Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksplorasi Gaya Asimetris Para Desainer Kampus

Kompas.com - 21/05/2012, 14:36 WIB

KOMPAS.com - Gaya asimetris memberi kesan muda dan unik. Dan, mengikuti tren asimetris yang sedang berlaku saat ini, sejumlah desainer muda dari kampus-kampus mencoba mengeksplorasi gaya ini lebih jauh melalui koleksi busana mereka. Beberapa sekolah dengan jurusan fashion design atau tata busana seperti Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Esmod, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menampilkan hasil rancangan mereka dalam ajang Jakarta Fashion & Food Festival di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (19/5/2012) lalu.

Dengan menghadirkan tema The E-Craft, enam desainer alumni Esmod mencoba menciptakan suatu karya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekeliling kita. Dengan kata lain, "Kami menggunakan bahan-bahan alami serta produk ramah lingkungan," ungkap Vonny Kirana, salah satu desainer Esmod, saat konferensi pers di Hotel Harris.

Esmod menghadirkan berbagai koleksi busana yang futuristik, penuh dengan garis-garis tegas, dan potongan asimetris. Busana yang didominasi dengan warna-warna gelap dipadukan dengan celana panjang hitam membuat kesan futuristik makin terasa. Namun, pada koleksi busana lainnya, para desainer muda ini banyak menggunakan permainan draperi yang memberi aksen modern dan bervolume pada busananya. Kreativitas mereka juga terasa pada busana yang terinspirasi dari kostum anak-anak yang unik.

"Gabungan siluet ballet, peri, putri, dan pangeran, dalam warna-warna netral dan creamy menghasilkan karya yang unik dan berbeda," ungkap Intan Ayundavira, salah satu desainer Esmod. Koleksinya banyak menggunakan aplikasi berupa bordir, draperi, serta beberapa aksen etnik dari kain tradisional.

UNJ menampilkan karya 38 desainer dengan tema Eastenix. Tema ini memamerkan koleksi ready to wear dengan nuansa ketimuran melalui rancangan bergaya etnik. Hampir semua desainer menampilkan dominasi warna coklat dan hijau lumut. Garis busana yang dihadirkan terlihat simpel, dan banyak menampilkan aksen tumpuk, gaun panjang dengan belahan yang cukup tinggi, serta cutting yang asimetris. Untuk mempertegas unsur etnik, mereka menggunakan bahan-bahan tradisional seperti kain tenun yang dipadukan dengan bahan lain seperti sifon dan lace. Sayangnya, penggunaan kain tenun dengan garis rancang asimetris membuat koleksi mereka terkesan seragam.

Dibandingkan dengan koleksi mahasiswa Esmod dan UNJ, mahasiswa IKJ terlihat lebih berani mengeksplorasi ide maupun pemilihan warnanya. Mereka banyak bermain dengan warna-warna neon seperti hijau, oranye, biru, ungu, dan pink. Warna-warna ini sengaja dipilih untuk menghidupkan kesan ceria untuk busana bertema joyful paradise. Gaya busana mereka dibuat lebih eksentrik dan mencolok sehingga lebih menarik perhatian. Tabrak warna serta teknik draperi yang dihadirkan membuat busananya terlihat lebih eksperimental.

Tambahan motif lurik dan bahan-bahan lain yang terkesan tradisional makin menonjolkan keunikan koleksi mereka. Namun bahan-bahan tradisional itu bisa tampil lebih modern melalui rancangannya, seperti atasan bergaya one shoulder atau rok mini bertingkat. Dalam besana-busana ready to wear ini, mahasiswa IKJ mengajak orang untuk lebih berani berekspresi dalam berbusana.

Temanya Explorative Explosion, namun koleksi busana yang ditampilkan mahasiwa ITB terlihat lebih bersahabat dan bergaya simpel. Mereka banyak berkreasi dengan kain tenun dan rajut, serta banyak bahan lain untuk menghasilkan koleksi busana formal dengan rok berpotongan asimetris. Gaya kasual pun menjadi terkesan lebih formal berkat paduan jeans dengan bolero dan kardigan batik.

Koleksi busana siap pakai yang dipamerkan oleh tim ITB secara keleseluruhan memiliki daya jual yang lebih tinggi karena rancangannya yang simpel namun tetap elegan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com