Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tinggi Badan Menyusut di Usia Lanjut, Apa Penyebabnya?

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia secara alami mengalami penyusutan, termasuk pada tinggi badan.

Tinggi badan pada seseorang secara umum berkaitan dengan tulang belakang, tulang kaki, dan area persendian.

Fakta penelitian menyebutkan bahwa seiring waktu, penyusutan tinggi badan dapat terjadi secara berkala dan dimulai sejak usia 30 tahun jika tidak menjaga kesehatan tulang secara teratur.

Menurut beberapa penelitian, pria secara bertahap dapat kehilangan tinggi badan sekitar  2,5 cm di antara usia 30-70 tahun, dan wanita dapat kehilangan sekitar 5 cm pada rentang usia yang sama.

Sedangkan ketika mencapai usia senja sekitar 80 tahun, pria dan wanita mungkin kehilangan 2,5 cm lagi.

Pham Liem, seorang ahli geriatri dari UAMS Donald W. Reynolds Institute on Aging mengatakan bahwa, seseorang dapat mengalami penyusutan tinggi badan secara berkala disebabkan oleh beberapa faktor.

"Orang yang memasuki usia senja bisa menjadi lebih pendek karena tulang rawan di antara persendian mereka menjadi aus dan risiko osteoporosis menyebabkan tulang belakang menjadi lebih pendek," katanya seperti dikutip UAMS Health.

Selain faktor kesehatan tulang, menyusutnya tinggi badan juga disebabkan oleh penurunan massa otot tanpa lemak yang kemudian membuat mereka bertambah gemuk. Kondisi itu biasa disebut dengan sarkopenia.

Sarkopenia ditandai dengan penurunan massa otot, yang menyebabkan kelemahan dan juga penurunan performa fisik.

Di samping itu, ada risiko lain yang menyertai seperti osteoporosis yang memicu tulang menjadi lemah dan mengalami kerapuhan, sehingga membuat seseorang menjadi lebih pendek.

Dalam beberapa kasus, terlebih bagi orang yang tidak menjaga kesehatan tulangnya, penyusutan tinggi badan bisa terjadi lebih cepat dan mengalami sejumlah risiko terkait masalah kesehatan tulang.

Mereka yang kehilangan 2,5-5 cm dalam setahun mungkin berisiko lebih tinggi untuk patah tulang belakang dan pinggul serta penyakit jantung pada pria.

Jika ini terjadi, tentu pria harus memeriksakan kondisi tersebut ke dokter terkait untuk mendapatkan pertolongan medis.

Meski kebanyakan kasus kondisi penyusutan tinggi badan terjadi akibat faktor penuaan, namun bukan tidak mungkin hal itu dapat dicegah sejak dini.

Setidaknya risiko penyusutan tinggi badan bisa dikurangi atau diperlambat prosesnya dengan mengubah sejumlah gaya hidup sehari-hari.

Menurut para peneliti, gaya hidup yang perlu diubah meliputi kebiasaan postur tubuh yang membungkuk, kurangnya aktivitas fisik, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, diet ekstrem, mengonsumsi steroid dan gizi buruk.

“Penelitian menunjukkan, diet yang sehat atau perubahan pada gaya hidup dapat mengurangi risiko osteoporosis, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kanker tertentu,” demikian kata ahli bedah saraf UAMS, Dr. T. Glenn Pait.

Sedangkan faktor keseimbangan nutrisi dalam hal ini sangat penting untuk diperhatikan, terlebih jika usia semakin menua.

Pasalnya, Glenn Pait mengatakan bahwa pemenuhan asupan nutrisi yang berkaitan dengan kesehatan tulang seperti vitamin D, susu, buah-buahan, sayur-sayuran dan latihan beban bisa menunjang kesehatan tulang lebih baik demi masa tua yang lebih sehat dan mencegah penyusutan tinggi badan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/25/183813220/tinggi-badan-menyusut-di-usia-lanjut-apa-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke