Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narsis! Gaya yang Enggak Abis-abis...

Kompas.com - 05/12/2008, 02:13 WIB

Echo patah hati berat dan Narcissus dikutuk sehingga jatuh cinta pada bayangannya sendiri di kolam sampai gila. Di tempat Narcissus bercermin itu tumbuh pohon, yang kemudian dikenal sebagai pohon narsis.

Pengertian ’narsis’ kalau dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bunga putih, krem, atau kuning yang tumbuh di daerah subtropis. Sementara narsisme adalah keadaan mencintai diri sendiri secara berlebihan atau bahkan memiliki kecenderungan seksual pada diri sendiri. Ya, kira-kira begitulah akar dari kata ’narsis’ yang selama ini kita kenal.

Ajang narsis

Salah satu kegiatan narsis yang paling lazim dilakukan adalah lewat foto. Kita sering banget bergaya sesuka hati, sebagus, dan semanis mungkin supaya kita terlihat menarik.

Apalagi, kalau foto bareng-bareng, pastinya pengin jadi pusat perhatian dan ujung-ujungnya narsis deh. Sebenarnya narsis sewaktu foto itu sah-sah aja selagi narsis yang kita lakukan enggak berlebihan dan enggak bikin orang lain terganggu. Narsis juga bikin kita terlihat ekspresif. Jadi, bisa dibedakan deh mana pasfoto dan mana foto gaya. He-he-he....

Selain foto, ajang narsis yang enggak kalah heboh adalah internet! Banyak banget situs yang ngefasilitasin kegiatan narsis, sebut aja friendster, blog, dan sejenisnya. Situs-situs ini bener-bener ngebuat banyak orang bernarsis ria sepuasnya melalui foto- foto yang dipajang di profil masing-masing.

Malah, enggak cuma foto narsis kita aja yang bisa disimpan, tetapi curhatan, review, dan karya-karya kita juga bisa disimpan di situ. Hmmm... kalau dipikir-pikir, narsis di internet ada manfaatnya juga. Ini menjadikan kita lebih pe-de dan berani memublikasikan suatu karya yang kita punya. Tapi, hati-hati aja, kamu bisa kecanduan narsis di internet dan waspada juga. Bisa-bisa ajang narsis kamu disalahgunakan untuk hal yang enggak bener oleh orang lain.

Enggak hanya lewat foto dan internet, sadar atau enggak, narsis juga sering kita ekspresikan lewat lisan. Misalnya waktu lagi ngobrol bareng teman-teman, terus dengan santainya kita bilang, ”Aku kan imut banget! Wajar aja dia ngeliatin aku terus.”

Itu juga masuk koridor narsisme lho.... Kita mesti tanggap, jangan-jangan omongan yang kita anggap biasa atau sekadar having fun itu ternyata membuat orang risi, enek, atau bahkan malas buat berteman dengan kita. Apalagi kalau kita sering banget ngomong begitu!

Intinya, kita jangan kelepasan deh, ingat situasi dan kondisi. Jangan sampai kita membuat orang kesal, bahkan tersinggung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com