Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Risiko Kesehatan jika Keseringan Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa

KOMPAS.com - Berbagai menu gorengan masih menjadi favorit masyarakat dari berbagai kalangan untuk berbuka puasa.

Sebut saja tempe mendoan, tahu isi, bakwan, pisang goreng, combro hingga risol selalu berhasil menawarkan kenikmatan di lidah ketika disantap usai berpuasa seharian.

Akan tetapi dibalik rasanya yang bikin nagih, gorengan sebetulnya menyimpan sejumlah dampak buruk yang merugikan kesehatan apalagi jika kita terlalu sering mengonsumsinya.

Efek buruk berlebihan makan gorengan bagi kesehatan tampaknya masih kurang dipedulikan banyak orang.

Sebenarnya makan gorengan saat berbuka puasa sah-sah saja, tapi porsi dan kebiasaannya perlu dikendalikan agar tidak berlebihan.

Sebab adaa sejumlah risiko kesehatan yang menghantui jika keseringan makan gorengan. Berikut pemaparan selengkapnya. 

1. Risiko obesitas

Menurut dr. Imelda Goretti, Sp.GK, dokter Spesialis Gizi Klinik dari Eka Hospital Cibubur, makanan yang diproses secara digoreng cenderung untuk memiliki nilai kalori dan lemak yang tinggi.

Ini dikarenakan makanan yang mengandung tinggi lemak secara umum memang memiliki nilai kalori yang lebih tinggi dari makanan lainnya.

Ketika makanan digoreng, maka makanan tersebut akan kehilangan kadar air yang terkandung di dalamnya dan menyerap minyak, kemudian berlebihan mengonsumsinya bisa memicu obesitas.

Sebagai contoh, 100 gram kentang yang dipanggang akan mengandung 93 kalori dan 0.13 gram lemak, sedangkan pada 100 gram kentang yang digoreng akan mengandung 312 kalori dan 15 gram lemak.

Dalam hal ini, kentang goreng memiliki peningkatan jumlah kalori yang cukup tinggi.

Makanan yang memiliki kalori serta lemak yang tinggi akan memicu kita kesulitan untuk menjaga berat badan dan berisiko untuk obesitas.

2. Risiko kanker

Makanan yang diproses dengan cara digoreng memiliki risiko untuk menghasilkan zat akrilamida. 

Senyawa yang satu ini diketahui merupakan zat beracun penyebab kanker yang terbentuk dalam makanan selama proses memasak suhu tinggi.

Zat tersebut merupakan reaksi kimia dari gula dan asam amino yang disebut asparagine, yang terbentuk dari beberapa makanan seperti kentang, daging merah, dan makanan bertepung yang diproses di suhu tinggi, seperti digoreng.

3. Risiko penyakit jantung

Gorengan memiliki pengaruh dalam meningkatkan tekanan darah, risiko obesitas, dan penyumbatan pembuluh darah, sehingga dapat memicu penyakit jantung.

Ini dikarenakan gorengan memiliki kadar lemak jenuh juga lemak trans yang tinggi sehingga dapat memberikan efek buruk bagu kesehatan jantung.

4. Risiko diabetes tipe 2

Mengonsumsi gorengan berlebihan juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering konsumsi makanan cepat saji seperti gorengan memiliki risiko mengalami resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/13/061031220/4-risiko-kesehatan-jika-keseringan-makan-gorengan-saat-berbuka-puasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke