Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya "Self Love" bagi Remaja

SELF love (mencintai diri sendiri) adalah perasaan di mana kita merasa percaya dan bangga atas kemampuan diri kita sendiri tanpa mementingkan pendapat orang lain dengan melibatkan aspek menyadari diri sendiri, menghargai diri sendiri, percaya diri, dan peduli pada diri sendiri.

Self love memiliki makna dengan mencintai diri sendiri bukan berarti memenuhi diri dengan segala keinginan, melainkan juga toleransi terhadap orang lain.

Self love mengharuskan seseorang untuk memperlakukan dan menerima diri sendiri dengan baik dan apa adanya.

Selain itu merupakan aspek penting dari kesehatan mental. Saat Self love diterapkan, seseorang akan merasa lebih mudah untuk berpikir positif termasuk saat marah, kecewa, atau sedih, karena hal tersebut adalah bentuk dari penerimaan diri.

Sampai saat ini, masih banyak orang yang sulit dalam mencintai atau menghargai diri sendiri setelah melihat pencapaian orang lain.

Mencintai diri sendiri pada usia dini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, terutama ketika dihadapkan oleh situasi yang membuat kita sulit mencintai diri kita.

Contohnya saat kita selalu menghadapi kegiatan yang selalu membuat diri kita selalu kelelahan/stres.

Kurangnya rasa cinta kita terhadap diri sendiri dapat membuat self love sulit dilakukan. Dengan berkembanganya self love dan menyenangkan diri sendiri, mindset dalam diri kita pun juga akan lebih positif sehingga lebih termotivasi dalam beraktivitas terutama di kalangan remaja.

Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dimulai pada usia 12 - 18 tahun atau awal usia dua puluhan.

Masa tersebut membawa peluang untuk tumbuh dalam perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

Ketika memasuki masa remaja, munculnya kebutuhan pribadi dalam diri dengan tujuan agar remaja merasakan kebahagiaan, kesuksesan, penerimaan di masyarakat, dan kesiapan untuk memasuki tahap perkembangan selanjutnya.

Secara psikologis masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana remaja tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama (Hurlock, 1999).

Masa remaja terdapat tiga tahap perkembangan, yaitu:

Pertama, masa remaja awal (12-15 tahun). Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua.

Fokus dari tahap ini adalah penerimaaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

Kedua, masa remaja pertengahan (15-18 tahun). Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self directed).

Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

Ketiga, masa remaja akhir (19-22 tahun). Masa ini ditandai persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.

Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity.

Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.

Self love pada remaja

Self love adalah pemahaman yang harus diajarkan pada setiap remaja jika masing-masing orang memiliki nilai dan tujuan sendiri.

Pemahaman ini sangat penting untuk diajarkan pada remaja karena pada umurnya, dirinya akan terus mencoba sesuatu yang baru dan telah menetapkan tujuan atau ambisi terkait suatu hal tersebut.

Remaja juga memiliki harga diri yang baik untuk mempertahankan keyakinannya dan tidak mudah terpengaruh orang lain.

Anak-anak yang telah menerapkan self love pada dirinya akan tetap kuat meski terkadang gagal atau mengalami kekecewaan.

Jika sifat tersebut dikombinasikan dengan beberapa sifat lainnya, seperti integritas, motivasi, hingga harga diri, maka kemungkinan produksi dan sukses pada bidang pekerjaan terbuka lebar. Maka dari itu, setiap orangtua harus tahu cara untuk menanamkan perasaan ini.

Berikut ini beberapa cara untuk menerapkan self love pada anak:

Pertama, berikan rasa cinta. Salah satu cara untuk menanamkan self love pada anak adalah dengan memberikan banyak perasaan cinta agar anak tahu jika orangtuanya selalu ada untuknya.

Dengan memberikan cinta tanpa syarat, berarti seseorang dihargai karena dirinya, bukan terkait apa yang dilakukan atau penampilan.

Dengan menerapkan hal tersebut, anak dapat mencontohnya sehingga terbiasa akan hal tersebut dan tertanam di benaknya jika menjadi diri sendiri adalah yang terbaik.

Kedua, timbulkan rasa sukses. Sebagai orangtua, kamu dapat memberikan tanggung jawab dan kepercayaan diri dengan membuatnya dapat melakukan semua hal yang akhirnya merasa sukses setelah melewatinya.

Setiap pengalaman sukses dapat dibangun di atas rasa kompetensi dan kemahiran. Hal tersebut dapat menimbulkan self love untuk dirinya sendiri.

Ketiga, tidak memikirkan omongan orang lain. Ibu juga harus membiasakan anak untuk tidak memikirkan sesuatu yang dilontarkan orang lain padanya.

Memang, banyak orang yang ingin dipuji oleh lingkungannya, padahal dirinya tidak nyaman akan hal tersebut.

Maka dari itu, cobalah mengajarkan anak untuk selalu menjadi diri sendiri tanpa perlu memikirkan apa yang orang lain pikir baik. Dengan meng-iya-kan hal tersebut, anak tidak akan tampil apa adanya.

Keempat, berharga dan istimewa. Anak juga harus terus diingatkan jika dirinya itu berharga dan istimewa, sehingga self love tersebut tumbuh tanpa membandingkannya dengan orang lain.

Meski begitu, jika sesuatu yang buruk dapat diubah menjadi lebih baik, pastikan anak untuk melakukannya. Fisik atau sifat dapat berubah dengan membiasakan diri untuk melakukannya serta menerapkan reward and punishment.

*Celine Heronymus, Mahasiswa Fakultas Psikologi UNTAR
Raja Oloan Tumanggor, Dosen Fakultas Psikologi UNTAR

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/31/162120820/pentingnya-self-love-bagi-remaja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke