Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dansa Tango, Tingkatkan Kesembuhan Penderita Parkinson

Kompas.com - 23/05/2009, 12:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengobatan penyakit parkinson akan makin efektif bila dibarengi dengan terapi dansa, semisal tango. "Dansa adalah bentuk ekspresi gerakan tubuh yang paling komprehensif, sehingga pada penyandang parkinson, dansa dapat menjadi suatu cara yang paling kuat untuk melatih mereka mengontrol gerakan dengan baik. Dansa juga sudah dikonfirmasikan mempunyai nilai rehabilitasi pada penyandang parkinson," terang Dr Banon Sukoandri, SpS, Ketua Yayasan Peduli Parkinson dalam Peringatan Hari Parkinson Sedunia, di Jakarta (23/5). 

Sebuah studi tahun 2008 di Washington University School of Medicine, St Louis, Amerika Serikat, yang meneliti para penyandang parkinson menyebutkan para penyandang parkinson yang mengikuti kelas dansa tango Argentina sebanyak 20 sesi dalam 10 minggu menunjukkan peningkatan dalam hal keseimbangan dan mobilitas jika dibanding dengan pasien yang hanya melakukan senam konvensional.

"Hal tersebut disebabkan karena gerakan dansa tango menggunakan berbagai aspek gerak yang sesuai dengan para penyandang parkinson. Seperti keseimbangan dinamis, berputar, inisiasi gerak, bergerak dengan kecepatan berbeda, dan berjalan mundur," kata dia. 

"Tidak menutup kemungkinan untuk dansa umum yang biasa kita lakukan, seperti untuk di Indonesia ada gerakan poco-poco atau line dance yang sekarang sedang menjadi tren," imbuhnya.

Selanjutnya, Banon menuturkan, dengan harmonisasi dari gerakan dan musik, maka badan, otak, dan perasaan penderita akan terstimulus. "Dengan begitu, mereka tidak hanya diam, mereka juga senang itu sangat membantu proses pengobatan," ujarnya.

Lebih lanjut dia menerangkan, penyandang penyakit parkinson juga perlu memahami terdapat kemungkinan munculnya kembali gejala penyakit parkinson setelah menggunakan suatu jenis pengobatan. "Oleh karena itu, suatu pengobatan dan terapi harus tetap dilakukan (terus). Latihan dansa juga harus tetap dijalankan, kalau tidak maka akan terjadi kemunduran lagi," tuturnya.

Banon berharap, walaupun sampai saat ini penyakit parkinson belum ditemukan obatnya, para penderita parkinson diharap tetap bersemangat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com