Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Mudah Percaya Saran Keuangan di Media Sosial

KOMPAS.com - Media sosial yang populer di kalangan gen Z seperti TikTok bukan hanya menyediakan hiburan, tapi juga berbagai informasi menarik, salah satunya tips finansial.

Video dengan tanda pagar #finance telah ditonton lebih dari 17 miliar kali. Video seputar keuangan itu mencakup cara-cara mengatur uang hingga menimbun kekayaan.

Tetapi, hanya karena video-video itu populer, bukan berarti sarannya layak diikuti.

Presiden perusahaan manajemen kekayaan Croak Capital, Eric Croak, mengatakan beberapa teknik investasi tradisional memang "agak kuno" dan TikTok menawarkan cara melakukan moderninasi.

Namun hal ini bergerak terlalu cepat dan saran-saran yang diberikan influencer keuangan "tidak ada aturannya".

"Jadi ini seperti pedang bermata dua. Kita tidak tahu siapa yang harus dipercaya dan cara mengetahuinya," katanya seperti dikutip dari Insider.

Beberapa cara menabung yang viral di TikTok saat ini mencakup "pengisian uang tunai", yaitu kita menarik uang tunai dari ATM dan memasukkannya ke dalam amplop untuk berbagai kebutuhan, seperti membayar KPR, belanja bulanan, atau makan di luar.

Ada juga metode 50-30-20, yang membagi pendapatan setelah pajak menjadi kebutuhan, keinginan, dan tabungan + utang ke dalam proporsi masing-masing.

Menurut pakar dari National Business Capital yang bergerak di bidang pinjaman modal, Brian Chevalier-Jordan, teknik-teknik tersebut umumnya solid dan dapat memberikan hasil yang nyata.

Metode "pengisian uang tunai" misalnya, sangat sederhana, visual, dan bisa diadopsi siapa saja. Hal ini memang menjadi rumus bagi video-video singkat di Tiktok, yaitu sederhana, jelas, dan mudah dilakukan.

“Namun, masalah besar muncul ketika orang yang mengaku pakar mempromosikan strategi keuangan yang rumit, berisiko, atau menantang untuk diterapkan,” kata Chevalier-Jordan.

Di TikTok, semua saran adalah tentang bagaimana menjadi kaya raya dengan cepat.

"Tetapi 80 persen dari saran itu salah atau tidak menunjukkan sisi negatif atau risiko yang tersembunyi," kata Croak.

Ia menambahkan, TikTok pada dasarnya menyebarkan informasi ini kepada masyarakat luas, kepada orang-orang yang tidak memiliki pengalaman atau uang untuk dapat berinvestasi pada hal-hal yang berisiko tinggi.

Area yang belum punya hukum jelas, seperti cryptocurrency atau pinjaman KPR yang rumit, juga menjadi masalah karena menjanjikan imbalan besar yang seringkali sulit dicapai.

Pada dasarnya investasi itu rumit

Apa yang menarik perhatian dan menghasilkan penonton belum tentu merupakan nasihat keuangan terbaik. Sebab, investasi pada intinya membosankan.

“Berinvestasi seharusnya tidak semenyenangkan itu,” kata Croak.

"Pekerjaan saya sering kali sangat membosankan. Seperti, 'Hei, tetap pada rencana, jangan mengubah keadaan.' Dan itu tidak menarik jika ditaruh di media sosial," katanya.

Dengan banyaknya informasi palsu dan penipuan di media sosial, jika kita berencana untuk memulai investasi tak ada salahnya berkonsultasi langsung dengan pakarnya atau mengikuti seminar yang diadakan oleh lembaga keuangan terpercaya.

Mengenai siapa yang harus didengarkan di media sosial, Croak mengatakan selalu pikirkan "siapa yang membayar tagihan" untuk nasihat tersebut.

Dari sana, cobalah mencari tahu apakah produk dan metode yang mereka rekomendasikan merugikan kantong mereka sendiri, bahkan jika hal tersebut tidak menimbulkan biaya apa pun.

“Untuk setiap produk keuangan di luar sana, ada trade-offnya,” kata Croak.

Selain itu, jangan langsung tergiur dengan hasil yang berlipat-lipat. Cari tahu juga konsekuensi atau risiko dari investasi tersebut. Dengan demikian kita dapat membuat keputusan dengan lebih hati-hati.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/04/072415620/jangan-mudah-percaya-saran-keuangan-di-media-sosial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke