rambut. Namun, tidak ada cara untuk memprediksi berapa banyak rambut akan rontok atau apakah rambut bisa kembali tumbuh.

Perawatan alopecia areata termasuk perawatan topikal, bersama dengan obat-obatan oral atau suntik.

Memiliki riwayat rambut rontok dari keluarga juga bisa menjadi penyebab rambut sering rontok di usia tertentu.

Tidak seperti pria, wanita cenderung tidak memiliki garis rambut yang surut, melainkan cenderung melebar dan mereka mungkin mengalami penipisan rambut yang nyata.

Kondiai ini juga dikenal sebagai kebotakan pola wanita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/30/055600320/14-penyebab-rambut-sering-rontok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke