Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Asal Ikuti Diet ala Selebritas, Ini 5 Alasannya

KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, masyrakat yang ingin menyempurnakan fisiknya -entah itu menurunkan atau menaikkan berat badan, seringkali menjadi selebritas sebagai panutan.

Namun, tanpa disadari, tak sedikit orang yang justru malah memiliki target berat badan yang tidak realistis ketika mengikuti para selebritas tersebut.

Menurut ahli gizi teregistrasi dan ahli gizi di UFIT Singapura, Ellie Cheale, tidak ada jalan pintas untuk sehat dan kecantikan fisik. 

Ketika mengikuti langkah orang lain, dalam hal ini selebritas, maka seringkali mereka justru berpotensi gagal. Mengapa demikian?

Alasan jangan asal ikuti diet ala selebritas

1. Tidak sesuai dengan tubuh kita

Tidak ada resep diet yang benar-benar cocok bagi setiap orang karena masing-masing dari kita punya profil kesehatan berbeda.

Sayangnya, hal ini sering diabaikan.

"Budaya diet membuat banyak orang mengadopsi pola diet yang sama seperti orang lain. Satu orang mungkin mendapatkan hasil sesuai yang diinginkannya, tetapi hasil yang sama belum tentu didapatkan oleh semua orang," ujarnya, seperti dilansir dari Vogue Singapore.

Lebih lanjut, mereka yang mengikuti diet artis seringkali ingin mendapatkan hasil yang identik dan mengabaikan faktor penunjang lain dalam kesempurnaan fisik, misalnya tampilan kulit secara genetika, makeup, lingkungan, serta akses pada beberapa sumber.

Ketika orang-orang biasa mengikutinya dan gagal, maka hal itu dapat memicu frustrasi.

Metabolisme tubuh setiap orang juga berbeda. Contohnya, influencer yang kita ikuti dua kali lebih aktif daripada kita yang lebih banyak duduk. Tentu kebutuhan kalori dan jenis makan yang dikonsumsinya tidak sama dengan kebutuhan tubuh kita.

Tubuh kita harus mendapatkan kebutuhan energi yang tepat agar bisa menjalani hidup lebih baik dan sehat.

2. Minimnya bukti ilmiah

Banyak diet selebritas yang minim bukti ilmiah untuk mendukung efektivitasnya dalam jangka panjang.

Selain berbahaya bagi kesehatan, hal ini juga berpotensi membuat kita mengalami "yo-yo diet" alias berat badan naik lagi setelah sempat turun banyak.

Apalagi, beberapa selebritas mempromosikan pola makan yang jika ditinjau malah berpotensi membuat kita kekurangan nutrisi.

Misalnya, pola diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Diet ini tidak efektif bagi banyak orang karena karbohidrat adalah sumber utama glokosa, yang diperlukan tubuh untuk berfungsi secara optimal.

3. Genetik berperan penting

Seperti telah disinggung sebelumnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi apakah sebuah pola diet cocok untuk seseorang atau tidak. Salah satu faktor terpentingnya adalah genetika.

Genetika setiap orang berbeda. Inilah yang menjelaskan mengapa satu pola diet bisa berhasil pada si A, sementara pada beberapa orang lainnya gagal.

Misalnya, diet vegan yang dijalani banyak selebritas mungkin tidak cocok bagi orang-orang yang mengalami intoleransi atau sensitivitas terhadap kacang-kacangan dan biji-bijian. Padahal, keduanya adalah sumber protein utama dari pola diet tersebut.

Hal itu dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Ditegaskan bahwa pola makan yang sehat harus mendukung kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Kondisi medis setiap orang juga memengaruhi keberhasilan diet, misalnya faktor psikologis seperti stres, pola makan emosional, dan citra tubuh.

4. Sumber daya

Tidak semua orang memiliki sumber daya yang sama dengan selebritas, misalnya menyediakan makanan tinggi nutrisi setiap harinya, serta memiliki pelatih kebugaran pribadi, koki, atau penata gaya, yang membuat mereka relatif lebih mudah untuk mempertahankan pola makan atau gaya hidup tertentu.

Bagi orang biasa yang pergi ke kantor setiap hari, bekerja 9-5, serta memiliki kegiatan lain sepulang kerja, rencana makan yang kaku seringkali tidaklah realistis.

5. Menjual sesuatu

Jika pola diet selebritas tertentu tampaknya cocok dengan fitur tubuh kita, jangan juga langsung mengikutinya. Bisa jadi, mereka sebetulnya mau menjual sesuatu.

Misalnya, menjual minuman diet pengganti makan, korset diet, suplemen, dan lainnya.

Lebih buruk lagi jika produk konsumsi yang mereka promosikan belum mengantongi izin badan terkait, misalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Artinya, kandungan dan manfaatnya hanyalah klaim semata, menurut ahli diet Dr Charlie Seltzer, MD, seperti dilansir dari Cosmopolitan.

Hal ini pada akhirnya hanya membuat kita membuang-buang uang.

Meski demikian, bukan berarti kita harus menolak mentah-mentah informasi seputar diet para selebritas. 

Kita bisa mengambilnya sebagai tambahan referensi informasi, sebelum dikonsultasikan pada ahlinya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/04/21/191700520/jangan-asal-ikuti-diet-ala-selebritas-ini-5-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke