Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tradisi Baju Adat Jokowi di Sidang Tahunan MPR-RI, Unik dan Kaya Makna

Busana yang dipilihnya saat menyampaikan pidato kenegaraan tahunan itu bahkan selalu dinantikan masyarakat.

Banyak yang ikut bangga saat pakaian adat daerahnya menjadi pilihan Presiden Joko Widodo untuk dipakainya.

Namun pimpinan negara kita ini juga memastikan untuk selalu mengganti busananya setiap tahun untuk memperkenalkan kekayaan budaya setiap daerah yang tentunya unik dan kaya makna.

Berbagai baju adat Jokowi di agenda sidang tahunan MPR

Tradisi baju adat Jokowi yang dipakai di agenda sidang tahunan MPR terbukti sukses meningkatkan minat masyarakat akan kekayaan budaya lokal.

Seperti tenun ikat Tanimbar yang dipakainya tahun ini sehingga makin banyak yang tertarik dengan keindahan wastra Nusantara ini.

Berikut adalah berbagai baju adat Jokowi yang dipakainya tiap tanggal 16 Agustus ini.

Pakaian pria asal Solo itu berupa sarung songket bernuana oranye dan merah marun keemasan, dengan atasan hitam dan songkok khas Bugis berwarna emas.

Sedangkan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, yang memiliki darah Bugis, malah mengenakan baju adat Jawa.

Agaknya kedua pimpinan negara itu sepakat untuk bertukar pakaian adatnya untuk momen istimewa itu.

Pakaiannya berwarna cokelat dengan bawahan kombinasi hitam, emas, dan oranye yang merupakan busana pemimpin dalam budaya Lombok.

Kepalanya dihiasi mahkota yang disebut "asapuk" sedangkan songket yang dipakainya bermotif Subahnale.

Baju adat Sabu

Pakaian adat dari Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur (NTT), dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menghadiri Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2020.

Pakaian adat itu terdiri dari topi, kain tenun menyilang di bagian dada dan digunakan untuk sarung.

Penampilannya juga dilengkapi dengan aksesoris berupa kalung dan sabuk yang juga berwarna emas.

Karena kondisi saat itu sudah masuk masa pandemi, Jokowi juga mengenakan masker hitam yang senada dengan baju adatnya.

Busana tersebut dipilih karena sarat dengan prinsip egaliter dalam penggunaannya.

Semua kalangan, tanpa mengenal kelas sosial, mulai dari rakyat kecil hingga bangsawan, dapat mengenakan pakaian adat itu dalam acara apapun.

Penampilannya terdiri dari pakaian kutung lengan panjang atau jamang sangsang berwarna hitam.

Kepalanya dihiasi dengan telekung atau ikat kepala hasil tenun masyarakat Baduy berwarna biru, serta tas selempang yang khas dari suku tersebut.

Pakaian adat Baduy ini menyiratkan banyak hal khususnya soal kesederhanaan dalam suasana pandemi dan refleksi diri (muhasabah) atau olah batin (tirakat) di tengah hiruk pikuknya zaman.

Presiden Jokowi sengaja menggunakannya untuk menghormati nilai-nilai masyarakat Suku Baduy sekaligus menekankan pentingnya kesederhaan di masa sulit seperti pandemi Covid-19 yang lalu.

Busana itu terdiri dari jubah panjang sebatas betis, celana panjang, selempang dan kain tenun cual khas Bangka.

Atasannya dihiasi ornamen bermotif Pucuk Rebung sedangkan penutup kepala dipakaikan sungkon.

Pakaian tersebut dibuat langsung oleh pengrajin di Bangka Belitung untuk dipakai Jokowi di momen istimewa tersebut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/16/111914420/tradisi-baju-adat-jokowi-di-sidang-tahunan-mpr-ri-unik-dan-kaya-makna

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke