Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Tanda Orangtua Toxic yang Jarang Disadari, Anak Wajib Tahu

KOMPAS.com - Tidak ada orangtua yang sempurna. Mereka pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan ketika membesarkan anak.

Akan tetapi ketidaksempurnaan orangtua terkadang membawa mereka pada perilaku yang toxic alias beracun.

Hal tersebut membuat anak yang diasuh merasa tidak nyaman, stres, bahkan mengalami depresi.

Sayangnya orangtua yang toxic seringkali tidak menyadari bahwa perilaku mereka menyakiti hati dan pikiran anak.

Alih-alih sadar dan mengubah perilakunya, mereka justru berdalih apa yang mereka lakukan untuk kebaikan anak.

Lalu, apa sih tanda-tanda orangtua yang toxic?

7 Tanda orangtua toxic

Dilansir dari Health Essentials, psikolog Chivonna Childs, Ph.D memberi penjelasan apa itu orangtua toxic.

Ia menerangkan, orangtua toxic adalah orangtua yang mengutamakan kebutuhan mereka di atas anaknya.

Nah, berkaca dari hal tersebut, Childs membeberkan tujuh tanda orangtua toxic yang wajib diwaspadai anak.

Simak yang berikut ini.

1. Berperilaku egois

Seperti yang dijelaskan Childs sebelumnya, orangtua toxic merupakan orangtua yang memprioritaskan kebutuhan mereka di atas anaknya.

Tidak mengherankan apabila mereka berperilaku egois dengan anaknya sendiri.

2. Kekerasan fisik

Childs mengatakan, orangtua yang toxic tidak segan memperlakukan anaknya semena-mena.

Misalnya dengan memukul buah hatinya meskipun dilakukan tanpa alasan.

3. Kekerasan verbal

Mulut orangtua toxic mungkin lebih tajam dari silet ketika mereka mengata-ngatai anaknya.

Childs menyampaikan, orangtua seperti itu tidak ragu meneriaki, menghina, bahkan menyalahkan anaknya.

4. Emotional abuse

Orangtua toxic bisa saja mutung atau mendiamkan anaknya selama berjam-jam bahkan berhari-hari ketika si buah hati melakukan kesalahan.

5. Menyalahkan anak

Seperti orang pada umumnya, anak tidak luput dari kesalahan, baik di sekolah maupun di rumah.

Sayangnya orangtua bisa membuat anak merasa bersalah, terutama pada masalah yang tidak dapat mereka kendalikan, seperti perkawinan.

6. Memanipulasi

Tidak hanya pasangan yang bisa memanipulasi. Orangtua juga dapat melakukan hal yang sama kepada anaknya.

Childs mengatakan, orangtua toxic yang manipulatif selalu ingin mendapat apa yang mereka inginkan.

7. Tidak punya batasan

Sama seperti hubungan dengan teman, ketidakmampuan orangtua menghormati batasan adalah tanda lain dari pola asuh yang toxic.

Dampak orangtua toxic bagi anak

Ingatlah bahwa apa pun yang dilakukan orangtua bisa terekam dalam memori si buah hati.

Apalagi jika anak menyaksikan dan merasakan langsung bagaimana mereka dibesarkan oleh orangtua toxic.

Dalam hal ini, Childs memberi tahu dua dampak yang dirasakan anak di masa depan ketika hidup bersama orangtua beracun.

Simak yang berikut ini.

1. Merasa terjebak

Child mengatakan bahwa salah satu konsekuensi yang berisiko dihadapi anak dalam jangka pendek adalah perasaan terjebak.

Perasaan tersebut dapat disebabkan oleh pelecehan secara fisik, verbal, atau emosional.

2. Hubungan di masa depan

Anak bisa merasa terganggu ketika mengetahui dampak jangka panjang akibat pola asih orangtua yang toxic.

Nah, ketika anak menyadari orangtuanya toxic, mereka sebenarnya sudah cukup dewasa untuk menyadari perilaku orangtuanya tidak baik.

Childs mengingatkan, ada kemungkinan anak "mewarisi" perilaku beracun orangtuanya ketika mereka sudah memiliki anak.

Anak yang sudah berkeluarga dapat berpikir mereka harus bersikap seperti yang dilakukan orangtuanya dulu kepada buah hatinya.

Di sisi lain, Child menyampaikan bahwa perilaku toxic orangtua bisa merusak hubungan anak dengan orang lain.

Pasalnya mereka telanjur dewasa tanpa mengerti bagaimana cara memperlakukan orang lain dan hubungan secara timbal balik.

Cara menghadapi orangtua toxic

Perilaku toxic orangtua sebaiknya segera disetop supaya mereka tidak semakin menyakiti anak di masa mudanya.

Berikut cara menghadapi orangtua toxic.

1. Mencari dukungan

Childs menyarankan anak yang dibesarkan oleh orangtua toxic untuk mencari bantuan.

Dalam hal ini, ia merekomendasikan mereka untuk berkonsultasi dengan terapis supaya bisa memproses perasaan dan emosi.

Anak juga dapat menentukan siapa saja yang diinginkan dan secara aktif membuat perubahan.

2. Tetapkan batasan

Childs mengutarakan bahwa orangtua tidak bisa merubah perilakunya secara instan menjadi tidak toxic.

Anak lebih baik memberi jarak dengan orangtuanya supaya mereka sembuh meski sulit untuk diterima.

Tapi, menurut Childs, cara tersebut sama ketika anak bertemu dengan orang beracun lainnya.

Ia menyarankan anak untuk memberi tahu orang yang toxic bahwa apa yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.

Memang, memberi tahu orang seperti itu bukan hal yang mudah karena si toxic bisa saja tidak suka ketika ada batasan.

Childs menyampaikan, anak yang memilih bercicara dengan teman terpercaya saat menetapkan batasan memberi mereka dukungan emosional dan motivasi.

3. Fokus pada diri sendiri

Saran terakhir yang diberikan Childs untuk anak supaya mereka bisa menghadapi orangtua toxic adalah fokus pada diri sendiri.

Ya, bagi Childs, fokus pada sendiri membantu anak yang dibesarkan oleh orangtua seperti itu untuk sembuh.

Dengan batasan dengan orangtua dan dukungan dari support system, anak akan melihat kemajuan yang baik dalam dirinya.

Childs meminta anak untuk menyadari bahwa kondisi yang dialami bukan kesalahannya dan memberi tahu mereka dapat berubah.

Ia menyebut anak dapat berusaha supaya semakin baik dan menjadi pribadi yang mereka inginkan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/29/182504620/7-tanda-orangtua-toxic-yang-jarang-disadari-anak-wajib-tahu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke