Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miranti Dewi: Tak Berjodoh dengan Sekolah

Kompas.com - 03/04/2011, 10:05 WIB

Tantangan pertama, ia harus melawan kemalasan mempelajari produk-produk keuangan yang mesti ia jual. Ternyata, kinerja yang baik segera membuatnya bisa menggaet klien dari kalangan badan usaha milik negara, asuransi, dan dana pensiun.

Namun, tantangan lebih berat adalah melawan pandangan negatif bahwa ia hanya mengandalkan penampilan menarik untuk menggaet klien. Apalagi, sementara ia nyaris tak kuliah, rekan-rekan sejawatnya di perusahaan itu berbekal ijazah pendidikan tinggi dalam dan luar negeri.

Miranti pun kemudian sengaja menggaet klien-klien perusahaan yang dipimpin perempuan. Dengan ketat, ia juga menerapkan kode etiknya sendiri ketika berhadapan dengan klien.

”Aku berpenampilan rapi dan tertutup kalau bertemu klien, biasanya celana panjang, bukan rok pendek. Harus ada pendekatan pula supaya klien tidak genit, misalnya dengan lebih dulu tukar cerita tentang anak,” ujar ibunda Alva (16) dan Daffa (9) ini.

Urusan dengan klien juga diselesaikan Miranti pada jam kerja, tanpa agenda ”ekstra” seperti makan malam, berkaraoke, atau sejenisnya.

Meski biasa bangun siang, ia selalu tepat waktu dalam perjanjian dengan klien, sepagi apa pun. Modal terpentingnya adalah ketelatenan dan keluwesan bergaul. ”Aku bisa berteman sama baiknya dengan satpam, waitress, atau pemilik perusahaan,” ujar Miranti.

Ia juga mencatat ”rekor” mendatangi klien hanya untuk ngobrol tanpa membahas bisnis hingga enam bulan. ”Sampai klienku sendiri yang minta ditawari,” ujarnya sambil tertawa.

Selanjutnya, Miranti berpindah kerja ke perusahaan-perusahaan jasa keuangan lain, tanpa perlu rekomendasi. Kinerja dengan sendirinya selalu menciptakan kepercayaan dan peluang-peluang baru.

Energi keterpaksaan
Menurut Miranti, ia mendapat energi besar untuk bekerja keras dan melawan pandangan negatif karena keterpaksaan. Perceraian sembilan tahun lalu mendorongnya bekerja lebih keras demi membiayai kedua buah hatinya.

”Orang yang terpaksa bisa berbuat apa saja. Tetapi, aku memilih jalan yang baik dan halal, karena aku punya latar keluarga yang baik. Aku akan merasa berharga kalau punya achievement dalam bekerja,” ujarnya, kali ini dengan serius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com