Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orangtua Wajib Tahu, Bahaya Rokok Elektrik yang Mengintai Anak

KOMPAS.com - Orangtua sebaiknya tidak lepas tangan dengan peredaran rokok elektrik atau vape di kalangan anak dan remaja.

Pasalnya rokok elektrik yang disebut-sebut lebih "ramah" ketimbang rokok biasa -tembakau- nyatanya menyimpan bahaya, apalagi jika sudah kecanduan.

Di Indonesia, peluang anak untuk mendapatkan rokok elektrik sebenarnya terbilang mudah.

Karena mereka bisa membelinya di minimarket, e-commerce, atau penjualan tangan ke tangan dengan harga termurah berkisar Rp 100-250 ribu tanpa regulasi usia yang ketat.

Bahaya rokok elektrik

Kemunculan rokok elektrik sebenarnya mampu menekan angka perokok muda selama beberapa tahun terakhir.

Namun, rokok elektrik tidak serta merta melepaskan orang-orang berusia muda dari kebiasaan menghisap produk nikotin dan sejenisnya.

Penggunaan rokok elektrik malah meningkat dan menjadi tren yang digandrungi kelompok usia muda -termasuk anak.

Meningkatnya popularitas rokok elektrik ternyata salah satunya dipengaruhi oleh faktor relasi.

Seperti terungkap dalam survei Annual National Youth Tobacco tahun 2016 terhadap remaja di AS.

Mereka yang menggunakannya mengaku tertular kebiasaan anggota keluarga atau temannya yang menggunakan produk serupa.

Faktor lainnya adalah beragamnya liquid pada rokok elektrik dengan rasa yang menarik.

Survei yang sama juga mendapati fakta populernya rokok elektrik didorong oleh anggapan produk ini tidak terlalu berbahaya ketimbang rokok biasa.

Meski penelitian lanjutan masih dibutuhkan, ahli paru asal Cleveland Clinic, Humberto Choi, MD, meminta rokok elektrik digunakan secara hati-hati.

Rokok elektrik vs rokok biasa

Rokok elektrik dengan rokok biasa punya cara kerja yang berbeda meski cara penggunaannya sama-sama dihisap.

Rokok biasa dapat menyala karena tembakau yang dibakar, sementara rokok elektrik bekerja dengan memanaskan nikotin.

Nikotin yang dipanaskan itu lantas dikombinasikan dengan liquid dan bahan kimia lainnya menjadi aerosol.

Sayangnya keberadaan nikotin dalam rokok elektrik sering dinafikkan, meski punya konsentrasi yang tinggi, dengan kadar nikotin sebesar 5 persen.

Kandungan itu sebaiknya dihindari lantaran bisa bersifat aditif dan dapat merusak perkembangan otak.

"Kami tahu bahwa dalam jangka pendek mereka dapat menyebabkan peradangan di saluran udara dan paru-paru," jelas Choi.

"Ini akan memakan waktu cukup lama sampai kita melihat konsekuensi jangka panjangnya," tambahnya.

Bahaya rokok elektrik lainnya

Choi mengatakan, nikotin bukan satu-satunya bahan berbahaya yang harus dihindari dalam rokok elektrik.

Karena masih ada kandungan lain, seperti propilen glikol, yang belum dipastikan keamanannya jika dihirup dalam jangka panjang.

Bahaya lainnya adalah vitamin E yang disebut tidak baik untuk kesehatan paru-paru.

Penyalahgunaan

Rokok elektrik ternyata bisa digunakan untuk menghisap ganja. Seperti temuan yang diungkap National Institute on Drug Abuse pada 2018.

Badan tersebut mendapati pengunaan ganja melalui rokok elektrik pada remaja meningkat hingga 9,5 persen jadi 13,1 persen dalam setahun di AS.

Rokok elektrik dengan ganja sangat tidak direkomendasikan lantaran mengandung tetrahydrocannabinol (THC) dalam jumlah yang sangat kuat.

Menurut Drug Enforcement Administration (DEA), nge-vape dengan konsentrat ganja empat kali lebih kuat daripada jenis ganja lainnya.

Laporan terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga menunjukkan penggunaan produk vaping THC telah dikaitkan dengan EVALI.

Itu merupakan kondisi medis ketika paru-paru seseorang mengalami kerusakan parah.

Mengatasi penggunaan rokok elektrik pada anak

Orangtua sebaiknya berbicara dengan anak apabila si buah hati mendapat pengaruh untuk menghisap rokok elektrik.

Di sisi lain, memahami motivasi anak mencoba rokok elektrik atau tekanan dari teman sebayanya juga bisa dilakukan oleh orangtua.

Setelah itu, orangtua disarankan untuk menjalin komunikasi dengan anak dari waktu ke waktu.

Obrolan bisa membahas rokok elektrik ketika melewati yang menjualnya, melihat rokok elektrik di TV atau film, dan iklan di toko maupun online.

Cara lain yang bisa dilakukan orangtua adalah memberi contoh kepada anak supaya mereka tidak menghisap rokok elektrik.

Jika anak sudah memakai rokok elektrik?

Orangtua perlu berbicara secara terbuka dengan anak. Namun, orangtua sebaiknya memahami apa saja bahaya rokok elektrik sebelum membicarakannya dengan buah hati.

“American Academy of Pediatrics sebenarnya merekomendasikan dokter anak menyaring keluarga dan menasihati pasien tentang risiko dari rokok elektrik,” kata Choi.

“Sayangnya, peningkatan penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja sangat memprihatinkan sehingga kita harus lebih proaktif.”

Jika cara tersebut belum berhasil, orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi penggunaan rokok elektrik pada anaknya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/07/18/102906220/orangtua-wajib-tahu-bahaya-rokok-elektrik-yang-mengintai-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke