Subakir tidak mengungkapkan harga srintil.
Yang jelas, menurut Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, Rumantyo, srintil hanya muncul di daerah tertentu.
Desa Tlilir dan Legoksari di Kecamatan Tlogomulyo adalah termasuk daerah penghasil tembakau srintil. Produksinya sendiri terbatas.
Rumantyo mengatakan bahwa permintaan srintil dari pabrik rokok tidaklah banyak, mengingat tembakau beraroma khas ini hanya berfungsi mempengaruhi aroma tembakau lain saat ditumpuk di gudang.
Jimpitan
Berbeda dari umumnya petani tembakau yang boros setelah memanen tembakaunya dengan membeli barang-barang mewah, petani tembakau di Desa Legoksari tidak seperti itu.
Mereka hidup dalam kekerabatan yang kental. Hidup bergotongroyong, penuh kekeluargaan, dan guyup rukun.
Warga desa ini mempunyai kebiasaan untuk menyisihkan 2,5 persen hasil panen tembakau untuk membantu program pembangunan desanya.
"Kemudian disumbangkan kepada desa untuk program pembangunan, baik fisik maupun nonfisik," lanjut Subakir.
Sumbangan 2,54 persen ini mereka sebut "jimpitan". Tahun ini telah terkumpul sekitar Rp100 juta dan diperkirakan masih bertambah karena sebagian warga belum menyetor.