Lalu, untuk apa sekolah? Di sisi lain, banyak lulusan perguruan tinggi menganggur. Fenomena ini menjadi antitesis konsep pendidikan sebagai cara memperbaiki nasib dan kesejahteraan.
Ini juga menunjukkan pemahaman kurang pas soal pendidikan. Apakah pendidikan itu diorientasikan untuk mencari kerja? Bukankah pendidikan mencerahkan pemikiran, tidak semata-mata untuk mencari kerja?
Persoalan putus sekolah kian kompleks. Ini tak cukup dengan memperbanyak sekolah gratis dan mengalokasikan anggaran pendidikan 20 persen. Apalagi, dinas pendidikan setempat abai dengan angka putus sekolah. Dinas Pendidikan Kota Cirebon, misalnya, tidak memiliki data anak putus sekolah. Ironis!
”Pendidikan kita harus diperbaiki total dan dikembalikan pada filosofi, yakni untuk mencerahkan akal budi manusia, menjadikannya manusia yang manusiawi, bukan pemburu pekerjaan,” ungkap Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.