Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewi Makes: Komitmen untuk Pendidikan Anak

Kompas.com - 05/06/2012, 09:22 WIB

Yayasan sosial itu membutuhkan banyak dana sehingga memicunya bekerja keras. Meski punya bakat di bidang bisnis, Dewi harus belajar banyak tentang bisnis jasa di bidang hospitality.

”Saya belajar pada dosen luar biasa,” ujarnya dengan tawa berderai, ”Namanya Jozua Makes....”

Memegang tradisi
Suatu pagi, dengan suara ceria Dewi mengabarkan, ”Anak kami yang kedua diterima di Fakultas Kedokteran UI, tanpa tes, setelah hasil ujiannya keluar. Dia memang ingin sekali kuliah di situ… Tuhan sungguh Mahabaik....”

Dewi merasakan banyak keberuntungan dalam hidupnya. Ia mampu membiayai putri sulungnya belajar ke Amerika Serikat, tetapi Anandita (21) berangkat ke college di AS dengan beasiswa tiga tahun lalu. Banyak keajaiban ditemuinya, yang dipahami orang sebagai ”keberuntungan”, termasuk pilihan bisnisnya.

Begitulah. Meski hidup berkecukupan, ia tak meninggalkan laku tirakat yang diwariskan secara turun-temurun dari para sepuh. Dewi mengaku menjalani puasa Senin-Kamis hampir sepanjang hidupnya sebagai istri dan ibu, ditambah puasa weton pada hari lahir dirinya, hari lahir anak-anaknya, dan suaminya. ”Supaya selamat menjalani hidup,” ungkapnya.

Anak ketiga dari lima bersaudara itu memang dibesarkan dalam tradisi Jawa yang cukup ketat. Ibunya mengajari anak-anaknya untuk selalu menjalani laku tirakat. ”Ibu dulu melakukan yang sekarang saya ikuti. It works...,” tuturnya.

Warisan budaya
Dewi bertemu Yozua ketika keduanya kuliah di Universitas Indonesia. Yozua kuliah di Fakultas Hukum, Dewi di Sastra Perancis. Namun sebenarnya, ”Saya ingin jadi arsitek,” kenangnya.

Ia memang diterima di jurusan arsitektur suatu universitas swasta, tetapi pada saat bersamaan, ia diterima di Sastra Perancis UI. Pilihannya ke UI menjadi seperti blessing in disguise. ”Kuliah itu mengantar saya mencintai bahasa Perancis dan bidang pendidikan sehingga saya memutuskan untuk mengajar.”

Namun, kecintaannya pada arsitektur tak padam. Kemudian malah tersalurkan dalam pembangunan tiga resort di Mendut dan Bali yang setara hotel bintang lima, serta apartemen milik keluarga itu. Ia pula yang memilih perabotan dan memadu-padankan.

Nuansa kayu mendominasi bangunan dan perabot di dalam resort dan function house milik keluarga itu. Dewi juga tak segan berburu perabot-perabot kayu lama untuk dirawat dan difungsikan. ”Kayu itu sangat Indonesia, warisan budaya Nusantara,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com