MANGGARAI, KOMPAS.com - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sekolah menyatakan dua siswa sekolah negeri di Jakarta Timur terancam tidak bisa mengikuti Ujian Nasional tingkat SMA yang dimulai Senin (20/4) ini karena mereka belum membayar iuran sekolah yang mencapai jutaan rupiah.
Menurut Direktur Eksekutif LBH Sekolah, Roder Nababan, kedua siswa itu adalah Hen, siswi sebuah SMA di Cipayung, dan BA, siswi SMK di Durensawit.
Menurut Roder, Gubernur DKI sudah menjanjikan sekolah gratis untuk tingkat dasar sampai SMP dan keringanan biaya sekolah (tingkat SMA) bagi siswa tidak mampu.
”Sudah ada surat tidak mampu, tapi siswa bersangkutan tidak bisa mendapatkan kartu ujian,” kata Roder di kantornya di Manggarai, Sabtu (18/4).
Sebelumnya, seorang siswa SMA negeri di wilayah Matraman menelepon Warta Kota dan mengeluhkan ulah kepala sekolah menahan kartu ujian siswa yang belum membayar iuran sekolah. Kartu itu baru dibagi Senin pagi ini atau beberapa saat sebelum ujian.
”Memang sih, bisa ikut ujian. Tapi kalau kartunya dibagikan Senin pagi, kan mengganggu konsentrasi belajar,” ujarnya.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Kamaludin mengatakan bahwa sekolah dilarang menghalangi siswa yang belum membayar iuran sekolah untuk ikut UN. Kamaludin mengaku belum tahu ada sekolah yang menahan kartu ujian siswa yang belum membayar iuran sekolah.
”Saya belum dengar itu, tolong kasih tahu SMA mana, akan saya cek, tidak boleh itu! Semua siswa harus ikut UN,” kata Kamaludin saat dihubungi, semalam.
Distribusi lancar
Pelaksanaan UN tingkat SMA/SMK akan berlangsung mulai Senin ini hingga Jumat (24/4). Pantauan Warta Kota kemarin, pendistribusian naskah soal UN berlangsung aman dan lancar. Pengiriman naskah dari sebuah percetakan di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur ke tingkat rayon dikawal oleh polisi, tim pengawas dari perguruan tinggi, dan panitia rayon.