Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Filler Ilegal di Lampung, Kenali Beda Filler Vs Botoks

Seorang penyanyi jebolan kontes dangdut ditangkap di Kota Metro, Lampung saat sedang menyuntikkan filler ke kliennya secara ilegal.

Ia mematok harga Rp 800.000 untuk satu kali suntik, yang sudah beroperasi selama 1,5 bulan belakangan.

Filler memang termasuk perawatan kecantikan yang cukup populer karena dianggap bisa memberikan hasil instan untuk menghilangkan kerutan dan mempercantik wajah.

Tak heran banyak yang tergoda mencobanya meskipun melakukannya di salon atau orang yang tak berizin.

Padahal, suntik filler harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman karena cara kerjanya di kulit yang tidak sederhana.

Cara kerja filler vs botox

Botoks dan filler wajah adalah dua jenis perawatan paling populer untuk membuat penampilan tetap muda.

Kita bisa menghilangkan kerutan, garis-garis halus wajah dan lipatan yang membuat penampilan kurang menarik.

Dua perawatan ini juga lebih ramah pemula dibandingkan operasi plastik yang mahal, invasif, dan membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

Meski demikian, bukan berarti keduanya bisa dilakukan oleh sembarang orang.

Dokter kulit Cleveland Clinic, Shilpi Khetarpal, MD mengatakan botoks adalah bentuk bakteri clostridium botulinum yang dimurnikan.

Dalam dosis yang jauh lebih tinggi, toksin botulinum menyebabkan botulisme.

Namun dalam dosis kecil, kandungannya memblokir saraf, menyebabkan otot yang disasar melemah.

Botoks memang lebih banyak digunakan dalam dunia kosmetik tapi sebenarnya juga dapat meredakan nyeri dan membantu mengatasi masalah yang disebabkan oleh gangguan otot.

Dalam beberapa kasus, botoks diterapkan mengatasi migrain, kandung kemih terlalu aktif, dan nyeri yang disebabkan oleh gangguan sendi temporomandibular (TMJ).

Cairan yang dipakai sebagai isi filler bisa berbeda termasuk asam hialuronat hingga polimetilmetakrilat (PMMA), yang juga berdampak pada daya tahannya.

Kadang kala, dokter juga akan memanfaatkan lemak dari tubuh pasien untuk menutupi kerutan, yang disebut autologus fat grafting.

Kebutuhannya berbeda

Botoks dan filler bukan metode yang bisa saling menggantikan karena kebutuhannya berbeda.

Neurotoksin dan filler dirancang untuk melakukan dua hal berbeda,” jelas Dr. Khetarpal.

Perawatan botoks paling cocok untuk menangani kerutan dinamis akibat aktivitas otot yang terlihat saat bergerak seperti di antara mata, alis dan dahi.

Sementara itu, filler lebih disarankan untuk mengatasi hilangnya volume pada wajah bagian bawah seperti pipi dan garis senyum.

Bisa juga dipakai untuk menambah volume wajah seperti pada tulang pipi yang terlalu cekung atau bibir agar lebih sensual.

Jenis kerutan ini berasal dari kulit yang kehilangan elastisitas dan kolagen seiring bertambahnya usia.

"Botoks merawat otot di bawahnya, sedangkan filler merawat garis-garis yang tidak bergerak," urai Dr. Khetarpal.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/01/121944120/kasus-filler-ilegal-di-lampung-kenali-beda-filler-vs-botoks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke