Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Intimate Wedding, Tren Pesta Pernikahan Dampak Pandemi Covid-19

Kalau dulu semua orang masih bisa berkerumun memeriahkan suatu pesta pernikahan, kini banyak konsep pernikahan yang benar-benar berubah.

Suasanan menjadi lebih intim dengan dihadiri oleh teman maupun kerabat terdekat saja.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pernikahan dan Gaun Indonesia (APPGINDO), Iwan Hutapea, pandemi Covid-19 membuat acara pernikahan menjadi lebih terbatas dari sebelumnya.

Hal ini menyebabkan orang-orang pun memilih untuk mengurangi tamu undangan dengan bentuk dan konsep yang baru.

"Pandemi yang terjadi pada tahun 2020 membuat industri pernikahan mati."

"Jadi, kami semua berusaha untuk mencari bentuk, mau dibawa ke mana dan bisanya apa," kata Iwan usai acara launching Lagoon Garden Hall Love Story di Hotel Sultan Jakarta, Senin (29/8/2022) lalu.

"Kondisi inilah yang akhirnya membuat satu model baru, terutama untuk di Jakarta, yaitu konsep intimate wedding dengan jumlah tamu undangan yang berbeda," kata dia.

Iwan mengungkapkan, tamu undangan pernikahan di masa pandemi ini hanya mencakup 50-100 orang jika dibandingkan dengan tahun sebelum pandemi yang bisa menghadirkan hingga 500 lebih tamu undangan.

Ditemui dalam Jakarta Wedding Festival (JWF) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), leader dari Partee Wedding Organiser, Johan juga menuturkan, selain konsep, bentuk acara pernikahan juga mengalami perubahan.

Menurut dia, perubahan dari segi acara yang paling terlihat adalah jam acara yang tidak bisa terlalu lama dan tidak bisa terlalu malam.

"Jika dulu acara pernikahan bisa sampai jam 9-10 malam, sekarang orang-orang menikah itu paling malam jam 6-7 karena ada pembatasan ya," ungkapnya.

Selain itu, untuk pengambilan makan, kini vendor pernikahan memiliki arrangement dengan table, jadi tamu undangan lebih banyak menikmati hidangan langsung di meja.

"Sekarang itu bentuk acaranya lebih ke sitting table, bukan standing party," ujar Johan.

"Untuk makan pun lebih sering dilayani oleh pelayan hotel (kalau pernikahannya di hotel)."

"Sementara untuk yang menu buffet pun tetap ada orang yang melayani pengambilan makanan, karena tamu undangan tidak boleh mengambil sendiri demi menjaga protokol," kata dia.

Apalagi, selain menghindari kerumunan, melangsungkan acara pernikahan di venue yang outdoor juga bisa memuat lebih banyak orang.

"Cuma memang kalau memilih venue yang outdoor harus berdamai dengan cuaca yang tidak bisa ditentukan," kata Johan.

"Mengingat, curah hujan tinggi itu biasanya terjadi di awal dan akhir tahun, yang juga menjadi waktu favorit orang-orang untuk menggelar pernikahan," sambung dia.

Tetapi, melihat kondisi yang lebih fleksibel, tidak jarang juga orang-orang mulai memilih venue indoor dan beberapa ada yang semi outdoor.

"Jadi, ada yang mix antara venue outdoor dan indoor," ungkap dia.

Johan pun menambahkan, perubahan itu juga cukup berdampak pada dekorasi yang lebih minimalis, karena tidak bisa sembarangan orang memegang barang properti sekarang ini.

"Kan penyebaran virus bisa dari barang juga, jadi properti ikut diminimalisir," sebut dia.

"Dan karena bentuk acaranya pun berubah menjadi table dinner, beberapa dekorasi seperti peletakan bunga-bunga lebih banyak di atas meja sebagai hiasan," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/31/070003620/intimate-wedding-tren-pesta-pernikahan-dampak-pandemi-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke