Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengguna Aplikasi Kencan Online Rela Bayar demi Jadi Anggota Premium

KOMPAS.com - Aplikasi kencan online menjadi salah satu cara baru para jomblo mencari pasangan. Bahkan, sejumlah pengguna rela untuk merogoh kocek menjadi anggota premium aplikasi kencan online.

Fakta tersebut diungkap oleh survei terbaru dari Populix yang bertajuk Indonesian Usage Behavior and Online Security on Dating Apps. 

  • Awas, 7 Kejahatan Ini Masih Mengintai Pengguna Aplikasi Kencan Online
  • 9 Aplikasi Kencan Online yang Paling Banyak Dipakai di Indonesia 

Eileen Kamtawijoyo, COO & Co-Founder Populix, menuturkan, 55 persen atau 405 orang, dari total 732 responden pengguna aplikasi kencan online yang disurvei, bersedia membayar biaya langganan premium. 

“Lebih dari setengah responden rela mengalokasikan anggaran hingga Rp 100.000 per bulan untuk berlangganan pada aplikasi kencan online premium,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, dikutip Jumat (1/3/2024). 

Berdasarkan laporan Indonesian Usage Behavior and Online Security on Dating Apps, dari jumlah tersebut sebanyak 55 persen responden bersedia membayar kurang dari Rp 100.000 untuk langganan premium aplikasi kencan online. 

Kemudian, 37 persen rela membayar antara Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Responden yang mau membayar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 sebanyak 7 persen. 

Adapula sekitar 1 persen responden yang tidak keberatan mengeluarkan uang lebih dari Rp 300.000 untuk menjadi anggota premium aplikasi kencan online. 

Dengan keanggotaan premium, pengguna aplikasi kencan online berharap agar profil anggota ditingkatkan sehingga lebih kredibel dan terpercaya. 

Selain itu, pengguna juga berharap mendapatkan akses ke fitur-fitur canggih sebagai anggota premium. Mereka juga berharap mendapatkan jaminan keamanan dan memperoleh peluang lebih tinggi menemukan pasangan yang berkomitmen. 

Alasan pengguna menjadi anggota premium 

Populix juga mengungkapkan alasan pengguna bersedia menjadi anggota premium aplikasi kencan online.

Eileen menuturkan, 56 persen responden pengguna aplikasi kencan online mendapatkan perilaku tidak menyenangkan dari pengguna lainnya. 

“Survei mengungkap 56 persen responden menyatakan pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan di aplikasi kencan online,” ujarnya. 

Beberapa perilaku tidak menyenangkan tersebut antara lain penipuan profil (71 persen), penggunaan bahasa kasar atau tidak sopan (52 persen), pelecehan seksual (30 persen), perselingkuhan (23 persen), penipuan uang (22 persen), cyberstalking (21 persen), dan pencurian identitas atau doxing (21 persen). 

Pengalaman tidak menyenangkan tersebut, disinyalir menjadi salah satu faktor pendorong pengguna bersedia membayar biaya langganan premium aplikasi kencan online. 

Dengan menjadi anggota premium, mereka berharap dapat bertemu dengan pengguna aplikasi yang lebih kredibel dan serius, serta mendapatkan tambahan fitur yang lebih aman dan canggih. 

Eileen menilai, keamanan pengguna menjadi tantangan bagi aplikasi kencan online, yang hendaknya terus ditingkatkan. 

“Seiring meningkatnya popularitas aplikasi kencan online, penting bagi setiap pengguna untuk memiliki kesadaran dan pemahaman dalam menjaga informasi pribadi, serta bagi penyedia aplikasi untuk terus mengambil langkah-langkah serius guna memastikan aplikasi mereka aman bagi setiap pengguna,” kata Eileen.

  • Waspadai Red Flag di Aplikasi Kencan Online
  • Pemerintah Tokyo Bikin Aplikasi Kencan Khusus Warga yang Jomlo

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/01/154000820/pengguna-aplikasi-kencan-online-rela-bayar-demi-jadi-anggota-premium

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke