Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Olahraga Perlambat Proses Penuaan? Ini Penjelasannya

Namun, terkadang orang ingin memperlambat proses penuaan dengan berbagai cara.

Salah satu pilihan anti-penuaan yang potensial adalah aktif secara fisik. Sebab, olahraga dapat membantu melawan penuaan yang memungkinkan tubuh menyesuaikan diri lebih baik dengan proses penuaan atau membuat perubahan pada tingkat sel.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai efek anti-penuaan dari olahraga, simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

Efek anti-penuaan dari olahraga
Olahraga diketahui bermanfaat untuk penuaan yang sehat karena membantu orang mengurangi risiko kondisi kesehatan kronis.

Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek anti-penuaan pada bagian dan proses tubuh, seperti:

• Otak
Peningkatan pembentukan neuron dan berkurangnya perubahan kognitif yang membuat kita pikun.

• Sistem kardiovaskular
Penurunan tingkat tekanan darah dan peningkatan fungsi jantung.

• Metabolisme
Metabolisme yang lebih baik.

• Otot
Peningkatan pembentukan otot yang mengarah pada manfaat seperti kekuatan, keseimbangan, dan mobilitas sendi yang lebih baik.

• Sistem pernapasan
Peningkatan pernapasan dan ventilasi paru-paru.

Mengapa efek anti-penuaan dari olahraga dapat terjadi?
Aktivitas fisik dapat memberikan efek anti-penuaan karena cara tubuh bereaksi terhadap olahraga dan perubahan tubuh pada tingkat sel.

• Reaksi stres olahraga dan penuaan yang sama
Dalam sebuah studi tahun 2022, para peneliti menyarankan untuk membuat tubuh stres dengan aktivitas fisik guna melindungi tubuh dari penuaan dan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan usia.

Hal ini karena reaksi terhadap stres akibat olahraga — seperti peningkatan kadar kortisol dan peradangan — sangat mirip dengan apa yang terjadi pada tubuh saat menua.

Maka, tubuh seseorang dapat beradaptasi dengan stres olahraga dan lebih siap untuk menangani stres fisiologis akibat penuaan.

Para peneliti juga berhipotesis, semakin intens olahraga, semakin besar kemungkinan potensi perlindungan dari penuaan dapat terjadi.

Mereka juga mengindikasikan manfaat perlindungan yang mungkin terjadi membutuhkan olahraga teratur dari waktu ke waktu, bukan olahraga yang dilakukan di kemudian hari.

• Perubahan tubuh terjadi di dalam sel
Dalam sebuah studi European Heart Journal, para peneliti mencatat dua perubahan penting sel dari pelari dan orang yang melakukan latihan interval intensitas tinggi (HIIT).

Hasilnya, telomer mereka memanjang dan telomerase meningkat.

"Efek-efek ini keduanya penting untuk penuaan sel, kapasitas regeneratif, dan mendukung penuaan yang sehat," kata penulis studi dari Leipzig University Jerman, Ulrich Laufs, MD, dalam sebuah pernyataan.

Telomer secara alami menyusut dari waktu ke waktu. Ketika telomer menyusut, sel-sel akan mati dan tidak terus membelah.

Kematian sel juga berperan dalam hal-hal seperti terbentuknya kerutan, pertumbuhan uban, serta risiko masalah kesehatan yang berkaitan dengan usia, yaitu penyakit jantung, penurunan kognitif, dan bahkan kematian dini.

Para peneliti berhipotesis, jenis-jenis olahraga tersebut memengaruhi kadar oksida nitrat dalam darah.

Oksida nitrat meningkatkan aliran darah sehingga hal ini dapat memengaruhi perubahan sel pada kedua kelompok partisipan.

Latihan kardio dan latihan kekuatan bermanfaat untuk anti-penuaan
Studi European Heart Journal menemukan, latihan kardio bermanfaat dalam hal efek anti-penuaan.

Olahraga seperti berlari, berenang, atau bersepeda dan HIIT sama-sama memperlambat tanda-tanda penuaan dibandingkan dengan angkat beban, setidaknya pada tingkat sel.

Kendati demikian, menurut editorial dalam studi European Heart Journal, ini bukan berarti latihan kardio adalah yang terbaik untuk kebugaran fisik, karena semua olahraga sama baik dan bermanfaat.

Dengan kata lain, kita tidak perlu berhenti melakukan sesi latihan kekuatan. Khususnya untuk lansia, latihan kekuatan membantu meningkatkan kemampuan untuk bergerak dan meningkatkan berapa lama seseorang tetap sehat.

Latihan kekuatan sangat penting untuk mengatasi osteoporosis, yaitu kondisi penurunan kekuatan, kepadatan mineral, dan massa tulang.

"Data kami mendukung rekomendasi pedoman European Society of Cardiology saat ini apabila latihan kardio harus menjadi pelengkap latihan kekuatan, bukan sebagai pengganti."

Demikian penuturan salah satu penulis studi dari Saarland University di Jerman, Christian Werner, MD.

Hal yang sama berlaku untuk pedoman olahraga yang menyarankan agar orang melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang per minggu dan setidaknya dua sesi aktivitas penguatan otot.

Namun, perlu diingat, apa pun olahraga yang kita pilih, bicarakan dokte atau ahli kesehatan yang bisa memberikan informasi lebih lanjut tentang jenis dan jumlah aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/08/133801720/benarkah-olahraga-perlambat-proses-penuaan-ini-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke