Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lelah Mengurus Pekerjaan Rumah Tangga? Ibu Juga Bisa Terapkan Quiet Quitting

Selalu saja ada pekerjaan rumah yang harus diurus sejak bangun pagi sampai menjelang tidur di malam hari.

Mulai dari membersihkan rumah, memasak, mencuci pakaian, berbelanja kebutuhan keluarga, mengurus anak dan suami hingga mengantar anak sekolah dan banyak lainnya.

Survei tahun 2021 oleh Salary.com menyebutkan jika ibu rumah tangga bekerja 106 jam per minggu atau 15 jam sehari.

Jika itu adalah status yang dihargai sebagai profesi maka gaji tahunannya adalah 184.820 dollar AS atau setara Rp2,8 miliar.

Ibu rumah tangga mengkombinasikan banyak profesi sekaligus termasuk koki, guru, supir, tukang bersih-bersih, sekretaris pribadi, akuntan, dll.

Wajar saja jika kita sesekali lelah saat harus mengurus pekerjaan rumah sehari-hari.

Quiet Quitting bagi ibu rumah tangga

Burnout yang dialami oleh orangtua, khususnya ibu rumah tangga adalah masalah yang nyata.

Banyak perempuan mengalaminya namun tidak mendapatkan perhatian maupun penanganan yang tepat.

Sering kali, perasaan lelah akut itu dipendam begitu saja karena para ibu khawatir jika anak dan suaminya terlantar dan rumahnya berantakan.

Namun sebenarnya kita bisa menerapkan konsep quiet quitting ketika hal itu terjadi.

Leslie Forde, Pendiri dan CEO dari Mom's Hierarchy of Needs mengatakan jika hal itu sebenarnya bukan hal yang baru bagi ibu yang kelelahan.

“Saya menafsirkan quiet quitting sebagai pilihan sadar untuk melepaskan diri secara emosional atau fisik dari pekerjaan sebagai bentuk perlindungan diri,” jelasnya, dikutip dari Time.

"Dan ya, itu terjadi di rumah dalam banyak cara berbeda," tandasnya.

Untuk melakukannya, kita perlu mempertimbangkan tugas-tugas aktual yang perlu dilakukan di rumah seperti mencuci, membersihkan rumah dan memasak.

Demikian pula jika ada anak kecil, hewan peliharaan atau orang tua yang selalu butuh perhatian.

Namun kita bisa mengambil rehat dengan tidak lagi menyiapkan pakaian suami, berhenti merapikan tempat tidur, menyetrika atau terus-terus menyapu rumah.

Carilah cara untuk mundur dari tugas-tugas tak terlihat di rumah yang sebenarnya paling membebani dan membuat stres.

Misalnya mengatur menu makan keluarga, memiliki tempat wisata di akhir pekan, mengingatkan janji pasangan dengan rekan kerjanya atau menjadwalkan kunjungan ke rumah mertua.

Sebaliknya, minta anggota keluarga lain atau pasangan untuk lebih berpartisipasi dalam tugas rumah tangga tersebut.

Sama seperti di tempat kerja, quiet quitting di rumah juga membutuhkan aplikasi yang berbeda untuk setiap orang.

Kuncinya adalah menghilangkan semua tugas ekstra yang perlu dilakukan dan pertahankan pada tanggung jawab mendasar saja.

Idealnya, quiet quitting di rumah akan mengarah pada percakapan yang panjang dan tertunda tentang dampak ketidakseimbangan pekerjaan rumah tangga.

Jika tidak ada respon apa pun dari pasangan maka kita bisa benar-benar menghilangkan beberapa tugas rumahan agar tidak menyebabkan stres di kemudian hari.

Berkah Adesiyan, Founder dan CEO Mother Honestly menegaskan bahwa untuk benar-benar menggeser keseimbangan di rumah, kedua pasangan perlu melakukan perubahan.

“Kita tidak secara ajaib akan merawat diri sendiri untuk keluar dari bencana ini," kata Adesiyan.

Intinya, kita perlu melakukan lebih sedikit dan pasangan perlu berkontribusi lebih banyak dalam urusan rumah tangga.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/28/094239720/lelah-mengurus-pekerjaan-rumah-tangga-ibu-juga-bisa-terapkan-quiet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke