Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Remaja di Jakarta Timur Obesitas hingga 230 Kg, Apa Penyebabnya?

Hal ini disebabkan karena ia mengalami obesitas atau kegemukan hingga berat badannya mencapai 230 kilogram (kg).

Dan bila tidak segera ditangani secara intensif, obesitas yang dialami bisa membahayakan kesehatannya.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, Juwanto sempat mendapatkan pemeriksaan kesehatan di puskemas terdekat.

Ada pun pemeriksaan yang dilakukan terhadap Juwanto mencakup tensi darah, serta pemeriksaan tangan dan kakinya yang sudah dikeluhkan terasa nyeri dan sulit digerakkan selama dua bulan terakhir.

Lantas, apa sebenarnya penyebab obesitas?

Obesitas adalah kondisi yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun umumnya ini diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Menurut dokter spesialis gizi klinik, Dr Diana Felicia Suganda, MKes, SpGK, obesitas biasanya terjadi karena ketidakseimbangan antara indeks kalori yang masuk dan output energi dalam jangka waktu yang panjang.

"Masalahnya, obesitas itu tidak mungkin terjadi dalam 1-2 hari.

"Ini biasanya terjadi karena perilaku pola hidup yang kurang tepat," katanya saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu yang lalu.

"Ini bisa dimulai dari kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, makanan yang digoreng, menggunakan lemak jenuh, atau makan yang bersantan dan jeroan."

"Lalu, bisa juga karena kebiasaan mengonsumsi gula dalam jumlah yang berlebihan melalui minuman manis dan minuman berkaleng," sambung dia.

Mengonsumsi asupan tinggi kalori secara terus-menerus inilah yang kemudian memicu obesitas.

Ditambah lagi jika aktivitas fisik atau olahraganya sangat rendah.

Dampak buruk obesitas

Untuk dampak buruknya, obesitas dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang mengancam jiwa, seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kolesterol, dan lain sebagainya.

"Kita lihat dulu, kalau obesitas ini tinggi gula ya akan bermanifestasi jadi diabetes," ungkapnya.

"Kalau tinggi lemak dan tinggi garam, risiko penyakitnya hipertensi atau stroke juga bisa meningkat," terang dia.

Noncommunicable disease (NCD), seperti hipertensi, kolesterol yang bisa memicu terjadinya stroke, gagal jantung, sampai gagal ginjal, semua itu bisa merusak semua organ tubuh.

"Bahkan, penyakit-penyakit dengan hormon juga kadang berawal dari obesitas," jelas Diana.

Diana mengungkapkan,  obesitas pada masa remaja atau dewasa bisa saja terjadi akibat kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat sejak kecil.

"Memang pada masa kanak-kanak kita pun sudah terbiasa dengan gaya hidup yang ada di dalam keluarga," katanya.

"Misalnya, saat masih kecil kita banyak mengonsumsi makanan yang digoreng dan terbiasa minum yang manis-manis, itu akan memengaruhi obesitas di masa anak, sehingga risiko obesitas saat dewasa juga sangat tinggi," ujar dia.

Ketika sudah mengetahui apa penyebab obesitas, setelah itu kita perlu mengubah gaya hidup yang lebih sehat dengan mengubah pola makan, berolahraga, dan juga berkonsultasi ke dokter gizi.

"Untuk mengubah pola makan tentu saja butuh waktu, konsistensi, serta niat yang kuat dari orang yang mengalami obesitas tersebut," tutur Diana.

"Tapi dari pola makan, kita bisa memulainya sesederhana menghindari makanan yang tinggi kalori."

"Kita ganti cara masaknya, mungkin yang setiap kali digoreng diganti menjadi tumis dengan minyak yang lebih sedikit.

"Kemudian perlu diubah cara masaknya menjadi kuah-kuah bening yang mungkin biasanya pakai santan.

"Perbanyak juga buah dan sayur sehingga membuat asupan serat lebih tinggi dan kita pun bisa merasa lebih lama kenyangnya," sarannya.

Yang tak kalah penting, Diana menganjurkan untuk para penderita diabetes agar lebih banyak mengonsumsi air putih dan menghindari minuman berpemanis.

"Kalau pun mau teh bisa minum teh tawar, atau kopi hitam tanpa gula," terangnya.

"Jadi dari mengubah pola makan sudah bisa mengurangi kalori. Kemudian kita kombinasi dengan aktivitas fisik atau olahraga yang teratur," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/06/173105420/remaja-di-jakarta-timur-obesitas-hingga-230-kg-apa-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke