Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Childfree Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium pada Wanita

KOMPAS.com - Pilihan hidup pasangan mengenai childfree dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan secara biologis, terutama wanita.

Sebelumnya istilah childfree menjadi populer di kalangan masyarakat sejak influencer Gitasav menggaungkan childfree sebagai pilihan hidupnya.

Tanggapan mengenai childfree pun menjadi bahan diskusi dan memicu pro-kontra di tengah masyarakat. Ada yang menyebut kalau childfree atau menikah tapi berniat tidak memiliki keturunan merupakan hak bagi setiap pasangan.

Tetapi di sisi lain ada anggapan bahwa wanita mengandung, melahirkan dan membesarkan anak sudah menjadi fitrahnya sebagai manusia.

Terlepas dari hal itu, dr. Toto Imam Soeparmono, SpOG, K.Onk, MH, Dokter Spesialis Ginekologi Onkologi mengatakan keputusan untuk tidak memiliki anak bisa meningkatkan faktor risiko kanker ovarium.

"Mengenai childfree ini ada hubungannya dengan faktor risiko kanker ovarium yang disebut angka paritas kelahiran rendah," jelas dokter Toto dalam webinar "Kampanye 10 Jari", Sabtu (27/5/2023).

Childfree salah satu faktor risiko kanker ovarium 

Mengutip Cancer.org, kanker ovarium dapat menyerang wanita tanpa memandang usia, namun lebih sering menyerang mereka yang tidak pernah memiliki anak (childfree), atau mereka yang memiliki anak pertama setelah usia 35 tahun (paritas kelahiran rendah). 

Sedangkan angka paritas kelahiran yang rendah menjadi salah satu dari enam faktor risiko penyebab kanker ovarium. 

Hal itu pun dapat dijelaskan secara biologis karena wanita yang sehat akan melalui masa subur yang disebut dengan ovulasi.

Di fase ini, ovarium kiri dan kanan pada gilirannya akan memproduksi sel telur, kemudian dinding atau jaringan di sekitarnya akan luruh (mengalami perlukaan) dan darah menstruasi akan dikeluarkan.

Setiap bulannya fase ini terus berlanjut karena dinding ovarium yang pecah tadi akan mengalami proses penyembuhan.

Meski perlukaan itu bisa pulih dengan sendirinya, namun ketika wanita tidak memiliki keturunan, perlukaan yang terus berlanjut itu memungkinkan munculnya sel yang tidak sembuh, sehingga terjadilah mutasi hingga memicu pertumbuhan sel kanker.

Tidak punya anak memicu kista endometriosis

Di samping itu, terus terjadinya pendarahan ovulasi bisa menimbulkan kondisi yang disebut kista endometriosis.

Ini merupakan jenis penyakit yang ditandai dengan jaringan endometrium pada umumnya berada di lapisan dalam rongga rahim.

Tetapi kelainan ini membuat jaringan tersebut tumbuh di luar rahim seperti pada indung telur atau ovarium.

Jaringan tersebut sebenarnya berfungsi sebagai memproduksi darah haid, tetapi ketika tumbuhnya di luar rongga rahim, enzim yang terkandung di dalamnya dapat bekerja memproduksi darah haid di ovarium.

"Pertumbuhan kista yang terjadi di ovarium itu membuat darah haid tidak keluar. Lama-lama isi ovarium itu darah haid dan bisa menjadi asal usul kanker," jelas dokter Toto.

Risiko berkurang pada wanita yang punya anak

Risiko kanker ovarium akibat angka paritas kelahiran rendah akan berkurang jika wanita memiliki keturunan.

Dokter Toto mengatakan ketika seorang wanita mengalami masa kehamilan, maka proses ovulasi akan terhenti.

Kondisi tubuh dan hormon akan menyesuaikan diri untuk mempersiapkan wanita hamil, melahirkan hingga menyusui.

"Saat orang hamil peristiwa ovulasi tidak terjadi, otomatis ovarium istirahat. Kemudian ditambah lagi masa nifas dan menyusui."

"Ovarium akan istirahat dan tidak terjadi ovulasi dan perlukaan selama dua tahun," lanjut dokter Toto.

Dengan tidak adanya masa ovulasi, hal itu bisa menyelamatkan dan mengurangi faktor risiko kanker ovarium.

Bahkan dengan memiliki keturunan, lanjut dokter Toto tidak hanya risiko kanker ovarium yang bisa dicegah, tetapi juga untuk kanker payudara.

"Makin sedikit anak, makin sedikit ovarium beristirahat dan itu berbahaya bagi kanker. Apalagi kalau childfree akan lebih berbahaya lagi, " tutupnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/28/090000120/childfree-tingkatkan-risiko-kanker-ovarium-pada-wanita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke