Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com - Dari jangka waktu Januari hingga pertengahan Februari tahun 2012 ini, telah tercatat lima orang tewas akibat jatuh dari atap kereta api. Hal tersebut dikatakan Kepala penertipan PT KAI Daerah operasional I (Daops I), Ahmad Sujadi.
"Dalam satu setengah bulan ini, sudah lima kali kejadian jatuhnya penumpang kereta di atap, lima orang meninggal dan tujuh orang mengalami luka parah," ujar Ahmad Sujadi usai mengikuti pertemuan dengan pedagang stasiun layang di stasiun Cikini, Selasa (14/2/2012).
Sujadi mengatakan, lima kejadian tersebut berlangsung di jalur kereta Bekasi dan Bogor. "Lintas Bekasi 2 kali kejadian dengan korban 2 orang luka dan 2 orang meninggal. Lintas Bogor 3 kali kejadian itu 3 orang yang meninggal dan sisanya luka parah," kata Sujadi.
Sujadi berharap agar para penumpang yang sering membandel tersebut untuk tidak lagi lakukan aksi nekat mengingat telah memakan banyak korban jiwa. "Kepada atapers itu untuk sadar lah, karena bahaya sekali di atas, dapat menghilangkan nyawa," kata Sujadi.
Padahal, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi I Jabodetabek terus berupaya melakukan penertiban penumpang yang kerap menjadikan atap kereta sebagai tempat duduk. Salah satu upaya PT KAI adalah dengan pemasangan bola beton dan pintu koboi untuk mengantisipasi penumpang membandel.
Jika pihaknya melihat cara tersebut tidak berhasil, Sujadi menambahkan, pihaknya telah berencana akan melakukan penambahan gerbong sehingga seluruh penumpang kereta dapat masuk kedalam gerbong dan diharapkan tidak lagi naik di atap kereta.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang