Kanker Serviks, Ini Gejala dan Penyebabnya

KOMPAS.com - Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan di dunia. Bahkan menurut laporan World Health Organization (WHO), kanker serviks adalah telah dialami oleh sekitar 604.000 perempuan per tahun 2020.

Kanker serviks sendiri merupakan kanker yang terjadi pada sel leher rahim, atau bagian bawah rahim yang terhubung langsung ke vagina, dengan berbagai varian virus human papillomavirus (HPV) sebagai dalangnya.

Dilansir dari Mayo Clinic, sebenarnya sistem kekebalan tubuh kita biasanya akan mencegah virus HPV melakukan kerusakan saat terpapar.

Namun, pada sebagian kecil orang, virus ini bertahan selama bertahun-tahun, dan menyebabkan beberapa sel serviks menjadi sel kanker.

Kanker serviks sendiri memiliki beberapa gejala, seperti berikut ini:

• Pendarahan vagina setelah hubungan seksual, selama menstruasi, atau setelah menopause
• Keputihan berair dan berdarah, teksturnya pun bisa kental dan berbau busuk
• Nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan intim

Penyebab

Meski telah disebutkan bahwa HPV merupakan “dalang” umum dari kanker serviks, sebenarnya penyebab kanker jenis ini masih belum jelas.

Namun, kanker serviks akan dimulai ketika sel sehat di serviks mengalami perubahan (mutasi) pada DNA yang dimiliknya. Padahal, DNA sel berisi instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukannya.

Setelah itu, sel-sel sehat yang seharusnya berkembang biak dengan kecepatan tertentu dan mati pada waktu yang telah ditentukan malah berkembang biak di luar kendali dan tidak mati.

Pada akhirnya, sel-sel abnormal yang terakumulasi ini membentuk massa (tumor). Sel-sel kanker pada serviks ini pun menyerang jaringan terdekat dan dapat terlepas dari tumor untuk menyebar (bermetastasis) ke tempat lain di dalam tubuh.

Lebih lanjut, selain pengaruh virus HPV, sebenarnya ada beberapa fator yang meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks, yaitu:

Gonta-ganti pasangan

Semakin banyak pasangan dalam berhubungan seksual, akan semakin besar pula peluang seseorang tertular HPV.

Aktivitas seksual dini

Berhubungan seks pada usia dini bisa meningkatkan risiko tertular HPV.

Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya

Jika seseorang memiliki IMS lain seperti klamidia, gonore, sifilis, dan HIV/AIDS, risiko tertular virus HPV pun akan lebih tinggi.

Sistem kekebalan yang melemah

Saat kekebalan tubuh melemah karena masalah kesehatan lainnya dan menderita HPV, risiko terkena kanker serviks pun akan lebih tinggi.

Merokok

Merokok dikaitkan dengan kanker serviks sel skuamosa, jenis kanker serviks yang bermula di sel tipis dan datar (sel skuamosa) yang berada di bagian luar serviks lalu menyebar ke dalam vagina.

Dampak obat pencegah keguguran

Jika ibu kita mengonsumsi obat yang disebut dietilstilbestrol (DES) saat hamil di tahun 1950-an, mungkin kita memiliki risiko terkena salah satu jenis kanker, yaitu clear cell adenocarcinoma.