Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Post-traumatic Stress Disorder", Apa Itu ?

Kompas.com - 01/03/2009, 02:01 WIB

Empat tahun lalu kantor memberi kesempatan naik haji dan saya berniat nyekar dulu ke kuburan ibunda di Makassar. Ternyata yang saya takutkan terjadi: stres selama pesawat mengudara, baik saat pergi maupun pulang. Padahal, perjalanan hanya dua jam.

Ajaibnya, saat persiapan naik haji sepertinya saya lupa trauma naik pesawat. Trauma kembali saat hendak pulang haji. Obat Valium 5 yang saya minta dari dokter di rombongan haji tidak membantu, malah keluar darah dari hidung.

Saya mencoba naik pesawat lagi dua tahun lalu ketika keluarga besar akan berlebaran di daerah. Saya langsung mengunjungi psikiater dan diberi obat kuat untuk naik pesawat yang empat jam perjalanan.

Belum yakin akan obat tersebut, saya nekat membeli tiket untuk ikut seminar seorang pakar manajemen yang saya dengar mampu mengobati trauma orang. Usai seminar, saya mendapat waktu menemui pakar itu. Tangan saya dipegang dan diberi sugesti agar berani naik pesawat. Saya tidak tahu apakah keberanian naik pesawat disebabkan obat dari psikiater atau dari sugesti pakar tersebut, tetapi saya berani terbang dan berlebaran bersama keluarga besar di daerah. Beruntung, saya mampu nekat karena setahun kemudian Ayah meninggal dunia.

Saat ini trauma saya kembali dan saya sudah dua kali membatalkan penerbangan. Banyak yang menyarankan agar saya pasrah, tetapi saya tetap trauma. Anehnya, saya tidak takut naik tornado dan buggy jumping yang merupakan hobi saya, juga tidak takut naik mobil berkecepatan tinggi. Saya sadar saya seperti katak dalam tempurung. Tidak bisa ke mana-mana. Mungkin Ibu punya cara untuk membuat saya sembuh dari trauma tersebut?” Demikian Ny N.

Analisis

Trauma yang dialami Ny N benar-benar katastrofik luar biasa. Terjadinya saat baru bangun tidur setelah kelelahan di perjalanan dan sedang merasakan ketenangan sarapan di pesawat. Peristiwa itu tidak terduga, intens sifatnya, dengan akibat berbulan menderita fisik dan tekanan mental.

Menyimak kemampuan mengatasi rasa takut naik pesawat saat pergi haji, pulang berlebaran dengan keluarga besar, serta niat kuat berlebaran bersama keluarga besar, kita mendapat pencerahan akan kemampuan mental Ny N sebagai modal dasar mengatasi traumanya.

Apalagi Ny N tidak takut naik mobil kencang, masih dapat buggy jumping dan naik tornado, jenis hobi yang dapat dikelompokkan membutuhkan modal kekerasan hati menghadapi ancaman keselamatan jiwa dan raga.

Dapat ditarik kesimpulan sementara, melalui niat kuat, ditambah sugesti, baik obat psikiater maupun sugesti emosional dari pakar manajemen, Ny N mampu naik pesawat tanpa trauma dan selamat pula sampai tujuan. Bahkan bisa bersyukur karena setahun kemudian ayahnya wafat di daerah.

Saran saya, Ny N hendaknya benar-benar menghayati serta menyadari modal mental dasar di atas untuk kemudian mencari psikolog klinis atau psikiater yang memiliki keahlian dalam terapi perilaku yang sekota.

Terapi perilaku membutuhkan kerja sama Ny N serta waktu pertemuan berulang dan agak lama. Pada awal kerjanya, terapis akan melatih Ny N mampu membuat diri rileks secara fisik dan mental melalui latihan relaksasi progresif.

Setelah Ny N memiliki kemampuan membuat diri rileks secara optimal, baru diikuti teknik terapi perilaku spesifik yang dipilih terapis sesuai kepribadian Ny N dan kesediaan Ny N terus bekerja sama dalam melaksanakan rencana rangkaian terapi. Semoga berhasil mengatasi trauma tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com