Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Penyebab Sakit Gigi Paling Umum yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com - Sakit gigi biasanya muncul secara tiba-tiba dan sangat mengganggu.

Kita perlu mengetahui penyebab sakit gigi agar lebih mudah dalam mencegah dan mengatasinya.

Sakit gigi adalah kondisi yang ditandai dengan gejala nyeri atau ngilu yang terjadi di sekitar gigi dan gusi.

Terkadang nyeri tersebut bisa meluas ke bagian rahang hingga muncul bengkak di sekitar pipi, gejala sakit pada telinga, memicu kambuhnya sinus bahkan muncul masalah jantung.

Sakit gigi biasanya disertai dengan nyeri yang sangat mengganggu. Pasalnya, pulpa di dalam gigi terdiri dari jaringan lunak yang terdiri dari saraf, jaringan dan pembuluh darah.

Saraf pulpa inilah yang termasuk sebagai jaringan paling sensitif di tubuh manusia. Ketika saraf ini mengalami infeksi bakteri atau iritasi, maka dapat memicu rasa sakit yang parah.

Infeksi atau iritasi pun disebabkan oleh banyak faktor. Karena itu, ketahui tujuh penyebab umum sakit gigi berikut ini yang perlu diwaspadai, sebagaimana dilansir WebMD.

1. Gigi berlubang atau kerusakan gigi

Penyebab sakit gigi yang paling umum disebabkan oleh gigi berlubang atau mengalami kerusakan gigi.

Biasanya gigi berlubang dipicu oleh kebiasaan kita yang kurang memerhatikan kebersihan gigi setiap hari.

Sisa-sisa makanan atau bakteri yang tertinggal bisa menyebabkan lubang kecil, yang semakin lama terus meluas dan dalam.

Oleh karena itu, kita disarankan untuk rajin menggosok gigi dengan pasta gigi berflouride, bahkan jika perlu rutin menggunakan dental floss atau benang pembersih.

2. Abses gigi

Ini merupakan keluhan lebih lanjut dari masalah gigi berlubang. Sakit gigi biasanya dipicu oleh pulpa yang terinfeksi oleh bakteri akibat rongga gigi yang terlalu lebar hingga membuat pulpa terekspos ke bagian luar.

Bila pulpa sudah terinfeksi, beberapa gejalanya dapat meliputi gusi bengkak, nyeri parah, gigi terasa sakit saat mengunyah, nyeri berdenyut dan perasaan tidak nyaman.

3. Gigi mengalami cedera atau trauma

Gigi yang patah atau tanggal akibat kecelakaan dapat memicu sakit gigi.

Biasanya kondisi ini dipicu oleh saraf gigi yang rusak, sehingga kerap menimbulkan perasaan tidak nyaman hingga perih.

Segera pergi ke dokter gigi untuk memperbaiki masalah ini jika kita mengalami hal tersebut.


4. Infeksi pada gusi

Beberapa kasus infeksi pada gusi juga bisa memicu munculnya nyeri gigi.

Pada umumnya, keluhan ini disebabkan oleh penumpukan plak akibat tidak menjaga kebersihan gigi secara rutin.

Seiring waktu berjalan, bakteri akan menyebabkan gusi memerah, berdarah dan membengkak.

Jika penyakit gusi tidak segera diatasi, maka dampak terparahnya adalah gigi perlu ditindaklanjuti dengan proses pencabutan gigi di fasilitas kesehatan agar gejalanya tidak meluas.

5. Gerakan berulang dari rahang

Sakit gigi tak hanya disebabkan oleh masalah kebersihan gigi yang tidak dijaga dengan baik.

Kebiasaan kita saat mengunyah makanan hingga gerakan berulang yang berasal dari rahang juga dapat menjadi penyebab sakit gigi.

Kebiasaan tersebut di antaranya mengungah makanan terlalu kuat hingga memberikan tekanan berlebih pada gigi, hingga secara tidak sadar sering mengatupkan gigi saat tertidur pulas.

6. Gigi sensitif

Pada gigi normal, lapisan enamel gigi yang kokoh dapat melindungi saraf yang ada di dalamnya.

Lain cerita jika seseorang memiliki gigi sensitif. Gigi tersebut cenderung memiliki enamel gigi mulai aus sehingga saraf gigi dapat dengan mudah bersentuhan dengan teksur hingga suhu makanan atau minuman yang kita konsumsi.

Itu dapat menimbulkan nyeri di gigi dan memberikan perasaan tidak nyaman.

7. Gigi bungsu yang tidak dicabut

Gigi bungsu yang tidak dicabut dapat menyebabkan rasa sakit yang cukup signifikan.

Kehadiran gigi bungsu ini bisa menghalangi atau mengganggu pertumbuhan gigi dewasa seiring bertambahnya usia.

Selain posisinya dapat menekan saraf dan tulang gigi di sekitarnya. Seiring waktu, beberapa keluhan seperti nyeri dan perasaan tidak nyaman, kemerahan, gigi bengkak bahkan tumor bisa dipicu akibat gigi bungsu yang tidak dicabut.

Sebaiknya jangan menunda periksa ke dokter gigi jika mengalami sakit atau nyeri yang berkepanjangan.

Pasalnya, penyebab sakit gigi yang sudah disebutkan di atas tadi keluhannya dapat memburuk seiring waktu.

Kita disarankan untuk segera periksa ke dokter gigi bila dalam beberapa hari obat sakit gigi tidak mengurangi gejala.

Beberapa kasus seperti nyeri yang disertai pembengkakan di wajah, infeksi gusi atau tulang rahang juga perlu mendapatkan perawatan medis.

Gigi yang patah atau cedera, dan rasa sakit pada gigi yang tak kunjung hilang dalam beberapa hari juga membutuhkan diperiksa ke dokter.

Kemudian jangan menunda pergi ke dokter gigi jika terdapat benjolan atau gumpalan yang mencurigakan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/11/184330420/7-penyebab-sakit-gigi-paling-umum-yang-perlu-diwaspadai

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com