Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Pola Asuh Orangtua yang Bikin Mental Anak Jadi Strawberry Generation

KOMPAS.com - Strawberry generation merupakan istilah yang menggambarkan karakter atau mentalitas generasi muda yang "lembek" seperti buah stroberi.

Rupanya, hal tersebut dapat terbentuk akibat pola asuh orangtua. 

Istilah tersebut cenderung bermakna negatif, lantaran mereka yang digolongkan sebagai generasi stroberi dikatakan egois dan tidak bertanggung jawab.

Di samping itu, mereka juga mudah mengeluh, mudah menyerah, tersinggung dan memiliki ekspektasi berlebihan terhadap sesuatu.

Karakter yang seperti itu tentu membuat anak menjadi kehilangan daya juang jika berada di kehidupan nyata di luar lingkungan keluarga. 

Sebetulnya, ada sejumlah faktor yang membuat mentalitas anak menjadi generasi stroberi.

Melansir The Asian Parent, faktor tersebut berasal dari lingkungan terdekat anak, yaitu kebiasaan atau pola asuh yang dilakukan oleh orangtua, berikut ulasan selengkapnya.

1. Selalu menuruti permintaan yang anak inginkan

Kebiasaan memanjakan anak secara berlebihan dapat membentuk mentalitasnya menjadi generasi stroberi yang malas berjuang.

Pola asuh yang seperti ini dapat membuat anak tidak mudah bersyukur dan tidak mau berusaha keras, karena semua permintaan yang mereka inginkan dapat terpenuhi dengan mudah.

Lambat laun, pola tersebut dapat dibawanya hingga anak tumbuh dewasa.

2. Kebiasaan menebus waktu kebersamaan dengan uang atau hadiah

Tak ada yang lebih penting daripada menyempatkan waktu untuk bermain bersama anak-anak.

Apabila orangtua selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya, namun selalu memberikan uang atau membelikan hadiah pada anak sebagai "kompensasi" maka itu bisa berdampak buruk bagi perkembangan mentalnya.

Dalam hal ini, tidak ada hal yang benar-benar dapat menggantikan quality time antara orangtua dan anak.

Ketika waktu berkualitas terlalu sering digantikan dengan uang atau pemberian lainnya, maka hal tersebut dapat menciptakan gagasan bahwa uang atau hadiah adalah sebuah "penebusan".

3. Tidak pernah menghukum anak

Orangtua harus kritis terhadap tindakan anak mereka. Pasalnya, orangtua adalah "sekolah" pertama dan "guru" pertama.

Jika anak tidak pernah dihukum atas kesalahannya, maka kebiasaan tersebut dapat membentuk karakternya yang merasa "sempurna" alias tidak pernah salah.

Itu merupakan tindakan yang keliru.

Sesekali menghukum anak atas kesalahannya itu diperlukan agar anak dapat belajar dari kesalahan tersebut.

Menghukum anak juga dapat membentuk karakter tanggung jawab terhadap kesalahan yang dilakukannya agar tidak terulang kembali.

Meski demikian, menghukum anak dengan kekerasan tentu tidak dapat dibenarkan.

Sebagai orangtua, bersikaplah kritis, bila perlu kendalikan perilaku anak ketika menunjukkan tanda-tanda menyimpang dari perilaku yang tidak sesuai norma.

4. Siap sedia membantu anak dalam memenuhi kebutuhannya

Mungkin ini merupakan salah satu peranan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak.

Tetapi di balik itu, kebiasaan tersebut justru dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang si kecil.

Anak bisa kehilangan "daya berjuang" untuk mendapatkan sesuatu karena selalu dibantu oleh orangtuanya.

Sebagai orangtua, kita dapat mendorongnya untuk menjadi pribadi yang mandiri, namun bukan berarti membiarkan mereka menghadapi kesulitan yang di luar batas kemampuannya.

5. Terlalu dimanja

Hal ini masih ada kaitannya dengan kebiasaan memanjakan anak secara berlebihan.

Kebiasaan tersebut dapat membentuk ekspektasi yang tidak realistis untuk anak ketika mereka tumbuh dewasa.

Pasalnya, strawberry generation cenderung terlalu berharap diperlakukan dengan cara tertentu.

Ketika itu tidak didapatkannya, mereka juga sangat mudah menyerah atau bahkan berbuat ulah.

Maka dari itu, hindari kebiasaan memperlakukan anak bak "pangeran dan puteri kerajaan" di lingkungan keluarga.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/11/051506520/5-pola-asuh-orangtua-yang-bikin-mental-anak-jadi-strawberry-generation

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com