Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Bergoyang Tanpa Perencanaan Matang

Kompas.com - 27/06/2011, 03:26 WIB

Ketidakseimbangan subsidi ini yang membuat KRL commuterline dilahirkan. Tarif yang ditetapkan juga didasari berbagai pertimbangan, termasuk biaya yang dibutuhkan untuk membuat KRL tetap hidup ketika subsidi pemerintah seret.

Suyono Dikun, Guru Besar Perencanaan dan Kebijakan Transportasi Universitas Indonesia, mengatakan, perubahan jadwal dan tarif merupakan keputusan sensitif karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Demi peningkatan pelayanan, keputusan seperti ini harus diambil dengan segala risiko.

Seiring dengan keputusan itu, masyarakat berhak mengontrol peningkatan pelayanan.

Dukung kereta api

Suyono melihat persoalan mendasar adalah bagaimana membangun PT KCJ menjadi perusahaan profesional, mandiri, efisien, dan dapat memberikan pelayanan yang nyaman.

Idealnya, perlu investasi pemerintah dengan mengucurkan dana puluhan triliun rupiah untuk membangun jalur baru, jalan layang, underpass, stasiun yang modern, dan persinyalan yang canggih dengan tenaga listrik yang jauh lebih besar dari saat ini. Pemerintah harus meningkatkan anggaran untuk perkeretaapian sampai dengan sekitar Rp 20 triliun per tahun dan mengundang sektor swasta untuk menanamkan investasi.

Seiring dengan itu, Direktorat Jenderal Kereta Api harus meningkatkan kemampuan personel dan kelembagaannya agar mampu melaksanakan pembangunan besar-besaran perkeretaapian Jabodetabek.

Dalam jangka pendek sampai tahun 2013, pemerintah harus memperbaiki kondisi stasiun, penambahan KRL, dan menghentikan penumpang yang naik ke atap. Pada jangka menengah sampai tahun 2015, pemerintah harus meningkatkan anggaran operasional untuk KRL menjadi Rp 20 triliun per tahun. Dana ini untuk mengejar kemampuan mengangkut penumpang 1,2 juta penumpang per hari.

Pemerintah juga perlu memikirkan integrasi stasiun dengan bus transjakarta dan membangun infrastruktur pendukung.

Sementara untuk jangka panjang, sampai tahun 2025, KRL harus dapat mengangkut 3 sampai 5 juta penumpang per hari. Pada tahap ini sudah ada peningkatan daya listrik secara signifikan, perbaikan persinyalan, perhatian serius pada keselamatan, kecepatan, dan manajemen yang profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com