Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Tips Memakai Baju Koko Saat Lebaran dari Fashion Stylist

KOMPAS.com - Umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri pada esok hari, Rabu (10/4/2024). Biasanya, para laki-laki memakai baju koko untuk shalat Idul Fitri maupun silaturahmi ke sanak saudara. 

Nah, buat para laki-laki yang tengah menyiapkan baju koko buat Lebaran, simak tips berikut ini dari Fashion Stylist, Bimo Permadi, agar penampilanmu makin stand out. 

1. Pilih cutting yang sesuai badan 

Tips memakai baju koko yang pertama adalah memilih cutting atau pola yang sesuai dengan badan. Meskipun baju koko punya model serupa, namun menurut Bimo, setiap merek (brand) punya ciri khas cutting masing-masing.  

“Kalau misal dilihat, (model baju koko) memang akan sama, tapi ada beberapa brand (baju koko) yang cocok untuk laki-laki badan kurus, adalagi beberapa yang cocok buat laki-laki badannya yang lebih besar. Jadi memang harus banyak nyoba,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/4/2024). 

Menurut Bimo, jika memilih cutting baju koko yang tepat, maka mampu menghasilkan siluet badan yang lebih ramping. Sebaliknya, jika salah memilih cutting baju koko, maka badan si pemakai bisa tampak lebih besar. 

“(Baju koko) Brand A dan brand B kelihatannya sama, tapi begitu dipakai beda,” imbuhnya. 

Selanjutnya, bahan juga menjadi pertimbangan penting saat memilih baju koko. Bimo menyarankan untuk memilih bahan baju koko yang menyerap keringat. 

“Kalau mencari baju koko, pertimbangan bahan itu penting, karena ada beberapa bahan yang kalau kena sinar matahari jadinya bau, itu big no,” tuturnya.

Ia menyarankan untuk menghindari baju koko bahan satin, khususnya buat laki-laki yang mudah berkeringat. Sebab, bahan satin dapat dengan mudah menampakkan bekas keringat.

3. Pakai baju dalam

Nah, agar keringat tidak menganggu penampilan, Bimo menganjurkan para laki-laki untuk memakai baju dalam, kemudian baru dilapisi dengan baju koko. 

“Kan kita lebaran berkeliling ke saudara, jadi kalau pakai baju dalam itu ketiak enggak kelihatan basah saat berkeringat atau enggak berbekas sampai ke baju luar,” jelasnya. 

Pemilihan baju dalam pun tidak bisa sembarangan. Baju koko putih misalnya, Bimo menganjurkan laki-laki agar menghindari baju dalam warna senada. 

Alih-alih baju dalam warna putih, ia justru menyarankan baju dalam warna nude atau hitam. Sebab, baju dalam warna putih justru menimbulkan kesan double, saat dikenakan di balik baju koko putih. 

“Aku juga tidak menyarankan zaman sekarang kaos dalam yang bentuknya seperti tank top, sekarang modelnya seperti kaos. Jadi memang ada lengannya supaya bisa menahan keringat,” paparnya. 

4. Menyesuaikan dengan skin tone     

Saat memilih baju koko, lanjut Bimo, skin tone juga hendaknya menjadi pertimbangan. Upayakan memilih warna baju koko yang sesuai dengan skin tone, sehingga penampilan kamu makin stand out saat Lebaran. 

“Misalnya, kayak aku kan kulitnya tanned atau coklat tua, jadi aku tidak bisa pakai baju warna coklat tanah,” tuturnya. 

Warna baju koko yang tidak sesuai dengan skin tone, justru berisiko membuat penampilan tampak kusam. 

Buat laki-laki yang ingin tampil stylish dan fashionable, Bimo menganjurkan agar tidak ragu-ragu buat mix and match. Misalnya, kamu bisa meniru gaya busana laki-laki Melayu, yakni bawahan berupa celana palazzo berpotongan lebar dipadukan dengan sarung di atas lutut. 

Untuk sarungnya sendiri, kata Bimo, bisa menggunakan berbagai bahan seperti tenun, songket, atau diambil dari material senada dengan baju koko. 

“Buat cowok yang berani mix and match, kita bisa ambil inspirasi baju cowok Melayu yang memang unik dengan sarung di atas lutut,” jelasnya. 

Pemilihan warna baju koko dengan bawahannya, baik sarung maupun celana juga perlu diperhatikan, khususnya jika mengenakan baju koko warna putih. 

Meski tak ada aturan baku, namun Bimo menyarankan untuk menghindari perpaduan baju koko warna putih dengan bawahan warna hitam dan merah. 

“Jadi, kalau misalnya pakai baju koko putih cari bawahan warna beige, itu lebih bagus dan lebih pas buat Lebaran, atau putih dan putih itu lebih bersih dan nuansanya lebih Lebaran,” jelasnya. 

7. Koko bordir dan sarung 

Jika mengenakan koko dengan aksen bordir, Bimo menyarankan pemilihan warna bawahan, baik celana maupun sarung, mengambil salah satu warna dari bordir. 

“Warna bordir itu sebetulnya bisa diambil satu warna untuk atasan dan salah satu warnanya untuk bawahan. Misalnya sarung, kalau bisa ada unsur warna dari sarungnya itu yang matching sama atasan, jadi dalam keseluruhan warna yang dipakai itu tidak terlalu banyak,” jelasnya. 

Bimo pun tak mempermasalahkan perpaduan antara baju koko bordir dengan sarung bermotif. Asalkan, sesuai dengan kaidah dalam dunia fashion, yakni hanya boleh ada tiga warna dalam satu badan. 

“Misalnya warna monokrom, untuk warna bawahan atau sarung, walaupun motifnya beda, tapi ada salah satu warna dari si bordir baju koko itu. Jadi, terlihat senada dan stylish,” jelas Bimo. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/04/09/233513720/7-tips-memakai-baju-koko-saat-lebaran-dari-fashion-stylist

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke