Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legoksari dan Tembakau Srintil

Kompas.com - 04/11/2011, 11:32 WIB

Tembakau srintil dihasilkan dari daun paling atas pada tanaman tembakau. Biasanya dipetik paling akhir.  Sewaktu masih di pohon, tak ada yang bisa mengetahui lembaran daun itu akan menjadi srintil.

Petani baru mengetahui telah memanen srintil setelah daun tembakau yang dikeram seperti membusuk, mengeluarkan cairan yang menyebarkan aroma harum.

Pembawa harum

Salah satu wilayah penghasil srintil adalah Dusun Lamuk, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo. Dusun ini ada di lereng timur Gunung Sumbing. Letaknya paling atas di kawasan tersebut.

Kepala Desa Legoksari Subakir mengatakan, harga tertinggi tembakau srintil yang kebanyakan dihasilkan daerah Lamuk mencapai Rp425 ribu per kilogram.

Menurut dia, tembakau srintil yang muncul tahun ini kebanyakan grade atau totol G, tidak bisa mencapai grade H.

"Kemarau tahun ini cukup panjang, namun karena pengaruh angin yang terlalu kencang kualitas tembakau srintil tidak bisa maksimal, rata-rata grade G," katanya.

Dari sekitar 400 hektare ladang tembakau di Desa Legoksari, biasanya dihasilkan 300 keranjang tembakau srintil. Setiap keranjang rata-rata berisi 40 kilogram tembakau.

Subakir menuturkan, produksi tembakau di daerahnya tahun ini sekitar tujuh kuintal per hektare.  Namun, secara umum kualitas tembakau tahun ini sangat bagus. Harganya pun berlipat ganda dibandingkan tahun sebelumnya.

Harga terendah tembakau di Legoksari sendiri adalah Rp60 ribu per kilogram. Dan ini adalah untuk tembakau totol A.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com