Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewi Makes: Komitmen untuk Pendidikan Anak

Kompas.com - 05/06/2012, 09:22 WIB

”Hope Ambassador”
Di pelosok-pelosok itu, Dewi bertemu ratusan anak dengan potensi besar tetapi penuh keterbatasan. Meski ada kebijakan khusus, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan ada program wajib belajar sembilan tahun. Namun, ia mengamati, jaminan atas hak-hak anak, khususnya hak atas pendidikan, masih terasa mewah bagi banyak anak.

”Masih banyak anak tidak beruntung dan hidup dalam kondisi ketidakadilan, ” ia menambahkan, ”Hidup mereka kurang layak, tak bisa makan tiga kali sehari, kurang gizi, tak bisa sekolah, dan harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga.”

Dewi mengisahkan pertemuannya dengan anak-anak usia sekolah dasar yang bekerja di kebun karet dan di tambang-tambang emas rakyat. ”Saya sangat terpukul melihat melihat kondisi mereka....”

Situasi itulah yang membuat Dewi membuat komitmen untuk membantu pendidikan anak-anak. ”Saya ingin mengajak lebih banyak teman kelas menengah untuk bertindak, membantu pendidikan anak-anak di berbagai pelosok yang jumlahnya sangat banyak,” tuturnya.

Dewi bergabung dengan Wahana Visi Indonesia (WVI), suatu organisasi non-pemerintah di bidang kemanusiaan yang terfokus pada anak. Ia berhasil mengumpulkan sumbangan beasiswa untuk lebih 400 anak, dan dipilih menjadi satu dari 16 Hope Ambassador WVI.

Organisasi itu menyantuni dan mendampingi anak-anak dan keluarganya pada 40 lokasi program pengembangan masyarakat, tersebar di sembilan provinsi, termasuk Aceh.

Dewi merasa nyaman bergabung dengan WVI karena organisasi itu transparan dan bekerja dengan pemahaman bahwa persoalan kemiskinan, penderitaan, dan penindasan tak bersekat. ”Realitas perbedaan sangat dihormati sehingga ruang kemanusiaan terbuka lebar,” tuturnya.

Batas langit
Pendidikan anak merupakan wilayah kerja sosial keluarga Makes sejak lama. Bersama suaminya, Yozua Makes—pemilik Firma Hukum untuk Keuangan, Makes and Partners—Dewi mendirikan yayasan sosial di bidang beasiswa untuk pendidikan anak.

Ia meletakkan cita-citanya di situ: membuat hidupnya bermakna dan menjadi berkat bagi orang lain. ”Sebagai perempuan, saya percaya, sky is the limit,” ujarnya.

Dengan kerja sosial itu, ia juga mendidik anak-anaknya untuk mengoptimalkan talenta yang dimiliki, punya motivasi tinggi, serta bertanggung jawab pada hidup dan Sang Pencipta Kehidupan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com