Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keputihan Saat Hamil, Bisakah?

KOMPAS.com - Saat sedang hamil, tentu ada banyak perubahan yang terjadi pada tubuh, sampai-sampai seorang perempuan bisa dibuat bingung dan sulit membedakan mana yang normal yang terjadi, mana yang sebaliknya.

Misalnya saja, keputihan saat hamil.

Lantas, apakah normal?

Mengutip Medical News Today, keputihan saat hamil rupanya normal.

Menurut National Health Service (NHS), keputihan saat hamil akan membantu mencegah pemicu infeksi dari vagina masuk ke rahim.

Selain itu, keputihan saat hamil juga dapat membantu membentuk penghalang yang akan membantu membentuk sumbat lendir atau pelindung rahim.

Bahkan, keputihan sebenarnya merupakan salah satu tanda awal kehamilan.

Lebih lanjut, keputihan saat hamil ini sama saja seperti keputihan pada umumnya, yang akan berubah seiring dengan siklus menstruasi.

Pada saat kehamilan, di awal trimester pertama, kemungkinan ibu hamil akan mengalami peningkatan keputihan.

Namun tak perlu khawatir, ini sebenarnya membantu menghilangkan sel kulit mati dan bakteri dari vagina.

Jumlah keputihan pun akan meningkat di akhir kehamilan, seiring dengan tubuh yang mulai mempersiapkan diri untuk kelahiran bayi.

Lalu menariknya, rupanya tidak semua ibu hamil akan mengalami peningkatan banyaknya keputihan saat hamil.

Sebab menurut co-founder Fit to Deliver International dan anggota penasihat Fit Pregnancy Karen Nordahl, M.D., beberapa ibu hamil justru tidak mengalami adanya peningkatan keputihan sama sekali.

Adapun soal tekstur, keputihan normal saat kehamilan akan terasa pekat, lengket, dan terlihat seperti lendir.

Jika keputihan terlihat seperti ini, artinya vagina bekerja keras untuk memproduksi cairan yang dapat menjaga serviks tetap lembap dan sehat.

Namun jika keputihan memiliki warna aneh, berbau tidak sedap, atau membuat vagina terasa gatal dan iritasi, segera periksakan diri ke dokter. Sebab, itu bisa menjadi tanda infeksi.

Jadi jika mengalami keputihan yang terlihat aneh dan menggumpal, kemungkinan besar kita kehilangan sumbat lendir kita, yang bisa mengindikasikan bahwa kita akan melahirkan.

Apakah bisa terkena infeksi jamur atau vaginosis bakterialis saat hamil?

Jamur sebenarnya hidup di dalam tubuh dan di vagina kita sepanjang waktu, tetapi kehamilan membuatnya semakin mudah berkembang biak.

Hal ini pun dapat menyebabkan infeksi jamur, yang ditandai dengan keluarnya cairan semacam keputihan berwarna kuning atau putih yang kental atau menyerupai keju cottage.

Biasanya, ibu hamil yang mengalaminya akan merasakan gatal dan nyeri di area vagina. Vagina pun bisa berubah kemerahan.

Bahkan, ada pula yang mengalami rasa sakit dan perih saat berhubungan intim ketika buang air kecil.

Untuk mengatasinya, konsultasikan dengan dokter. Kita bisa meminta dokter untuk meresepkan obat jika diperlukan.

Memakan makanan probiotik atau mengurangi asupan gula yang disukai jamur pun dapat membantu.

Selain itu, jangan lupa untuk juga sering mengganti pakaian dalam.

Lalu selain infeksi jamur, ibu hamil juga bisa saja mengalami vaginosis bakteri, yang juga ditandai dengan cairan mirip keutihan yang berbau amis.

Keputihan seperti ini biasanya paling terlihat setelah berhubungan seks, dan rasa gatal atau perih mungkin menyertainya.

Sayangnya jika tidak diobati, vaginosis bakteri ini dapat menyebabkan komplikasi kehamilan.

Pasalnya, menurut dokter kandungan di Bloomfield Hills, April Sarvis, M.D, vaginosis bakteri memang dimulai sebagai infeksi vagina, namun bisa naik ke rahim dan menyebabkan ketuban pecah dini, sehingga memicu kelahiran prematur.

Jadi jika curiga mengalaminya, segera hubungi dokter.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/14/135927620/keputihan-saat-hamil-bisakah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke