KOMPAS.com - Memiliki berat badan ideal adalah impian setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Ada perbedaan antara berat badan ideal untuk laki-laki dan perempuan.
Setiap orang pastinya ingin mengetahui, apakah berat badannya sudah ideal? Untuk mendapatkan jawaban tersebut, simak ulasannya berikut ini, dilansir dari Kementerian Kesehatan, Siloam Hospitals, Medical News Today, dan MDApp.
Setidaknya, ada tiga rujukan untuk melihat berat badan ideal baik laki-laki maupun perempuan, sebagai berikut.
Tabel berat badan Kemenkes
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) menyusun tabel berat badan yang disarankan untuk laki-laki dan perempuan. Kemenkes mengategorikan bentuk badan menjadi tiga, yakni bentuk badan kecil, sedang, dan besar.
Berat badan laki-laki yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan tersebut, juga dibagi berdasarkan tinggi badan.
Berikut tabel berat badan laki-laki yang disarankan oleh Kemenkes RI.
Berikut tabel berat badan perempuan yang disarankan oleh Kemenkes RI.
Formula Broca
Cara mengetahui berat badan ideal selanjutnya adalah menggunakan perhitungan berat badan ideal, yakni Formula Broca. Formula ini ditemukan oleh seorang dokter ahli bedah asal Perancis, Pierre Paul Broca pada 1871.
Terdapat perbedaan rumus perhitungan berat badan ideal antara laki-laki dan perempuan, sebagai berikut:
Formula Broca berat badan ideal laki-laki
Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] – [(tinggi badan (cm) – 100) x 10%]
Misalnya, seorang pria dengan tinggi badan 170 cm, maka berat badan idealnya adalah
[170-100]-[(170-100)x10%]= 70-7=63 kg
Formula Broca berat badan ideal perempuan
Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] – [(tinggi badan (cm) – 100) x 15%]
Misalnya, seorang wanita dengan tinggi badan 158 cm, maka berat badan idealnya adalah
[158-100]-[(158-100)x15%]= 58-8,7=49,3 kg.
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Masyarakat juga bisa melihat kategori berat badan dengan cara mengukur Body Mass Indexs (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT).
BMI atau IMT merupakan alat untuk mengukur berat badan seseorang dibandingkan dengan tinggi badannya, dilansir dari Medical News Today.
Lantas, bagaimana cara menghitung BMI atau IMT tersebut?
Melansir dari situs Kementerian Kesehatan dan Siloam Hospitals, cara menghitung BMI atau IMT yang paling umum digunakan di Indonesia adalah pengukuran metrik.
Sebab,pengukuran BMI atau IMT tersebut menggunakan satuan kilogram (kg) untuk mengukur berat badan dan meter untuk mengukur tinggi badan.
Berikut rumus pengukuran BMI atau IMT metrik:
[berat badan (kg) : (tinggi badan (m) x tinggi badan (m))]
Contohnya, kamu memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 150 cm atau 1,5 m. Maka cara menghitung BMI atau IMT metrik adalah sebagai berikut:
BMI = 60 : (1,5 x 1,5) = 60 : 2,25 = 26,6
Jadi, hasil perhitungan BMI atau IMT dari seseorang dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 150 cm adalah 26,6. Masyarakat juga bisa menggunakan alat ukur BMI atau IMT online yang saat ini banyak disediakan oleh berbagai instansi.
Kategori IMT
Selanjutnya, hasil dari perhitungan BMI atau IMT tersebut dapat dikategorikan berdasarkan golongan berat badan. Apakah berat badan sudah termasuk golongan underweight, healthy weight atau normal, overweight, maupun obesitas.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, membagi golongan berat badan berdasarkan hasil perhitungan BMI atau IMT, sebagai berikut.
Jadi, contoh perhitungan BMI atau IMT di atas, seorang perempuan punya IMT 26,6, maka tergolong kelebihan berat badan alias overweight.
https://lifestyle.kompas.com/read/2024/04/08/184000420/catat-ini-berat-badan-ideal-laki-laki-dan-perempuan-