Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Denny Wirawan Angkat Keindahan Batik Kudus untuk Koleksi Ready to Wear

Ini sekaligus menjadi perjalanan yang panjang, fokus, dan mendetail, terutama dalam pengolahan dan pengembangan terhadap batik Kudus.

Untuk merayakan perjalanan selama sewindu tersebut, Denny Wirawan mempersembahkan koleksi terbarunya dalam sebuah peragaan busana The Langham Fashion Soiree, hasil kerjasama antara The Langham Jakarta dengan Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), pada Rabu malam (1/11/2023) lalu.

Dalam koleksi bertajuk "Sandyakala Smara", Denny Wirawan mengangkat keindahan batik Kudus dalam format ready to wear deluxe dan ready to wear premium.

Sebelumnya, koleksi ini sudah lebih dulu ditampilkan di kota Kudus, namun sang desainer ingin membawanya ke Jakarta untuk menarik atensi publik yang lebih luas.

"Sesuai dengan aura metropolitan Jakarta, saya membawa mood Sandyakala Smara yang lebih berbeda," ujar Denny.

"Karakter metropolitan dan sikap urban kota Jakarta harus terasa di fashion show ini. Untuk itu saya melakukan re-styling di beberapa rancangan," terangnya.

Pertama, Seri Asmaradana yang terinspirasi dari masa kebangkitan industri di Tiongkok tahun 1920-an, menampilkan citra pakaian cheongsam dengan elemen berupa kerah-kerah tinggi, baik itu sebagai blus berbahan renda putih, atau vest penuh ornamentasi.

Juga berupa pilihan outerwear ala gaun cocktail berhiaskan batik Kudus yang motifnya dibuat cantik dan bold.

Siluet rancangan yang berunsur A-line, membuat gaun-gaun bagaikan kanvas yang memaparkan motif-motif flora dan unggas yang lugas dan dibuat simetri.

Selain itu, ada pula rok-rok lebar bias-cut yang bisa dipadankan dengan korset.

Sementara bagian kedua, Seri Layar Sutera (Journey to The Past), menampilkan gaun-gaun yang lebih premium dan gala.

Pada bagian ini, Denny memaksimalkan imaginasinya, mendesain rancangan sama sedramatis motif batik Kudus-nya.

Garis pinggang sangat ketat, diimbangi dengan jubah-jubah batik yang bermotif floral besar. Siluet bahu ada yang dibuat tegas dan dominan, memberi kesan kokoh dan extravaganze.

Di bagian ini motif batik menjadi lebih mewah dengan tambahan hiasan embroidery besar dan ornamentasi beading gemerlap yang teksturnya memperkaya motif.

Karena Layar Sutera terinspirasi dari kenangan kejayaan masa lalu di negeri Tiongkok, maka ada banyak keindahan motif-motif khas Tiongkok yang tertuang dalam setiap helaian di batik Kudus ini.

Beberapa motif antara lain flora dan fauna khas peranakan, seperti naga, phoenix, awan, burung hong, kupu-kupu, ayam, bunga krisan, asteria, lotus, dan peonie.

Rancangan ini juga dihiasi dengan perhiasan dari EPA Jewel, seperti cincin, gelang, anting-anting, dan kalung.

"Koleksi Sandyakala Smara saya persembahkan sebagai bentuk dedikasi untuk menggali lebih dalam lagi potensi-potensi yang ada pada motif batik Kudus yang belum tereksplorasi, setelah sebelumnya hadir koleksi Pasar Malam, Padma, dan Wedari," ungkap Denny.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/05/060000720/denny-wirawan-angkat-keindahan-batik-kudus-untuk-koleksi-ready-to-wear

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke