Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teknik Pernapasan Lima Jari untuk Bikin Tubuh Rileks

KOMPAS.com - Kehidupan serba cepat yang menuntut untuk selalu siap terkadang membuat kita kewalahan dan cemas.

Tapi, ada cara mudah untuk mengatasi kecemasan itu dan membiarkan otak bekerja dengan baik, sehingga kita merasa damai dan tenang. Cara tersebut adalah teknik pernapasan lima jari.

Spesialis nyeri dan psikolog pengobatan perilaku Judith Scheman, PhD, menjelaskan segala yang harus diketahui mengenai teknik pernapasan lima jari, termasuk bagaimana teknik itu membantu seseorang rileks, bersantai, dan meredakan rasa sakit.

Apa itu pernapasan lima jari?

Pernapasan lima jari adalah teknik pernapasan sederhana yang merangsang relaksasi yang dalam. Teknik ini dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Tidak seperti teknik pernapasan lainnya, pernapasan lima jari adalah pengalaman multisensor di mana kita berkonsentrasi lebih dari sekadar bernapas.

Kita juga berfokus pada gerakan dan sensasi satu tangan menyentuh tangan lain secara perlahan.

Teknik ini membantu otak memasuki kondisi relaksasi yang dalam (deep relaxation), yang memicu pelepasan hormon endorfin.

"Endorfin adalah obat penghilang rasa sakit alami tubuh," jelas Scheman.

"Secara kimiawi endorfin identik dengan opioid, tetapi tidak menyebabkan sembelit, gatal, mual atau muntah, dan tidak mengganggu tidur atau sistem kekebalan."

Manfaat pernapasan lima jari

Teknik pernapasan memicu sistem saraf parasimpatis --bagian otak yang bertanggung jawab untuk beristirahat, bersantai, dan mengatur ulang.

Saat kita merasa tegang, kewalahan, atau bersemangat, teknik ini membantu untuk keluar dari mode fight or flight menuju keadaan yang lebih tenang.

Pernapasan lima jari sangat bermanfaat, khususnya bagi pasien yang akan menjalani operasi atau baru pulih dari operasi.

"Kita dapat melakukan teknik relaksasi ini dengan mata tertutup segera setelah mereka membawa kita kembali ke ruang operasi," ujar Scheman.

"Cara ini akan memungkinkan kita menjalani operasi dengan sangat santai."

Teknik pernapasan lima jari terbukti memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Meredakan stres dan kecemasan

Ketika sistem saraf parasimpatis aktif, kita dapat mengalihkan fokus dari kekhawatiran dan stres.

Mengurangi kecemasan dan stres dapat mengurangi peradangan dan membantu sistem kekebalan tubuh.

2. Membuat tubuh rileks

"Studi menunjukkan orang yang menjalani operasi dalam keadaan sangat rileks membutuhkan lebih sedikit obat sebelum menerima anestesi umum," kata Scheman.

3. Mengurangi rasa sakit

Pada beberapa orang, penggunaan opioid atau narkotika bisa menimbulkan ketagihan.

Namun, menggunakan teknik relaksasi mendalam sebelum dan sesudah operasi besar dapat meminimalkan kebutuhan akan opioid untuk mengatasi rasa sakit.

4. Mempercepat proses penyembuhan

Mempraktikkan teknik relaksasi mendalam setelah operasi juga dapat membantu pasien sembuh lebih cepat.

"Individu yang mempraktikkan relaksasi mendalam tiga atau empat kali setiap hari setelah operasi terbukti sembuh secara signifikan lebih cepat dari luka operasi mereka," catat Scheman.

5. Membantu tidur

"Pasien juga melaporkan teknik tersebut membantu mereka tidur sepanjang malam, bahkan terkadang di rumah sakit," tambahnya.

Cara melakukan pernapasan lima jari

Dalam sebuah video di YouTube, Scheman mendemonstrasikan teknik pernapasan lima jari. Tahapannya antara lain:

1. Mempersiapkan kedua tangan

Pernapasan lima jari membutuhkan penggunaan dua tangan. Satu tangan menjadi base atau dasar (tidak bergerak) dan tangan lainnya untuk bergerak (trace) melalui jari-jari di tangan yang tidak bergerak.

Ada baiknya gunakan tangan yang dominan untuk bergerak. Jika kita menulis dengan tangan kanan, maka gunakan tangan kanan.

Untuk memulai pernapasan lima jari, letakkan tangan yang menjadi base di depan wajah dengan jari-jari terentang.

2. Gerakkan tangan kanan

Letakkan jari telunjuk tangan kanan untuk menelusuri bagian bawah ibu jari tangan base, lalu gerakkan jari telunjuk secara perlahan ke ujung ibu jari.

"Saat menggerakkan jari ke atas ibu jari, tarik napas perlahan, mungkin biarkan mata tertutup," terang Scheman.

Saat mencapai bagian atas ibu jari, gerakkan jari telunjuk perlahan ke sisi lain ibu jari sambil menghembuskan napas.

3. Berfokus pada pernapasan

Setelah selesai menelusuri ibu jari, lanjutkan menelusuri jari telunjuk dengan cara yang sama, diikuti jari tengah, jari manis, dan kelingking.

Di sela-sela gerakan, cobalah bernapas dalam-dalam dan perlahan.

"Biarkan kita rileks saat bernapas dengan perlahan," ucap Scheman.

"Usahakan semakin rileks setiap kali kita menghembuskan napas."

4. Mengubah arah gerakan

Ketika seluruh jari tangan sudah ditelusuri dan mencapai bagian bawah jari kelingking, lakukan gerakan mundur (reverse) menggunakan jari telunjuk di tangan kanan untuk bergerak menuju ibu jari di tangan kiri.

Tarik dan hembuskan napas perlahan, fokus pada napas dan sensasi jari telunjuk menelusuri kulit.

5. Biarkan diri kita rileks

Lanjutkan latihan selama yang dibutuhkan.

"Saat kita siap, kita dapat membuka mata, mendapatkan relaksasi apa pun yang kita temukan," kata Scheman.

Cobalah untuk tidak terburu-buru melakukan apa pun yang dilakukan selanjutnya. Sisihkan waktu untuk sejenak menikmati relaksasi.

Bisa diajarkan kepada anak

Agak sulit untuk membuat anak-anak duduk diam, apalagi bermeditasi atau mempelajari teknik pernapasan.

Namun, pernapasan lima jari adalah aktivitas sederhana yang dapat dipahami anak, sehingga mereka dapat menenangkan dan mengatur emosi mereka.

"Tambahkan latihan ini ke dalam jadwal, dan di penghujung hari kita dapat melihat ke belakang dan menganggap ini sebagai sesuatu untuk menjaga diri sendiri," kata Scheman.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/12/104704920/teknik-pernapasan-lima-jari-untuk-bikin-tubuh-rileks

Terkini Lainnya

Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com